MY BODYGUARD-01

18.4K 129 9
                                    

~Jack Miller on Mulmed~

Halo, aku bawa cerita baru, sequel dari BASTARD!, menceritakan Jack dengan bodyguard cantik. Yg blm tau siapa Jack dan gimana cowok itu, kalian bisa baca story 'BASTARD!' terlebih dahulu ya... Aku ingetin juga, lapak ini mature, nanti aku kasih warning aja supaya kalian bisa skip kalo kalian gak suka. Sekian..

Tandai typo*

Selamat membaca;)

.
.
Tidak ada yang menarik di dalam kehidupan Jack, kuliah, bersenang-senang dengan wanita, mabuk-mabukkan dan menghambur-hamburkan uang Ayahnya. Hingga tiba dimana ia pertama kali merasakan sakit hati ketika menyadari perasaan terlarangnya pada seorang gadis yang sayangnya kekasih dari sahabatnya sendiri.

Jack tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima, pasrah dan menikmati rasa sakit di hatinya, ia hanya dapat mencintai gadis bernama Alea itu dalam diam.

Dan juga karena gadis manis itu, kehidupan Jack yang awalnya tidak karuan, kini berubah drastis. Jack ingin menjadi pribadi yang lebih baik, dan meninggalkan segala kebiasaan buruknya.

Lalu di suatu ketika, Jack bertemu dengan seorang gadis cantik ⎯bodyguard Alea, awalnya Jack tidak merasakan apa-apa pada gadis itu, namun semuanya berubah kala mendapati gadis robot tersebut sama sekali tidak tertarik padanya.

Mulai saat itu, Jack mencoba mendekati gadis bernama Joyanna Beatrix tersebut.. yahh setidaknya mengobati rasa perasannya karena melihat Ana sama sekali tidak berminat padanya.

Hei, memangnya masih ada yang menolak pesona Jack? Semua wanita tidak ada yang bisa menolak dirinya.. um kecuali Alea. Shit! Mau bagaimana lagi? Tidak mungkin Jack merebut kekasih sahabat keparatnya itu.

Saat ini, pria tampan bernama Jack itu bergumam kecil di dalam tidur nyenyaknya, membuat seorang gadis yang tidur di sampingnya terusik, lalu mencoba membangunkan Jack.

"Alea..."

"Alea... iya sayang, aku juga cinta sama kamu."

Rupanya Jack memimpikan Alea, dia memang sering memimpikan gadis yang masih mengisi relung hatinya itu, karena melupakan perasaannya pada Alea bukan hal yang mudah.

"Jack! Bangun woi bangun!!"

Jack menggeliat, menepis sentuhan wanita itu, lalu kembali memeluk guling.

"Jack!!" Wanita itu pun lantas mengambil bantal, lalu memukul wajah Jack dengan keras, membuat pria tampan itu terkejut, sontak bangun dan mendudukkan tubuhnya.

"Mana Alea?!!"

"Alea Alea mulu! Lama-lama gue pecahin juga biji lo nyebut-nyebut nama cewek lain waktu kita bercinta!" geram cewek itu.

Jack mendesah kasar, merenggangkan otot-ototnya. Ah sepertinya dia bermimpi lagi, dan... oh apa ini? Kenapa dia berakhir tidur bersama Caroline?! Jack memijat pelipisnya berusaha mengingat apa yang terjadi tadi malam.

"Koreksi ucapan lo ya, bukan bercinta, tapi ngentot. Bercinta itu buat yang saling mencintai," ralat Jack.

Membuat wajah Caroline merah padam karena marah.
"Kita pacaran, Jack! Tapi kamu selalu nyebut nama Alea kalo kita lagi bercinta."

"Diam!" Jack menatap tajam Caroline. "Lo ingat gue nerima lo karna terpaksa, gue gak cinta sama lo."

Air mata Caroline turun, dia mengetatkan rahangnya geram. Tadi malam Jack memang mabuk, tapi pria itu sama sekali tidak menyentuh dirinya.

Jack segera turun dari ranjang, mengenakan pakaiannya dengan cepat, mengambil ponselnya, lantas meninggalkan apartemen Caroline.

Sekarang Jack sudah ingat, tadi malam ia melihat Ana ⎯cewek robot itu minum bersama seorang pria di club. Jack tidak tahu kenapa dia tidak senang melihat pemandangan tersebut, terlebih ketika Ana tertawa lepas dengan pria itu, sementara pada dirinya Ana selalu bersikap formal.

