BAB 34| Select One

15.2K 1.7K 360
                                    

Arena sirkut balapan malam ini sangat bising. Dentuman musik DJ menggelora mengiringi suara deruman motor yang kini saling bersahut di dekat garis start. Dengan tangan terangkat, semua orang bersorak menyerukan nama jagoan mereka masing-masing.

Alda yang baru saja sampai di arena segera turun dari mobil. Gadis itu berlari ke arah inti Dargez yang kini berada di pinggir jalan. Ia menatap lambang serigala pada punggung jaket orang-orang yang berjejer di sepanjang pinggir jalanan. Tampaknya salah satu anggota Dargez sedang turun ke arena.

"RAKSA KANAGARA! WILL NOT BE DEFEATED!"

Teriakan lantang yang menyebut nama Raksa membuat Alda segera melesak menerobos kerumunan.

"Raksa ikutan?!" Teriaknya.

Giana mengangguk sebagai balasan.

Alda menatap Galuh yang menyesap rokoknya, matanya menyipit seraya menghembuskan asap rokok itu ke udara. "Lo harus liat seberapa hebat ketua lo itu, Al!"

Lalu Alda menatap dua orang yang sekarang tengah menarik gas motor di belakang garis start. Kepulan asap menguar dari belakang motor mereka masing-masing. Pandangannya terfokus pada plat motor yang sangat ia kenali, 'B 401 KGR' plat motor Raksa.

"Lo tau siapa lawan dia?!" Teriak Alda. Bising di arena membuat ia harus bicara lebih keras.

Giana menggeleng dan merangkul bahu gadis itu. "Anonim! Tapi tenang aja, Raksa gak pernah kalah!"

"Sa! Hati-hati di belokan!" Teriak Arza.

Suara derum motor sebagai awalan, gas yang di tarik berulang kali membuat jarum spidometer bergerak naik turun, serta seruan-seruan itu semakin membuat suasana terasa lebih menegangkan. Seorang wanita berpakaian minim mulai berdiri membawa bendera balap di tengah-tengah posisi mereka.

Riuh semakin menjadi. Raksa menutup kaca helm fullfacenya dan menoleh ke arah kiri dimana lawan balapannya sudah siap, kemudian Raksa menatap senjata api yang kini mulai di angkat ke udara. Hingga-

Dor!

Raksa langsung menarik gas saat bunyi tembakan peluru terdengar. Melaju dengan kecepatan tinggi mendahului lawan balapnya. Kedua motor mereka beriringan di atas aspal hitam yang menjadi jalur balapan kali.

Alda menahan napasnya seketika. Ia menatap Raksa dengan gelisah. Riuh yang menyerukan nama Raksa malah membuat gadis itu semakin khawatir. Padahal setiap belokan yang tajam berhasil dilewati oleh Ketua Dargez itu.

"Santai Bu bos! Santai!" Kata Kenzo yang saat ini sibuk bersorak dengan Galuh.

Banu merangkul salah satu perempuan yang baru saja ia temui tadi. "Taruhan! Kalo ketua gua menang, lo jadi pacar gua!"

Perempuan itu terkekeh. "Deal!"

Alda menggeleng, dunia malam yang sebelumnya tidak pernah Alda rasakan ternyata sedikit lebih mengerikan di banding cerita-cerita fiksi yang ia baca di buku novel. Area ini bebas. Siapapun bisa melakukan apa yang mereka mau tampa khawatir dengan konsekuensi.

"Jangan kemana-mana. Terus di deket kita kalo lo mau aman." Saut Divel.

Gadis itu menoleh.

"Banyak yang ngincar anggota Dargez." Lanjut Divel lagi.

Alda mengabaikan hal itu dan kembali menatap balapan mereka. Satu putaran terakhir membuat semua orang menegang. Motor mereka saling menyalip satu sama lain untuk mendahului. Seruan-seruan di sini juga semakin berisik. Galuh maju menatap laju motor Raksa.

"HARGA DIRI HARGA MATI!" Teriak Galuh.

Raksa menarik gas pada titik maksimal melaju lurus hingga sampai ke garis finish lebih dulu. Anggota Dargez langsung bersorak senang mengangkat tangan mereka sebagai tanda balapan selesai.

ARUNIKA [END]Where stories live. Discover now