MY BODYGUARD-08

4.3K 41 5
                                    

Ana menyumpah serapahi Jack, menyebut nama hewan dengan wajah memerah malu, kedua tangannya menangkup wajahnya, tidak percaya apa yang ia lakukan tadi, dimana ia dengan penuh kesadaran membalas ciuman Jack.

Sepertinya Ana sudah benar-benar kesurupan, dan dia pastikan hal tersebut tidak terulang kembali. Ana mengintip di celah pintu untuk memastikan Jack dan pria yang menyelamatkannya itu telah pergi meninggalkan kamarnya, membuat Ana menghela napas lega lantas keluar dari kamar mandi.

Berdiri di depan cermin besarnya, menurunkan tali tanktop nya memperlihatkan bercak kemerahan disana, sial.. pria itu sangat mesum.

Ana menyentuh bibirnya yang terlihat sedikit menebal, menggigit bibir bawahnya kala mengingat ternyata ciuman seenak itu, sejujurnya Ana menikmati perlakuan Jack tadi, namun Ana tidak suka jika Jack bersikap kasar dan memaksa.

Oh astaga, sudahlah lupakan soal pria mesum itu. Sekarang Ana memutuskan untuk mengganti pakaian, sebelumnya dia mengenakan bra terlebih dahulu lalu meraih kaos oblong pink, kemudian keluar dari kamar.

Sepertinya Bibi Imelda benar-benar pergi berbelanja, dimana dapur tidak terdapat siapa-siapa, hanya roti tawar yang telah di beri selai strawberry yang tersaji di atas meja menandakan Imelda belum sempat memasak.

Ana menggigit rotinya, merasa bersalah karena selama ini dia tidak bisa di andalkan. Dia tidak bisa memasak bahkan sangat jarang sekali Ana memasuki dapur karena sibuk mencari uang.

Setelah menghabiskan sarapannya, Ana beranjak kembali ke kamar merebahkan tubuhnya di atas ranjang seraya mengotak atik ponsel, berharap ada notifikasi disana, tidak mungkin Jeff melupakan bahwa pagi ini mereka akan jalan-jalan bersama, cukup lama menunggu notif tak sadar akhirnya Ana tertidur.

Berbeda di tempat lain..
Tepatnya di sebuah mansion, tampak kedua pria tampan yang sedang duduk di sofa, dimana Felix tengah mengobati hidung Jack dengan perlahan.

"Bisa-bisanya dia nonjok lo sampe kayak gini," ringis Felix kala darah terus keluar dari hidung Adiknya. "Jack, gue takut darahnya gak mau berhenti, kita kerumah sakit aja ya."

"Gak usah, lebay amat lo," ucap Jack mendengus kesal, namun detik kemudian dia tersenyum mengingat bagaimana Ana membalas ciumanya.

Felix bergidik ngeri, sepertinya Adiknya ini benar-benar tidak waras. Dengan hati-hati, Felix menyumpal kedua hidung Jack dengan kapas putih.

"Si anjing gue gak bisa napas!" jerit Jack mengeluarkan kapas. Hah, untung saja hidung kebanggaannya tidak patah tadi.

"Ya sorry, kayaknya kita kerumah sakit aja deh."

Jack menepuk bahu Felix dengan kuat, darah kembali keluar dari hidung, namun senyuman tidak luntur dari wajahnya. "Thanks atas perhatian lo, tapi gue gak apa-apa kok."

Felix mengangguk, membali mengusap darah hidung Jack. "Sebenarnya cewek itu beneran pacar lo gak sih? Segitunya dia sama lo."

Jack mendesah kasar, lantas menceritakan semuanya pada Felix, dari awal ia bertemu Ana, rasa tertarik dan penasarannya, hingga dia terpaksa terus mengancam gadis itu agar Ana tetap bersamanya.

Felix geleng-geleng kepala, kedua pria tampan itu terkekeh. "Apapun pilihan lo, gue pasti selalu dukung lo."

.
.
.

Suara bel berbunyi membuat Ana dengan cepat berlari kecil membuka pintu. Semburat merah menghiasi kedua pipinya melihat siapa yang datang, dia tersenyum malu-malu melihat Jeff yang tersenyum gemas padanya.

"Hai," sapa Jeff lembut, menyerahkan sebuket bunga mawar putih pada Ana yang sedari tadi ia sembunyikan di punggungnya.

"Hai.. em makasih bunganya," ucap Ana gugup. "Ayo masuk.."

MY BODYGUARDWhere stories live. Discover now