Ana sudah beberapa minggu bekerja padanya sejak gadis itu di pecat oleh Briana ⎯Ibunya Alea. Kala itu, Jack memang hanya ingin mengobati rasa penasarannya, namun tidak tahu mengapa, Jack semakin ketagihan menggoda gadis super cuek itu.

Dan semalam, Jack sudah mencoba mengajak Ana untuk pulang, dan apa yang Jack terima? Kalimat menyakitkan dari Ana. Gadis itu mengatakan bahwa dia hanya orang asing. Meskipun tidak salah, tapi Jack tidak terima itu.

Mobil Jack memasuki perkarangan rumahnya, melangkah lebar di dalam rumah namun tidak mendapati Ana. Biasanya pagi ini, gadis itu sudah stay di rumahnya.

"Dimana Ana?" tanya Jack pada salah satu pelayan yang sedang menyapu lantai.

"Ah Joy? Um, saya tidak tau persis tuan, cuma tadi saya dengar-dengar kalau bibinya sedang sakit parah," kata pelayan muda itu tetap menundukkan pandangannya.

Shit, Jack segera memasuki lift menuju kamarnya, dengan secepat kilat ia membersihkan tubuh, berpakaian rapi lantas pergi mencari Ana. Di dalam mobil, Jack berulang kali menghubungi gadis itu namun tidak mendapatkan jawaban.

.
.
.

Klik~

Bunyi pintu terbuka membuat kedua orang yang sedang bercakap di dalam sana berhenti lalu menatap ke arah Jack.

"Anda kenapa kemari? Hari ini saya sudah izin pada Nyonya."

Jack mendesah kasar mendengar kalimat Ana yang terdengar dingin, dia mengabaikan gadis cantik itu, lalu beralih pada seorang wanita paruh baya.

"Halo Bibi, gimana kabarnya?" tanya Jack dengan amat ramah.

Bibi Imelda tersenyum, dia merupakan satu-satunya yang Ana punya di dunia ini. Bibi Imelda tinggal bersama Ana.

"Seperti yang kamu liat, kayaknya Bibi udah gak kuat."

"Bibi, jangan ngomong kayak gitu," lirih Ana terdengar sendu. Dia tidak tega melihat Imelda terus sakit-sakitan seperti ini, Ana tak mau kehilangan keluarganya satu-satunya.

Jack tertegun melihat kedua mata Ana berkaca-kaca, selama ia berusaha mendekati gadis itu, Ana selalu bersikap tegas, tegar, bersikap seolah tidak memiliki beban. Namun, pertama kalinya Jack melihat Ana bersedih, membuat Jack memiliki perasaan ingin melindungi gadis itu ⎯meskipun ia tahu Ana cukup kuat. Namun begitu, dia tetap seorang perempuan yang lemah.

"Bibi, saya tau Bibi kuat. Jangan khawatir untuk pengobatan Bibi, saya sudah menyiapkan semuanya."

Mendengar itu membuat Ana segera menatap tajam ke arah Jack. Pria gila itu selalu berbuat seenaknya.
"Maaf, sir. Silakan keluar dari ruangan ini."

"Cukup, Ana. Sampe kapan lo terus keras kepala nolak ketulusan gue?"

"Saya bisa membiayai Bibi saya sendiri."

Jack berdecak, si gadis keras kepala, dia terus-terus menolak kemurahan hati Jack, tentu saja itu membuat Jack terluka dan kini semakin penasaran pada Ana.
"Tapi kenapa sakit bibi Imelda makin parah? Lo yakin bisa biayain bibi lo?"

Ana mengetatkan rahangnya geram, dia bangkit berdiri. "Silakan, pintu keluarnya disana."

"Nak.." tegur Imelda pada Ana.

"Gak apa-apa, Bi. Bibi istirahat aja ya.."

"Oke, gue keluar. Tapi gue tunggu di depannya, mana tau lo berubah pikiran dan terima kebaikan gue."

"Tidak perlu, terimakasih," jawab Ana tanpa melihat ke arah Jack.

"Tidak perlu, terimakasih," jawab Ana tanpa melihat ke arah Jack

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tbc

Btw, namanya kan Joyanna Beatrix, jadi aku panggil dengan sebutan Ana aja ya hehe. Semoga suka sama ceritanya ya>< see you

MY BODYGUARDWhere stories live. Discover now