Follow akun untuk membuka bab-bab terkunci !
.
"Oh Jack.., please..."
"Please for what?"
"Udah, please berhenti.."
.
[SEQUEL BASTARD!]
Warn21+
Cerita mengandung aktivitas seksual dan bahasa kasar, di harap bijak!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Cowok sinting🌞 . .
Dengan wajah yang cemberut, Ana mengikuti langkah Jack menuju meja makan dengan kaki ia hentak-hentakan karena masih kesal dengan ulah kurangajar Jack barusan.
Sementara Jack hanya berdehem kecil, berusaha tidak memperlihatkan dengan terang-terangan jika dia merasa gemas pada Ana.
"Sayang.. Mom dan Dad berangkat ke kantor dulu ya," seru Maria datang sembari menghampiri Jack yang sedang duduk, wanita itu memeluk dan mengecup pipi putranya.
"Iya, Mom dan Dad hati-hati ya.."
"Iya sayang, eh Ana ayo duduk, jangan sungkan-sungkan ya.. kalo Jack nakal kasitau saya."
Ana mengangguk kikuk, rasanya ingin memberitahu ulah kurangajar Jack pada Maria, tapi Ana tidak tega jika wanita cantik itu bersedih, huh.. menjadi orang tak tegaan memang sulit. "Baik, nyonya.."
Diam-diam Jack menyeringai melihat wajah cemberut Ana menatap dirinya. "Ehem, Ana gue pengen minum kopi."
"Kenapa gak suruh pelayan aja, sayang?" ucap Maria lembut.
"Ana gak keberatan kok, Mom. Ya kan Ana?" Jack tersenyum geli melihat Ana sedang menahan amarahnya.
Gadis itu mendesah kasar. "Tidak apa, nyonya. Saya akan buatkan kopi buat tuan muda.." tekan Ana di akhir kalimatnya, lalu menatap Jack tajam.
Jack terkekeh kecil saat Ana melenggang ke dapur, sepertinya menggoda gadis itu menjadi hobi baru bagi Jack.
"Jack, kenapa kamu suka banget godain Ana?" goda Maria tersenyum penuh arti.
"Gak kok, Mom. Itu emang tugas dia."
Sementara di dapur, Ana menggurutu kesal mengambil gelas di lemari dengan kasar sehingga menciptakan bunyi dentingan tajam, membuat beberapa pelayan dan koki disana menatap padanya.
"Nona, ada yang perlu saya bantu?" tanya pria seorang koki.
"Ah gak kok, saya bisa sendiri." Ana tersenyum canggung, setelahnya semuanya kembali bekerja.
Diam-diam Ana menatap kedalam gelas kosong, senyuman miring terbit menghiasi bibir ranumnya. Jack sudah melakukan sesuatu tidak sopan padanya pagi ini, dan kali ini dia akan membalas pria itu.
Ana menuangkan garam, merica, gula, micin dan terakhir kopi tiga sendok ke dalam gelas yang telah ia isi air panas mendidih, dia tertawa terbahak-bahak sembari mengaduk kopi racikannya dengan senyuman jahat.
"Nona, anda baik-baik saja?" tanya koki wanita membuat Ana terdiam dan menggaruk pipinya gak gatal.
"Ehehe, saya baik-baik aja," jawabnya dengan senyuman ceria. "Baiklah, saya mengantar kopi tuan muda dulu."
Para pelayan dan koki itu hanya tersenyum menggeleng lalu melanjutkan pekerjaan mereka kembali.
Ana melangkah menuju meja makan dengan senyuman mengembang di wajah cantiknya.
