Dia; Abu-abu

670 129 197
                                    

      "Bisa bertemu hari ini? Di depan toko buku biasa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

      "Bisa bertemu hari ini? Di depan toko buku biasa. Saya tunggu," perintah suara itu.

     Setelah mengatakannya, seseorang di sana langsung mematikan telepon tanpa membiarkan Hana untuk menjawab walau hanya sebentar. Memang seseorang itu selalu saja menelepon seenaknya sama seperti perilakunya kurang lebih seenaknya.

     Hana menghela napas berat, haruskah ia ke sana sekarang? Ia sebenarnya tidak ingin, tapi karena ia selalu merasa tidak enakan jika ditawari ajakan. Mau tidak mau ia harus datang. Lagipula Hana sudah berjanji waktu itu.

           Hana mengambil jacket abu-abu kesayangannya, lalu mengenakannya. Setelah selesai memakai kaus dan jacket, Hana lalu memakai jilbabnya. Hari ini Hana lebih memilih memakai celana bahan berwarna hitam. Karena nyaman saat dipakai dan tidak ketat. Setelah itu Hana keluar kamar dan mengambil sepatu sneakers hitam sederhana miliknya dan mulai mengenakannya.

      Ia berjalan ke luar rumah dan mengunci pintu rumah rapat. Di rumah memang hanya ada Hana seorang, Ayah sedang keluar rumah dan Ibu bekerja sedangkan Adik laki-lakinya bersekolah.

         Ia lihat ke arah jam tangannya. Jam menunjukkan pukul 16:00 sore. Tidak usah khawatir, pertemuan mereka pasti tidak akan berlangsung lama.

     Hana memilih transportasi umum saja, di saat zaman sekarang kebanyakan anak muda lebih memilih mengendarai motor atau mobil pribadi. Hana lebih suka menaiki transportasi umum karena hemat dan mendukung perekenomian dalam negeri juga. Setidaknya ia bisa membantu walau hanya sedikit.

     Di dalam bus Hana membuka buku catatannya, melihat apakah masih ada agenda kegiatan yang belum ia kerjakan hari ini. Sudah semua, syukurlah. Pekerjaan rumah selesai, pekerjaan kantor juga sudah selesai. Urusan bisnis juga selesai. Ia mengangguk pertanda puas akan pencapaiannya selama ini.

    Hana memang agak 'sedikit' gila kerja. Entah mengapa hal ini ia rasakan sejak beberapa bulan yang lalu.

        Beberapa bulan yang lalu....

     Hana lalu terdiam. Wajahnya langsung berubah murung. Teringat akan kejadian itu, kejadian yang sama sekali tak pernah terpikirkan apalagi dibayangkan.

      Seseorang itu, dan semua kenangan bersamanya. Tidak begitu banyak, tidak begitu lama, tapi begitu sangat bermakna hingga Hana akhirnya berani memutuskan untuk menjadikannya kawan hidup.

       Tapi, takdir berkata lain, semua rencana itu hilang sirna begitu saja. 

        Seseorang yang Hana kira penuh tanggung jawab dan kejujuran. Seseorang yang ia kira akan menjadi tempatnya bersandar dikala sedih dan lelah. Seseorang yang ia kira akan selalu memberikan kebahagiaan, tawa dan senyum. Saling meghargai dan mengingatkan akan masa depan yang lebih baik, yang akan mereka jalani bersama nanti. Seseorang yang ia kira akan menjadi dunia barunya. Tapi, seseorang itu....

TWO 너와나 | TELAH TERBITWhere stories live. Discover now