BAB 39| Tanggung Jawab Raksa

16.1K 1.6K 412
                                    

Alda memantulkan bola basket di tangannnya. Pikirannya sejak tadi berkelana memikirkan banyak hal terutama soal Dargez dan Cargion. Bahkan setelah kegiatan olahraga kelasnya selesai, Alda tidak ikut pergi ke kantin bersama teman-temannya untuk beristirahat, gadis itu memilih diam bersandar pada tiang basket yang ada di pinggir lapangan.

.

Kepergian Dirga yang mulai menjauh nyaris membuat Alda kehilangan semangat. Tetapi bagaimanapun ia tidak akan menyerah demi memperbaiki hubungan Dargez dan Cargion agar bisa kembali pada titik semula.

"Ga!"

Laki-laki itu kembali berbalik. Dengan segera Alda melangkah menghampiri.

"Gua bener-bener butuh bantuan lo banget. Gua udah gak punya cara lain lagi." Matanya menatap Dirga penuh permohonan.

Alis Dirga terangkat. "Rules. Ada bayaran di setiap bantuan." Dirga rasa jawaban ini bisa membuat Alda berhenti membahas Cargion kepadanya. Dia tidak bisa membawa Alda untuk masuk ke dalam bahaya, Raksa bisa saja memberinya hajaran jika tahu Alda terluka karenanya.

"Lo boleh minta apapun dari gua asal lo jelasin alasan lo keluar Dari Cargion."

Mendengar permintaan itu tentu membuat Dirga cukup terkejut. Ia bahkan tidak menduga bahwa Alda akan berani mengambil resiko sebesar ini. Tapi sekarang ia tahu kenapa Dargez menerima orang seperti Alda. Gadis itu sangat nekat. Berani ambil resiko dan tentunya penuh tanggung jawab.

Cowok itu diam menimbang beberapa saat setelah akhirnya mengangguk setuju. "Oke."

Sudut bibir Alda terangkat naik. "So, what your reasons?"

"Aturan dalam Cargion." Dirga berdiri menghadap gadis itu dengan sorot mata serius.

"Saat ketua gak bersepakat dengan wakil ketua, dan diantara mereka gak ada yang mau ngalah, wakil lebih baik mengundurkan diri." Lanjut Dirga.

"Hah? Bukannya itu bisa ngehancurin geng lo?"

"Ketua dan wakil itu harus punya pikiran sejalan. Posisi gua dan Kelvin sama-sama tinggi. Buat apa sebuah aturan di buat kalo bersepakat aja gak bisa?"

Apa yang Dirga bilang rasanya bagai sebuah ledakan yang membuat kening Alda mengernyit bingung. Sedikit tidak disangka, ternyata Cargion memiliki prinsip yang berbeda dengan Dargez. Mungkin dalam Dargez ketua tidak akan mendapatkan bantahan, karena siapapun yang berkhianat akan dianggap sebagai musuh. Tapi dalam Cargion mereka punya peraturannya sendiri dan tentunya tidak bisa dilanggar begitu saja.

"Bukannya ada konsekuensi yang harus di bayar kalo lo ngelanggar aturan?"

"Cargion punya prinsip. Siapa yang berani perang, dia yang menang. Lo tau kan? Kenapa Gevariel bisa ambil alih Cargion?"

Alda mengangguk. "Karena dia punya backing kuat yang gak bisa kalian lawan tanpa strategi."

"Jadi saat Kelvin lebih milih nyerahin Cargion, gua keluar saat itu juga. Secara gak hormat. Gua lebih baik pergi di banding harus jadi budak musuh." Tukas Dirga.

.

Tatapan kosongnya masih terarah pada lapang basket. Percakapannya dengan Dirga tempo hari yang lalu masih menyelubungi seluruh sudut-sudut kepalanya. Benak Alda dipenuhi oleh berbagai pertanyaan, menduga apapun yang sekiranya masuk akal untuk di jadikan alasan. Utamanya tentang Galuh, satu-satunya bagian terpenting Dargez yang tiba-tiba mengeluarkan diri di tengah keadaan Dargez yang kacau.

Apakah alasan Galuh mengeluarkan diri Dargez karena tidak bersepakat dengan Raksa seperti Kelvin dan Dirga? Atau dia takut Cargion akan mengambil alih Dargez?

ARUNIKA [END]Where stories live. Discover now