Sahabat

409 67 205
                                    

       Hana terbangun dari tidurnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

       Hana terbangun dari tidurnya. Ia tiba-tiba teringat keluarganya di Indonesia. Ah, betapa rindunya. Memang tinggal sebentar lagi ia akan segera kembali ke Indonesia, tapi tetap saja terasa lama. Mungkin karena bukan di rumah sendiri.

    Drrt...drrt...

    Ponsel Hana bergetar. Ia segera mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja lampu di samping tempat tidur. Ada email masuk dari atasannya. Jantung Hana langsung berdegup kencang. Ada apa lagi, ya?

    Kedua matanya membaca email itu dengan serius dan teliti. Beberapa menit kemudian terdengar helaan napas. Bibir mungilnya tertekuk murung. 
 
    Satu minggu lagi ia harus tinggal di Korea, karena ada agenda tambahan. Untuk menghemat biaya maka atasan tidak menggunakan karyawan lainnya, tetapi Hana lagi, karena kebetulan ia masih di Korea.

     Selama lima hari penuh Hana akan mengikuti pelatihan dan setiap harinya harus membuat laporan untuk bahan artikel dan majalah di kantornya. Semuanya ia lakukan sendiri tanpa seorang partner. Padahal ia perhatikan kantor maupun perusahaan lainnya mengirimkan karyawan mereka paling sedikit dua orang. Tapi kantornya? Hanya satu.

      Ya, satu orang. Satu orang karyawan yang belum lama diangkat jadi karyawan tetap yaitu dirinya. Memang ya, pelit dan hemat itu tidak berbeda jauh. Hana harus bersabar lagi, padahal ia sudah membayangkan ia akan segera pulang dan berkumpul bersama keluarganya lagi di Indonesia.

      Tapi, ah, ini tugas dan tanggung jawabnya. Jadi seharusnya Hana jangan banyak mengeluh. Tidak tahu bersyukur, ia merutuki dirinya sendiri. Kalau begini Hana harus mengabari keluarganya lagi di Indonesia soal kepulangannya yang tertunda.

      Sementara itu, Ji Soo dan Hyeon Soo duduk santai di atas atap rumah Ji Soo. Kebiasaan yang selalu mereka lakukan sejak SMP dulu.

    Hyeon Soo adalah sahabat baik Ji Soo sejak masa sekolah. Dari SMP, SMA bahkan hingga perguruan tinggi dan pertukaran mahasiswa di Indonesia waktu itu, mereka selalu bersama. Maka dari itu Hyeon Soo pun sudah fasih berbahasa Indonesia.

     Bisa dibilang Hyeon Soo sudah seperti anak ayamnya Ji Soo. Selalu saja mengikuti kemana Ji Soo pergi. Ji Soo tidak mempermasalahkan itu, sih. Karena memang hanya Hyeon Soo sahabat Ji Soo. Ya, semacam simbiosis mutualisme.

      Ji Soo ingat ketika pertama kali mereka bertemu, pertemuan itu terjadi ketika mereka duduk di bangku SMP. Pada saat itu ia melihat Hyeon Soo yang sedang dikerjai oleh teman satu kelasnya.

     Jujur saja keadaan Hyeon Soo pada saat itu sangat menyedihkan. Wajahnya dicoret spidol. Kedua matanya sudah sembab, bengkak. Hyeon Soo benar-benar dipermalukan. Ia disuruh berjalan mengelilingi koridor sekolah dengan keadaan wajah penuh coretan, menangis, dan rambutnya di kuncir seperti orang bodoh.

       Sementara itu, anak-anak di sekitar hanya tertawa serta memandang Hyeon Soo sinis dan jijik. Karena terlalu kesal akhirnya Ji Soo langsung keluar dari kelasnya, menarik Hyeon Soo dari kerumunan itu dan berteriak seperti orang gila.

TWO 너와나 | TELAH TERBITWhere stories live. Discover now