Follow akun untuk membuka bab-bab terkunci !
.
"Oh Jack.., please..."
"Please for what?"
"Udah, please berhenti.."
.
[SEQUEL BASTARD!]
Warn21+
Cerita mengandung aktivitas seksual dan bahasa kasar, di harap bijak!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Jack, seluruh persiapan pernikahan lo udah siap. Jadi kapan nih acaranya? Undangan udah gue sebar ke orang-orang dan di sosmed juga," ucap Lucas memberitahu, saat ini kedua laki-laki berusia yang berusia dua puluh tiga tahun itu sedang duduk di balkon kamar Lucas.
"Gue pengen secepatnya, tapi gue gak enak sama Justin."
Lucas berdehem. "Lo bener juga. Trus gimana menurut lo? Di tunda dulu gak? Lo gak usah khawatir, gedung itu punya bokap gue jadi lo sans aja kalo mau nunda acara lo."
"Gue gak tau, gue bingung." Jack mendesah kasar. "Yaudahlah kayaknya gue tunda aja pernikahan gue, sampe Justin bener-bener membaik."
"Gak usah peduliin gue," sahut Justin tiba-tiba datang dari belakang.
Sontak membuat Jack dan Lucas terkejut, mereka saling pandang sebentar, lalu menatap Justin kembali dengan perasaan tak enak. "Just..." gumam Lucas.
"Just, maksud gue--"
"Lanjutin aja acara lo, gue gak masalah kok. Gue baik-baik aja," jawab Justin, melangkah mengambil posisi duduk di samping Jack, dia menepuk bahu sahabatnya itu dengan pelan. "Jangan sampe karna kedatangan gue, pernikahan lo jadi batal."
"Justin. Demi apapun gue gak bermaksud apa-apa. Gue peduli sama lo, gak mungkin gue bahagia di atas penderitaan sahabat gue sendiri." Jack menimpali dan Lucas hanya mengangguk.
Justin menghela napas kasar, dia berusaha tersenyum tipis. "I'ts oke, bro. Gue gak pernah ngerasa lo lakuin itu kok, asal lo tau gue bahkan ikut bahagia kalo lo udah nemu kebahagiaan lo."
Jack tersenyum, merangkul pundak Justin. "Tapi serius, Just. Gue gak akan bisa, setidaknya gue nikah bulan depan aja."
"Lo nikah sama cewek lo sebagai bentuk kesetiaan, tanggung jawab dan pelayanan terhadap Tuhan. Jadi niat baik itu gak boleh di tunda, lo harus nikah dan buat calon istri lo bahagia, bro."
Kalimat Justin membuat Jack tertegun, rupanya sahabatnya itu sudah banyak berubah, Alea benar-benar merubah sahabat keparatnya menjadi ingat dengan Tuhan.
"Yaampun, Just. Sekarang lo udah inget sama Tuhan," ucap Lucas dengan mata berkaca-kaca.
"Apaan sih alay banget lo," celetuk Jack menampol pipi Lucas, lalu beralih pada Justin. "Makasih atas perhatian lo, ntar gue pikir-pikir lagi deh."
"Kalo sampe lo nunda pernikahan lo, persahabatan kita bakal putus." Justin malah mengancam.
"Wah serem amat ancaman lo," ucap Jack, membuat Lucas terkekeh. "Seminggu lagi deh, lo masih ada disini kan? Lo gak balik ke London?"
"Anak-anak butuh gue."
"Mana bisa gue nikah tanpa lo, Just. Gue gak mau tau, lo harus tetep disini, liat gue nikah."
"Oke, lo tenang aja." Justin bernapas. "Gue mau balik ke kamar dulu."
"Just, lo gak apa-apa kan?" tanya Lucas menahan pergerakan pria itu yang akan bangkit berdiri.
