BAB 4| Babak Belur

23.7K 2.1K 206
                                    

Alda sedang berjalan menyusuri lorong bersama Rachel. Pikirannya seperti berbenturan kala mengingat kenangan dan kebiasaan bersama sahabatnya satu tahun lalu saat jam istirahat. Sejak peristiwa tawuran Dargez dan Fazer yang berhasil menewaskan sahabatnya sekaligus kakak kandungnya di waktu itu, hari-hari Alda selalu terasa kurang. Tidak ada lagi Syabina, tidak ada lagi suara berisik dari sahabatnya yang sudah pulang pada Tuhan itu, sekarang hanya ada Rachel yang selalu bersama Alda, menggantikan sosok teman meski nama Syabina selalu ada di bayang-bayangnya setiap hari.

Rindu.

"Bay the way gua udah nemu akun instagramnya si anak baru." Saut Rachel.

Alda mengerling malas. "Kenapa sih semua orang ngebahas dia mulu? Kaya spesial aja tuh cowok."

Berita tentang anak baru di kelas 12 IPA 3 menyebar secepat kilat di seantero Padja Utama. Jika Raksa yang selalu menjadi bahan perbincangan, mungkin tidak untuk hari ini. Semua orang membicarakan satu nama yaitu Al Gevariel.

"Gimanapun statusnya, orang-orang yang ada di sekolah ini patut dicurigai, Al." Kata Rachel, gadis itu mendengus. "Apalagi posisi lo itu jadi ceweknya ketua Darz, yakin lo gak di mata-matain?"

Jiwa stalker perempuan memang tiada tanding. Bahkan Gevariel belum sehari bersekolah di sini, tapi namanya sudah banyak di perbincangkan, instagramnya menjadi topik utama siswi-siswi Padja Utama hari ini seakan nama Gevariel akan terus menjadi tanda tanya. Dari yang Alda dengar, Gevariel adalah anak dari konglomerat tersohor di negeri ini.

"Mata-mata gimana sih Chel, orang dia anggota Cargion." Desis Alda.

"Cargion bubar. Lagian mana ada orang yang rela pindah padahal udah kelas 12, nanggung bentar lagi lulus, aneh kan?"

Alda menoleh dengan kening mengernyit. Benar apa yang dikatakan Rachel, tapi bagaimanapun kepindahan Gevariel ke sekolah ini ada alasannya. Terlepas dari apapun itu, ia berharap tidak akan ada teka-teki yang akan terjadi lagi. Tahun ini hanya akan di penuhi bahagia, semoga.

"Eh, gua harus ke ruang guru ngambil hasil ulangan. Lo duluan ntar gue nyusul." Ucap Rachel setelah melihat pesan di ponselnya.

Alda hanya membiarkan Rachel pergi dan tetap berjalan menuju kantin. Ia malah memikirkan pembahasan Rachel barusan.

Gevariel jadi mata-mata?

"Al!"

Alda berbalik saat ada yang memanggilnya dari belakang. Seketika tubuhnya menjadi beku saat itu juga, matanya langsung bertubrukan dengan pemilik sorot mata tajam yang sejak tadi membayangi pikiran gadis itu.

Sejak kapan Gevariel ada di belakangnya?

"Al, ada yang perlu di bagiin." Tatapan Alda beralih kepada Mordan, 12 IPA 1 yang notabenya adalah pacar Rema. Cowok itu mendekat dengan beberapa lembar kertas.

Mordan menyerahkan satu lembar kertas kepada Alda. "Gua gak tau ketua kelas lo di mana, jadi gua nitip ya? Itu buat ngedata ekskul yang di ikutin anak-anak kelas lo."

Sedangkan tatapan Alda tidak fokus karena Gevariel berlalu begitu saja melangkah melewatinya. Aroma parfum tercium jelas, aroma mahal yang bisa membuat spekulasi orang-orang yang membicarakannya di cap valid. Aroma semahal Raksa, hanya dia yang bisa menandinginya.

Tapi sebentar,

Jadi sejak tadi Gevariel ada di belakangnya? Apakah dia mendengar percakapannya dengan Rachel?

"Al, ngelamun lo."

Alda terkesiap. "O-oh iya, kenapa?"

"Nanti jangan lupa di kumpulinnya besok." Ucap Mordan.

ARUNIKA [END]Where stories live. Discover now