Mencuri

215 37 183
                                    

    "Saya suka nasi goreng dan sate," ucap Ji Hye di samping Hana yang sedang sibuk mencuci sayuran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

    "Saya suka nasi goreng dan sate," ucap Ji Hye di samping Hana yang sedang sibuk mencuci sayuran. Ia sedikit terkejut karena Ibunya Ji Soo itu tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya.

    "Maaf, mengangetkan, ya? Saya barusan pergi ke mini market untuk membeli beberapa bumbu dapur yang habis dan daging!" Ji Hye menunjukkan dua buah kantung plastik besar yang ia genggam dengan kedua tangannya.

    "Ah, iya. Terima kasih banyak," Hana tertunduk gugup dengan senyum canggung di bibirnya.

    "Ibu membeli daging itu dimana? Di mini market bibi zaenab?" tanya Ji Soo tiba-tiba. Ia sedang sibuk mengelap meja makan. Sedangkan Hyeon Soo terlihat sedang memotong beberapa buah untuk dibuat salad.

    "Bukan," jawab Ji Hye dengan kedua mata yang menatap ke arah daging di dalam kantung plastik. Memangnya suatu keharusankah membeli daging di sana?

    "Ibu beli dimana? Di mini market halal tidak?" tanya Ji Soo lagi. Ia kini mengambil sekantung plastik daging itu dari genggaman Ibunya dan mulai melihatnya penuh selidik. Kedua alisnya mengerut ke dalam.

    "Ah! Ini tidak bisa dimakan, Hana tidak bisa memakannya Ibu!" ucap Ji Soo sambil berjalan menuju meja makan dan meletakkan daging itu di atasnya.

    "Kamu benar! Maaf, ibu lupa soal itu. Untung saja kamu tanyakan terlebih dahulu," jawab Ji Hye sambil menepuk keningnya dan menggelengkan kepala.

   "Yasudah, biar saya cari lagi. Mini market halal, kan? Saya tahu dimana saja selain mini market bibi zaenab," Hyeon Soo ikut menimbrung menghentikan aktivitas memotong buah apelnya. Setelah itu Hyeon Soo diberi uang oleh Ji Hye, dan ia segera bergegas keluar untuk pergi membeli daging.

      Hana yang melihat pemandangan itu hanya bisa berdiri terdiam mematung. Seperti tak percaya. Sungguh betapa menghargainya mereka terhadap kepercayaan yang Hana anut.

    Inilah yang dimaksud dengan toleransi yang sebenarnya. Saling menjaga dan menghargai perbedaan yang ada tanpa harus berdebat apalagi saling mencela karena mereka berbeda.

     Hana sungguh terharu melihat bagaimana cara Ji Soo dan keluarganya menghargai aturan dalam agama Hana.

    Tanpa ia sadari, air matanya mulai menetes. Ia buru-buru menyekanya karena tak ingin di antara mereka ada yang melihatnya seperti ini.

     "Hana, maaf untuk yang tadi. Ibu saya benar-benar lupa," Ji Soo berjalan menghampiri Hana yang akhirnya tersadar dari pikirannya.

   "Tidak apa, saya mengerti, kok," ucap Hana sambil tersenyum manis.

    "Hana, panggil saya ibu bisa, kan?" tiba-tiba Ji Hye berjalan menghampiri Ji Soo dan Hana.

TWO 너와나 | TELAH TERBITWhere stories live. Discover now