41 | Membantu

787 70 21
                                    

- UPDATE SETIAP HARI KAMIS & JUM'AT
- DUA EPISODE SETIAP UPDATE
- JANGAN LUPA BERIKAN VOTE, KOMENTAR, DAN FOLLOW AKUN WATTPADKU.

* * *

Rudi meletakkan kardus yang dibawanya keluar dari SMP GENTAWIRA ke bagian belakang mobil. Ia menutup kembali pintu belakang, lalu berjalan dengan tenang agar tidak terlihat mencurigakan jika ada yang tidak sengaja melihat keberadaannya. Apa yang ia lakukan malam itu tidak boleh menjadi pertanyaan bagi siapa pun. Rudi tidak ingin dicurigai, meski tahu bahwa dirinya akan selalu lolos dari kecurigaan setiap kali ada masalah.

Laki-laki itu baru saja akan mengemudi ketika sadar bahwa ponselnya sejak tadi tertinggal di mobil dan menyala sepanjang waktu. Aplikasi WhatsApp miliknya memperlihatkan adanya pembaruan pada bagian story. Hal itu membuat dirinya segera melihat siapa saja orang-orang dalam kontaknya yang baru memasang story. Matanya menelusuri setiap nama yang tertera pada layar. Namun perhatiannya tertuju pada satu nama yang tak lain adalah Diana. Ia membuka story tersebut dan bisa melihat sebuah foto yang baru saja diambil oleh wanita itu.

Siapa ditinggal sohib ke luar kota? AKU
Siapa bosan di rumah? AKU
Siapa malas masak? AKU
Jadi maunya apa? MAKAN DI LUAR 🤣

Rudi pun tertawa pelan saat membaca caption yang ada di sana. Ia terus memperhatikan wajah Diana dalam foto, hingga akhirnya memikirkan sesuatu.

"Hm ... kalau Diana sedang tidak bersama Zuna malam ini, berarti dia akan keluar sendirian untuk makan malam. Kira-kira, ke mana dia akan pergi malam ini?" gumam Rudi.

Rudi jelas sudah terpengaruh dengan WhatsApp story buatan Diana. Laki-laki itu mulai tergoda untuk mengetahui lebih jauh soal Diana dan bahkan mulai ingin mengikuti di mana Diana berada. Rudi merasa penasaran, sama seperti bagaimana dirinya merasa penasaran terhadap Sekar dimasa lalu. Ia tidak pernah merasakan hal yang sama setelah Sekar mati di tangannya. Baru saat bertemu lagi dengan Diana, dirinya kembali merasakan rasa penasaran yang sulit sekali untuk dibendung.

Tak berapa lama, Diana terlihat mengunggah foto lainnya pada WhatsApp story. Hal itu kembali membuat Rudi membuka pembaruan tersebut, hingga akhirnya tahu mengenai keberadaan Diana.

Akhirnya tiba di ProGRILL Resto 🥰

"Oke! ProGRILL Resto rupanya yang menjadi pilihan wanita incaranku. Aku yakin, dia akan sangat senang kalau aku muncul secara tiba-tiba untuk menemaninya."

Rudi merasa sangat percaya diri. Laki-laki itu sama sekali tidak merasa takut akan ditolak oleh Diana, meski dirinya memiliki saingan sekalipun. Bagi Rudi, Beni bukanlah siapa-siapa yang bisa bertanding untuk mendapatkan Diana. Ia yakin, kalau Diana pasti akan lebih memilih dirinya daripada Beni.

"Aku mapan, aku tampan, dan aku punya kuasa. Diana jelas akan lebih memilihku daripada Beni," yakinnya.

Tidak sampai setengah jam kemudian, akhirnya mobil milik Rudi tiba di tujuan. Laki-laki itu segera memperbaiki penampilannya agar terlihat lebih baik dimata Diana. Ia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke restoran tersebut. Matanya menelusuri setiap meja di restoran tersebut untuk mencari sosok Diana. Pada akhirnya, ia melihat keberadaan Diana yang tengah duduk sendiri pada meja paling sudut.

"Oh, dia sangat cantik saat kulihat secara langsung. Entah apa yang ada di dalam pikiran Zuna selama ini. Bisa-bisanya dia hanya menganggap Diana sebagai sahabat, padahal dia begitu bebas menikmati kecantikannya setiap saat tanpa ada yang melarang. Zuna tampaknya memang bodoh," batin Rudi.

Rudi berjalan mendekat menuju ke meja yang ditempati oleh Diana. Diana langsung memasang ekspresi sedikit kaget dan juga senang dalam waktu bersamaan. Wanita itu jelas ingin Rudi merasa berhasil membuat kejutan untuknya dengan cara datang ke restoran itu tanpa memberi tahu lebih dulu.

"Eh, Rudi? Kok kamu bisa ada di sini? Kamu mau makan malam di sini juga?" tanya Diana.

