Dia

355 84 58
                                    

Hana melihat jam tangan kulit yang ia kenakan, sudah cukup sore, jam menunjukkan pukul 16

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Hana melihat jam tangan kulit yang ia kenakan, sudah cukup sore, jam menunjukkan pukul 16.00, untungnya Hana sudah melaksanakan Shalat Ashar. Hari ini ia dan teman-teman akan pergi melihat festival kebudayaan yang di selenggarakan di salah satu Universitas di Seoul. Hana sangat bersemangat, karena ini pengalaman pertamanya untuk melihat festival kebudayaan di negeri orang.

Hana mengeluarkan kamera DLSR miliknya. Terukir senyuman lebar, ia ingat betul perjuangannya untuk membeli kamera ini. Hampir enam bulan lamanya Hana tidak bisa menggunakan uang lebih dari gajinya. Ia tabung semua untuk membeli kamera ini. Harga kamera DLSR memang tidak semurah kamera poket pada biasanya.

Karena tidak begitu jauh dari tempat ia bekerja, Hana bersama teman-teman memilih berjalan kaki. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh menit mereka semua sampai di sebuah bangunan bergaya modern dengan cat putih hampir mendominasi. Tiang-tiang tinggi dan besar menghiasi sepanjang lorong.

Mereka terus berjalan masuk ke dalam, mengikuti petunjuk arahan tanda yang diberikan di setiap jalan berupa gambar anak panah berwarna hitam dengan tulisan dalam bahasa inggris dan bahasa korea di bawahnya. Hana salut, sepanjang jalan tidak ada satu pun sampah yang berserakan sedikit pun. Di sini benar-benar bersih sekali.

Begitu sampai di sebuah pintu berukuran cukup besar dari kaca yang bergeser Hana langsung berdiri takjub. Melihat pemandangan yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Sangat ramai sekali di sini. Begitu sampai di dalam, semua temannya berpencar. Dan kini tinggal Hana sendiri, beginilah resiko memiliki atasan yang sangat hemat.

Menyewa tour guide tidak, mengajak satu rekan dari kantor pun tidak. Untungnya ia tidak merasa masalah jika harus sendiri. Dengan sendiri atau dengan orang lain, tidak begitu berpengaruh padanya. Kurang lebih seperti itu untuk sekarang ini.

Di dalam sebuah ruangan yang nampaknya ruang serba guna ini banyak sekali stand-stand yang memperlihatkan macam-macam kebudayaan Korea. Mulai dari tarian, alat musik, makanan, animasi, dan film. Hana lebih tertarik ke bagian makanan dan animasi. Ia pun memilih berjalan masuk stand makanan terlebih dahulu dan mulai membidik objek-objek di sana. Lama-kelamaan ia merasa lapar juga.

Hampir kebanyakan jenis makanan di sini halal. Hana pun tahu, pemerintah Korea sekarang lebih memperhatikan ketersediaan bahan pangan halal. Karena ingin menarik wisatawan muslim sebanyak-banyaknya. Beberapa tahun ini wisatawan muslim di Korea meningkat, karena itulah pemerintah Korea lebih memperhatikan.

Hana menghargai dan berterima kasih soal ini, hanya saja akan lebih baik lagi jika pemerintah Korea pun memberikan banyak pengetahuan mengenai apa itu Muslim, Islam. Agar tidak ditemui kasus soal diskriminasi agama. Mengingat banyak kasus yang menyorot bahwa Islam itu teroris.

Mereka yang tahu soal Islam pasti tidak akan dengan mudahnya mengatakan bahwa Islam itu teroris. Tapi, bagaimana dengan yang tidak memiliki pengetahuan soal Islam? Apalagi Islam adalah agama minoritas di Korea.

TWO 너와나 | TELAH TERBITTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon