Hitam Putih

2.2K 274 260
                                    

Hana hanya bisa terdiam, kedua matanya menatap kesal ke arah seseorang yang ada di depannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hana hanya bisa terdiam, kedua matanya menatap kesal ke arah seseorang yang ada di depannya. Seorang pria tinggi berbadan tegap, menghalangi kedua langkah kakinya yang sedang terburu-buru.

Hana ingin berbicara padanya untuk sekadar mengatakan 'Maaf saya sedang terburu-buru'. Tapi, tidak bisa. Karena ini stasiun kereta api. Tempat di mana sekumpulan orang yang mengejar waktu dan terburu-buru sepertinya. Sekali lagi, ia harus bersabar.

Alhasil Hana hanya bisa berjalan pelan di belakang pria tinggi ini, sambil sesekali melihat ke arah jam tangannya. Helaan napas penuh kecemasan dan lelah itu tak mampu membuat langkah kakinya leluasa. Ini hari Senin, ditambah ia terlambat lima menit.

Tidak seperti biasanya yang selalu datang sepuluh menit sebelum jadwal keberangkatan. Helaan napas terdengar lagi, lebih panjang. Tanda kelegaan, akhirnya Hana sudah bisa masuk ke dalam gerbong kereta api. Dengan sigap ia meraih kedua pegangan berbentuk lingkaran yang menggantung. Memegangnya dengan erat.

Lalu merapikan jilbabnya yang sedikit berantakan. Tiba-tiba saja senyum lebar terukir dari bibirnya. Begitulah Hana, mood-nya terkadang mudah sekali berubah-ubah setelah beberapa menit yang lalu tahan dengan menekuk bibirnya yang mungil itu.

Ia menoleh ke sebelah kanan, kedua alisnya menaik ke atas. Dahinya sedikit berkerut, ekspresi wajahnya itu seolah ingin mengatakan 'Apa?' atau 'Yang benar saja?' Hana melihat identitas tempatnya bekerja itu terkalung rapi di leher seorang pria yang menghalangi langkahnya beberapa menit yang lalu di stasiun.

Wajahnya tidak terlihat, pria itu mengenakan masker berwarna hitam dan topi berwarna hitam pula. Hanya kausnya saja yang berwarna putih.

Apa-apaan, sih, pria ini, pikir Hana dalam benaknya tak mengerti. Padahal ini masih pagi. Udara sangat sejuk dan bagus sekali untuk kesehatan paru-paru dan jantung. Kenapa malah memakai masker seperti itu? Bahkan hanya kedua matanya saja yang terlihat. Itu pun samar-samar karena tertutup topinya.

Kenapa ia mengenakan kalung identitas tempatnya bekerja? Karena Hana tidak pernah melihat pria ini sebelumnya. Di bagian kantornya atau pun divisi lainnya.

Tidak ada pria tinggi tegap berkulit putih dan kedua mata yang sipit. Jelas-jelas terlihat pria ini memiliki ciri-ciri oriental.

DUG!

Hana tiba-tiba seperti merasakan pukulan keras di dadanya. Kaget, begitu pria itu melihat ke arahnya. Buru-buru ia membuang wajah. Ia menggigit bibir bawahnya dan mengepalkan tangan kirinya keras. Gugup dan salah tingkah.

Ia menarik napasnya dalam-dalam, sudah satu menit sejak pria itu melihatnya. Ia melihat ke sebelah kanannya kembali, memberanikan diri. Tidak, tidak sampai seperti kejadian barusan. Hana hanya berani melihatnya sampai kaus putih yang pria itu kenakan. Tidak dengan wajahnya.

Begitulah Hana, lima detik saja cukup untuk melihat wajah lawan jenis. Ia tidak pernah berani menatap lawan jenis dalam waktu yang cukup lama. Karena akan membuatnya sangat gugup. Sekarang, Hana hanya melihat satu warna, putih. Ya, putih. Warna kaus pria itu.

TWO 너와나 | TELAH TERBITWhere stories live. Discover now