Rudi menikmati indahnya senyum di wajah Diana, sehingga tanpa sadar dirinya juga ikut tersenyum begitu lepas.

"Aku enggak ada rencana mau makan di luar ataupun makan di sini. Tapi saat aku lihat WhatsApp story kamu dan tahu kalau kamu sedang sendirian, aku jadi berinisiatif datang ke sini untuk menemani kamu," jawab Rudi.

"Apa? Ya ampun, Rud. Apa niatanmu itu enggak merepotkan bagi kamu? Aku memang datang ke sini sendiri karena Zuna sedang tugas ke luar kota. Tapi aku enggak ada niatan sama sekali untuk membuat kamu repot hingga harus datang ke sini demi menemani aku," ujar Diana, terdengar sangat tidak enak hati kepada Rudi.

Rudi pun tertawa pelan.

"Aku enggak merasa repot sama sekali. Aku justru merasa senang karena bisa datang ke sini untuk menemani kamu. Aku enggak mau kamu menghabiskan waktu sendirian tanpa teman. Lagi pula, aku merasa senang kalau diberi kesempatan untuk bisa makan malam berdua sama kamu."

Senyum di wajah Diana pun terukir begitu manis, usai mendengar harapan yang Rudi ungkapkan.

"Tentu saja aku enggak akan menolak. Kita teman lama, Rud, jadi jelas aku mau ditemani makan malam oleh kamu," balas Diana, yang jemarinya sedang sibuk mengetik pesan untuk Zuna dari bawah meja.

DIANA
Musang 1, saatnya beraksi.

Zuna membuka pesan yang masuk ke ponselnya dan menggondok dalam sekejap.

ZUNA
Siapa Musang? Maksudmu, aku kaya Musang? Tadi katanya aku GANTENG! Kenapa sekarang malah dibandingkan sama Musang? 😒

Zuna keluar dari mobilnya usai memakai masker dan juga tudung hoodie hingga kepalanya tertutup sempurna. Ia menyeberangi jalanan, lalu mengendap-endap mendekat pada mobil milik Rudi. Ketika sudah dekat dengan mobil tersebut, Zuna bisa melihat kalau Rudi memasang kamera pada bagian depan dan belakang mobil. Hal itu membuatnya harus bekerja dengan cara berjongkok, agar dirinya tidak terekam dalam kamera yang terpasang.

"Uh! Merepotkan sekali pekerjaanku malam ini!" gerutu Zuna. "Sudah dipanggil Musang, repot juga pekerjaan yang aku terima. Pokoknya aku akan merajuk selama seminggu pada Diana! Harus!"

Pintu belakang mobil Rudi akhirnya terbuka, setelah Zuna berhasil mencongkel bagian bawahnya menggunakan alat yang ia bawa. Pelan-pelan, Zuna membuka pintunya agak lebar tanpa membuatnya harus berdiri dari posisinya. Sayangnya, setelah pintu mobil itu akhirnya terbuka, Zuna justru dikagetkan oleh keberadaan sosok Sekar yang ada di dalam mobil milik Rudi.

"Astaghfirullah, Sekar," desis Zuna, sambil menahan jantungnya yang berdebar hebat. "Ngapain kamu di mobilnya Rudi? Lagi pula, kok bisa kamu keluar dari area sekolah? Seharusnya kamu 'kan ...."

Zuna terdiam selama beberapa saat ketika menyadari alasan arwah Sekar bisa keluar dari area SMP GENTAWIRA. Ia ingin menanyakannya, tapi jelas tidak akan bisa. Sekar akan menjauh dan bahkan menghilang, jika Zuna berusaha menanyakan soal keberadaan jasadnya. Jadi meskipun Zuna merasa hampir bisa menebak kebenarannya, tetap saja ia harus mengunci mulutnya rapat-rapat.

Sekar menunjuk kardus yang Zuna tuju, lalu setelahnya menunjuk ke arah mobil milik Zuna di seberang jalan sana. Zuna tidak paham apa maksudnya, sehingga dirinya hanya bisa mengerenyitkan kening sambil menatap sosok tersebut. Sedetik kemudian, kardus yang sejak tadi Zuna tatap menghilang dari pandangannya. Sekar kembali menunjuk ke arah mobil milik Zuna, membuat Zuna akhirnya tahu kalau Sekar membantu memindahkan kardus itu tanpa perlu mengeluarkannya dari mobil milik Rudi.

"Oke, terima kasih. Insya Allah aku akan beri tahu Kakakmu, kalau kamu membantuku malam ini," ucap Zuna.

Sosok Sekar pun tersenyum dan akhirnya menghilang dari mobil milik Rudi. Zuna kembali menutup mobil milik Rudi, dan bergegas menuju ke mobil miliknya sendiri.

ZUNA
Aman, Na. Sekar membantuku.

* * *

Rahasia Di SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang