Follow akun untuk membuka bab-bab terkunci !
.
"Oh Jack.., please..."
"Please for what?"
"Udah, please berhenti.."
.
[SEQUEL BASTARD!]
Warn21+
Cerita mengandung aktivitas seksual dan bahasa kasar, di harap bijak!
Mature content🔥 Tolong bagi yang di bawah umur silakan menjauh, dan bagi yang tidak suka silakan di skip. Kalian cukup pintar untuk bisa memahami kata-kata aku kan? Jangan sampe aku setor lagi ke KK🎃 . . 2930 kata🔥 .
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ini adalah, hari pernikahan Jack Miller dan Joyanna Beatrix. Terlihat seorang pria tampan yang sudah tampak rapi dan begitu menawan, tubuh tinggi tegapnya di balut dengan stelan hitam legam. Berulang kali ia mundar-mandir, sambil terus menghafal ucapan janji suci yang akan ia sebutkan nanti, wajahnya memucat, jantungnya berdegup kencang, dan juga kedua tangannya dingin dan bergetar.
Sial, dia sangat gugup hari ini, bagaimana jika dia tidak bisa mengucakan janji suci dengan benar? Oh astaga.. jangan sampai itu terjadi.
"Sayang, kamu udah siap, nak?"
Maria berseru, wanita dengan rambut di sanggul indah itu datang mendekati Jack dengan senyum haru.
"Um, udah. Gimana penampilan aku, Mom?" tanya Jack, layaknya seperti anak kecil yang tengah mengkhawatirkan penampilannya.
Maria terkekeh kecil, dia mengangguk dan mengangkat jempolnya. "Selalu ganteng, sayang. Oh ya, Daddy mau ngomong sama kamu."
"Mom, aku gak mau ngomong sama Daddy."
"Gak boleh gitu. Ini hari pernikahan kamu, turunkan ego kamu dan bicaralah dengan Daddy."
Jack hanya mendesah kasar melihat Maria tersenyum dan keluar dari kamar, di gantikan oleh kedatangan Jason.
Kedua laki-laki tampan itu pun berdiri canggung, tampak kikuk dan tidak tahu harus memulai dari mana, hingga akhirnya Jason lah yang mengalah dan berkata. "Maafkan Daddy," ucap Jason menyesal. "Maaf kalau selama ini Daddy hanya mementingkan diri sendiri, maaf sudah menyakiti hatimu."
Jack menarik napasnya dalam-dalam. "Aku udah maafin Daddy. Udah, gak usah di bahas lagi."
Jason tersenyum, menghela napas lega. "Daddy berikan restu untuk kalian berdua. Berbahagialah sampai kalian tua, dan jangan lupa berikan kami cucu, jangan di tunda."
Jack tersenyum tipis. "Iya, pasti. Kalo soal itu Dad gak usah khawatir." Dia menjeda ucapannya, menatap Ayahnya. "Tapi bukan karna aku udah maafin Dad, aku mau nerima anak Daddy itu ya, sampai kapan pun laki-laki bajingan itu bukan saudara aku."
Jason mendesah kasar, dia mengangguk paham. Dia tidak akan terpancing saat ini, karena ia pun tidak mau merusak hari kebahagiaan Jack. "Baiklah. Apapun yang kamu mau."
"Aku gak mau liat dia berkeliaran di acara aku hari ini, bahkan bila perlu aku gak mau liat muka dia," ucap Jack dingin, membuat Jason lagi-lagi mendesah kasar.
"Iya, nak. Yasudah, ayo keluar. Kita akan terlambat."
Jack berdehem dan menganguk pelan.
"Apa kamu gugup?" tanya Jason tersenyum geli, dia melihat dirinya dalam diri Jack saat ia menikah dengan Maria dulu.
