Follow akun untuk membuka bab-bab terkunci !
.
"Oh Jack.., please..."
"Please for what?"
"Udah, please berhenti.."
.
[SEQUEL BASTARD!]
Warn21+
Cerita mengandung aktivitas seksual dan bahasa kasar, di harap bijak!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ana masih duduk diam di tempat semula, menatap beberapa orang-orang yang terus melihat ke arahnya dengan tatapan aneh. Ana mendesah kasar, melihat ujung lorong dimana Jeff sudah pergi sejam yang lalu. Kemana pria itu? Sembelit kah?
Tak lama, Lucas dan Felix datang menghampirinya, membuatnya terkejut.
“Lo harus cek kamar nomer 05 di dekat toilet, nanti lo bakal tau gimana brengseknya cowok lo itu.”
Kening Ana mengerut tak paham. “Maksud lo apa?”
“Gue gak sengaja ketemu cowok lo tadi di toilet ketemu sama cewek, trus masuk ke dalam kamar.”
“Lo ngomong apa sih? Kenapa malah nuduh-nuduh Jeff kayak gitu?”
Lucas mendesah kasar. “Mending langung lo cek aja deh, gue jelasin juga lo bakal gak percaya. Iya ga, El?”
“Hm.”
Ana tidak menjawab ucapan Lucas lagi, ia segera melangkah menuju kamar yang di katakan oleh Lucas. Dengan jantung berdebar dia pun mendorong pintu nomor 05 tersebut.
Kedua mata Ana membola melihat adegan bercocok tanam di hadapannya terpampang nyata. Ana mengumpat kasar, membuat sejoli yang sedang berkembang biak itu pun terkejut.
“Ana! Astaga, demi Tuhan tolong berhenti, sayang!” Jeff segera mengeluarkan anunya, membuang karet keramat itu lantas mengenakan pakaiannya secepat kilat.
“Sayang, kok buru-buru amat sih, aku belum selesai lho,” kata wanita yang masih tiduran di atas ranjang.
“Fuck you, kalo Ana mutusin gue, gue bakal bunuh lo!” Jeff berteriak marah, membuat perempuan itu terkikik geli.
Astaga, lucu sekali pria perjaka ini. Dia menggeleng pelan meraih ponselnya, mengirim pesan pada seseorang memberitahu bahwa tugasnya sudah selesai.
Di luar Club, Jeff mengumpat berulang kali, mengutuk dirinya karena bisa-bisanya tergoda sama pelacur itu, dan melupakan keberadaan Ana.
“Sayang, hei.. dengerin penjelasan aku dulu,” kata Jeff sembari terus berlari mengejar Ana.
“Udah mending lo pulang sekarang.” Lucas dan Felix datang menahan pergerakan Jeff.
Jeff mengetatkan rahangnya, merengsek kerah baju Lucas, lalu meninju rahang pria itu dengan keras. “Brengsek, lo pasti yang jebak gue kan?”
“Jebak lo apanya anjing? Emang gue gak ada kerjaan lain dan ngejebak lo?!” Lucas mengusap sudut bibirnya yang berdarah.
“Udah gak usah peduliin dia, mending kita pulang," ucap Felix pada akhirnya, dia menatap Jeff dengan datar. “Lo gk perlu kejar Ana lagi, Ana pulang bareng gue.”
“Gue gak akan biarin Ana bareng kalian berdua.”
“Tapi gue gak peduli, dan mulai sekarang gak usah deket-deket Ana. Karna Ana udah punya pacar. Lo kenal sama Jack? Nah, itu pacar Ana, bukan cowok sinting kayak lo.” Lucas berkata menggebu-gebu, sepertinya dia memiliki dendam kesumat pada Jeff sekarang. Dengan kasar dia mendorong tubuh Jeff hingga pria itu jatuh tersungkur di tanah.
