Pemicu

242 40 84
                                    

Hana menatap ke arah luar jendela subway

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Hana menatap ke arah luar jendela subway. Kedua matanya yang bulat terlihat mendung. Raut wajahnya pun tiba-tiba berubah menjadi lesu. Tak bersinar sama sekali. Tidak seperti tadi, kedua matanya berbinar seperti banyak bintang yang berjatuhan di sana. Ia pun tersenyum dan tertawa lepas dengan mudah. Nampak kebahagiaan dari raut wajahnya. Wanita yang satu ini memang sulit ditebak.

Hana sendiri tidak mengerti mengapa ia menjadi aneh akhir-akhir ini. Emosinya seperti musim pancaroba. Tidak jelas dan tidak bisa diprediksi, bahkan oleh dirinya sendiri. Sedikit menyusahkan, sih. Melihat ia tidak hanya mengurusi permasalahannya sendiri, tapi, beberapa tugasnya di sini. Hana benar-benar membutuhkan tenaga ekstra. Pikiran dan perasaannya mudah terkuras habis hanya dengan merenung saja.

Jika ditanya apa yang akan ia lakukan, apa yang harus ia lakukan. Hana tidak tahu. Ia tidak mengerti. Berpikir terus percuma, tak ada hasil dan jawaban yang berarti. Kacau, tidak jelas. Karena lelah berpikir, pada akhirnya Hana hanya berusaha untuk terus berjalan dan mengikuti arus kehidupan. Bukannya menyerah, ia hanya mencoba mencari jawaban lewat cara yang berbeda. Karena selama ini ia selalu menggunakan cara yang sama dalam menghadapi setiap masalah, apalagi kalau bukan; banyak berpikir, berpikir keras dan kawan-kawan sejenis mereka lagi.

Terdengar helaan napas yang berat, baiklah Hana akui. Selama ini nampaknya ia salah. Tentang bagaimana caranya menghadapi setiap permasalahan yang ada di hadapannya. Ia terlalu memaksakan dirinya, bukankah itu sama dengan memaksakan kehendak?

Hana tak ingin mengulangi kesalahan bodohnya lagi. Siapa tahu dengan terus mengikuti jalan yang sekarang ia telusuri ia bisa menemukan jawaban. Jawaban atas perasaan dan rumitnya logika yang sangat mengganggu.

Kini terdengar lagi helaan napas yang cukup panjang. Ji Soo yang berdiri tepat di samping Hana menoleh sebentar, ia memperhatikan wanita manis yang berdiri tepat di sampngnya. Apa ada sesuatu yang terjadi? Ji Soo berusaha melihat Hana diam-diam, ia sempat mencuri tatapan mata wanita itu.

Terlihat sendu, raut wajahnya pun kini terlihat lesu. Apa ia kelelahan? Haruskah Ji Soo menanyakan keadaannya atau tidak? Lagi-lagi ia dibingungkan hanya dengan hal sederhana seperti ini. Ah, sepertinya tidak perlu. Ji Soo takut pertanyaannya itu hanya akan membuat masalah baru nanti. Nampaknya Hana tidak sedang ingin diganggu.

Pria itu pun lalu mulai melihat ke depan kembali. Kini mereka bertiga sudah berada di dalam subway untuk pergi menuju Cheonggyecheon Stream. Cheonggyecheon Stream adalah sungai sepanjang 8,4 km yang mengalir di tengah kawasan pusat bisnis kota Seoul, Korea Selatan.

Sungai ini memiliki tempat berjalan di kedua sisinya dan dihiasi dengan karya seni, patung, taman, jembatan, air terjun serta pertunjukan sinar laser yang bisa dinikmati pada malam hari.

Cheonggyecheon Stream merupakan primadona wisata baru di kota Seoul, dan menjadi tempat duduk serta jalan-jalan favorit bagi warga, khususnya pasangan muda-mudi.

TWO 너와나 | TELAH TERBITNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