Hana, seorang wanita berparas manis yang bekerja sebagai translator di salah satu perusahaan swasta di Jakarta tidak mengira jika garisan takdir membuatnya pergi jauh melesat hingga ke negeri Korea.
Tempat dimana Ji Soo, si pria berbadan tinggi teg...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Eid Restaurant halal terletak di kawasan Itaewon, Seoul. Restoran ini menghadirkan berbagai macam menu khas Korea seperti bibimbap dan kimchi. Menu Korea yang disajikan restoran ini memang tak jauh berbeda dengan restoran-restoran Korea pada umumnya, hanya saja cara memasaknya telah disesuaikan dengan aturan Islam.
Kini Hana dan Ji Soo sudah berada di dalam restoran, duduk dengan santai sambil bersiap-siap memakan hidangan. Ji Soo melihat menu makanan yang mereka pesan di atas meja. Kedua matanya mengernyit, seperti sedang berpikir. Ji Soo kira ia akan menemukan menu berbeda di sini. Hana bilang padanya, akan banyak hal baru yang akan Ji Soo dapatkan di sini.
"Mau makan tidak?" tanya Hana meyakinkan. Karena melihat Ji Soo nampak ragu dan malah sibuk sendiri.
Padahal pelayan sudah mengantarkan makanan yang mereka pesan ke atas meja dengan senyum ramahnya. Bukannya bersiap makan, tetapi Ji Soo malah masih sibuk memperhatikan sekitar. Ternyata di Korea seperti ini Ji Soo bisa melihat banyak wanita berhijab.
Hampir semua pengunjung yang makan di sini wanitanya mengenakan hijab, ada yang memang asli orang Korea walau tidak banyak. Dan sisanya memang lebih banyak orang pendatang, mungkin dari Turki, Arab, Malaysia dan negara lainnya.
Begitu Ji Soo melihat salah satu wanita berhijab hitam dari Turki, wanita itu terlihat heboh sendiri karena melihat Ji Soo. Ji Soo sadar akan hal itu, ia pun tersenyum ramah sambil menundukkan kepalanya sopan.
Ji Soo sering melihat ekspresi wanita seperti itu sebelumnya, memangnya ada yang salah dengannya? Kenapa mereka selalu heboh dan tiba-tiba berubah menjadi sangat histeris? Ji Soo tidak melakukan apapun. Ya, ampun wanita memang sulit dimengerti. Alhasil ia hanya tersenyum geli sendiri membayangkannya.
"Excuse me, can I take a picture with you?" pinta suara itu tiba-tiba di hadapan meja Ji Soo dan Hana.
Hana sedikit terkejut begitu tahu seorang wanita cantik dengan hijab berwarna hitam bersama dua temannya sudah berdiri dengan ponsel yang siap untuk memotret.
"Me? Oh, okay. Of course!" jawab Ji Soo sambil tersenyum ramah lalu bangkit dari duduknya. Hana yang melihat itu hanya tersenyum simpul.
"You are very tall! And handsome," ucap salah seorang di antara mereka yang mengenakkan hijab berwarna merah.
Ji Soo hanya tersenyum sambil menundukkan kepalanya sopan. Setelah itu mereka berempat pun foto bersama secara bergantian. Sudah seperti fanmeeting dadakan.
"Is she your girlfriend?" tanya wanita berhijab hitam sambil melihat ke arah Hana yang sedang sibuk memainkan ponselnya. Ia tidak memperhatikan kegiatan Ji Soo. Ia terlihat sibuk membaca email dari atasannya mungkin.
Ji Soo melihat ke arah Hana sambil tersenyum penuh arti, bisa tidak, ya? Kalau berbohong tidak apa, kan? Membayangkannya saja Ji Soo sudah merasa senang. Ia lalu melihat ke arah lawan bicaranya dengan wajah yang bersinar.
