Kejutan dan Kenangan

440 95 108
                                    

Hana tersenyum manis begitu memasuki kantor

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Hana tersenyum manis begitu memasuki kantor. Langkah kakinya terasa ringan dan penuh keyakinan. Dilihatnya Pak Tono sedang menyapu lantai di samping pot besar, dengan wajah sumringah ia menghampirinya.

"Assalamu'alaikum, Pak Tono," sapa Hana ramah.

Pak Tono pun menoleh ke arah Hana dengan senyum lebarnya, "Wa'alaikumsallam."

"Oh, iya saya bawakan sesuatu buat bapak. Tunggu sebentar," Hana mulai membuka resleting ranselnya dan mengeluarkan sesuatu. Sekantung plastik putih.

"Ini madu kurma untuk bapak dan keluarga di rumah, kebetulan kemarin saya dapat lebih dari teman Ibu yang baru pulang Umrah," Hana memberikan sekantung plastik itu pada Pak Tono.

"Wah, terima kasih banyak ya, Nak," ujar Pak Tono dengan raut wajah senangnya.

Hana menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

"Kalau begitu saya pamit dulu, ya, Pak! Semangat bismillah hari ini!" ucap Hana sambil mengepalkan tangannya ke atas dan tertawa kecil.

Pak Tono yang melihat itu hanya menggelengkan kepala dan tertawa. Begitulah Hana, selalu energik dan semangat. Pak Tono baru sadar akan ekspresi Hana yang terlihat lebih lepas daripada biasanya. Terukir senyum haru di bibirnya, mungkin Hana sudah bisa melupakan masa lalunya yang pahit itu. Ya, semoga.

Hana berjalan sambil tersenyum melewati koridor, setiap orang yang melewatinya pasti selalu ia sapa. Ia selalu merasa seperti terisi kembali begitu mengingat kedua orangtuanya.

"Cie, bahagia banget kelihatannya. Selamat, ya, kamu sudah jadi karyawan tetap di sini," ceplos Rei yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Hana.

Hana menghentikan langkah kakinya, lalu menatap Rei bengong. Rei hanya tertawa melihatnya.

"Lelucon macam apa itu?" tanya Hana sambil mendongakkan kepalanya berusaha melihat Rei.

Rei adalah salah satu karyawan paling tinggi di kantornya. Tingginya 185 cm. Ketika SMA dulu ia sangat aktif di klub basket. Bahkan sampai memasuki tingkat nasional, tapi akhirnya ia berhenti karena cedera yang dialami.

Sekarang Rei hanya bermain basket jalanan saja. Nama kerennya 'Street Basket Ball' karena tidak perlu terikat dan mengikuti latihan ketat seperti dulu ketika ia masih di klub basket nasional.

Rambutnya dicepak rapih, matanya bulat dan hidungnya runcing. Kulitnya berwarna sawo matang. Tidak hanya tinggi tapi ia juga memiliki bentuk tubuh yang bagus. Terlihat sering berolahraga.

Begitulah Rei, julukannya 'Maniak olahraga'. Sebenarnya tampangnya menjual. Mungkin ia bisa menjadi artis atau model. Tapi Rei tidak mau, dia bilang itu bukan tujuannya.

Posisinya di kantor sebagai fotografer, untuk bagian dokumentasi majalah. Badannya memang tinggi besar, tapi ia termasuk pria yang sensitif. Hana ingat ketika jam kosong mereka pernah menonton film Hachiko dan Rei menangis. Ya, dia menangis. Awalnya ia mengelak, tapi akhirnya mengaku juga.

TWO 너와나 | TELAH TERBITWo Geschichten leben. Entdecke jetzt