MY BODYGUARD-24

2.2K 34 1
                                    

Jack menekan tengkuk Ana, meraup bibir manis kekasihnya itu dengan menggebu-gebu, mengecupi kedua pipi lantas ciumannya turun di leher, terakhir dia memeluk gadisnya erat.

Terdengar napas Ana memburu akibat menerima serangan hebat dari prianya, namun begitu dia tetap membalas pelukan Jack dengan erat pula.

“Maaf sayang, aku bukan sengaja gak ngabari kamu. Aku memang ada urusan bisnis di Amsterdam. Bukan bareng cewek, yang kamu lihat itu salah paham,” ucap Jack, mengusap rambut basah Ana.
“Dia rekan istri Daddy, usianya juga udah hampir 50an.”

Ana mengurai pelukannya, menatap Jack dengan lingkaran mata memerah.
“Kamu bohong kan? Mana ada umur segitu tapi badannya masih muda?”

“Aku gak bohong. Dia asal korea, yaa mungkin badannya emang gitu.” Dia mendesah kasar, menangkup wajah gadisnya, menatap kedalam bola mata keabu-abuan Ana dalam-dalam. “Lagian aku udah gak tertarik lagi sama cewek lain selain kamu. Soalnya kamu udah bikin aku tergila-gila.”

Ana berdecak, menepis sentuhan Jack, gadis itu pun duduk di meja rias mengambil hair dryer sebelum Jack datang dan mengambil alat itu dari tangannya.

Dengan perlahan ia pun mulai mengeringkan rambut gadisnya, sesekali mengecup kening Ana lembut.

“Kamu gak bohong? Trus kenapa gak ngabarin aku?”

“Aku gak pernah bohong soal perasaan aku. Kalo buat kabarin kamu, aku emang sengaja pengen lihat sejauh mana kamu bisa tahan gak dapat kabar dari aku,” ucap Jack menjeda sebentar. “Tapi rupanya kamu nyaman kalo kita berjauhan. Kamu sama sekali gak nelpon aku, malah nelponan sama cowok lain.”

Kening Ana mengerut, selama seminggu Jack di Belanda, dia tidak pernah menelpon pria manapun termasuk Jeff, yang ada Jack lah yang selalu sibuk!
“Gak salah nih? Bukannya nomer kamu yang sibuk? Semalam aja aku udah telpon kamu, tapi nomer kamu sibuk!”

“Aku juga nelpon kamu, sayang. Astaga, berarti kita saling telpon bersamaan?”

Mendengar itu membuat Ana mengulum senyum geli.
“Kamu telpon aku di jam berapa?”

“Jam 3 dini hari, berarti kamu nelpon aku di jam 8 malam kan?” tanya Jack, dan di angguki oleh gadis itu.
“What the.. aku udah mikir yang macam-macam tentang kamu. Aku pikir kamu nelpon sama Jeff.”

Ana menggeleng pelan, setelah Jack selesai mengeringkan rambutnya, dia memilih duduk di tepi ranjang.
“Aku juga gitu..” Suara Ana tenggelam, bingung dengan apa yang ia rasakan saat ini. Jujur saja kedatangan Jack membuatnya bahagia dan kembali berdebar, tapi mendadak ia teringat pada Jeff.

Entah kemana pria itu sekarang? Sudah lama tak memberinya kabar.

Jack tersenyum, berjongkok di depan Ana, mengecup punggung tangan gadis itu dengan mesra.
“Ana, kamu gak lupa kan sama ucapan aku waktu kita di Paris?”

“Soal apa?” Ana sebaiknya pura-pura tidak tahu, tidak baik juga asal menebak.

“Soal kita menikah. Kamu udah siap nikah sama aku?”

Mata Ana membola, dia sempat berpikir jika Jack akan melupakan ucapan itu. Ana berpikir jika pria ini hanya sekedar bergurau.
“Jack, a..aku gak tau. Aku bingung.. sama perasaan aku,” cicit Ana dengan suara memelan di akhir kalimat.

Jack mendesah kasar. “Kamu masih cinta sama cowok itu?” Dia tidak mendapatkan jawaban, Ana hanya menatapnya dengan tatapan sendu.
“Gak usah liat aku kayak gitu,” lanjutnya tak suka. “Aku cuma mau mastiin, kamu masih cinta sama Jeff? Apa kamu emang bener-bener gak bisa buka hati buat aku?”

Ana berdehem gelapakan, dia mulai menyukai Jack, tapi tidak ingin melepaskan cintanya.
“Jack.. aku.. aku..” Suara Ana tenggelam, kepalanya rasanya sangat pusing memikirkan dilema ini.

MY BODYGUARDDär berättelser lever. Upptäck nu