Sembilan✨

53 4 0
                                    

Grizelle dan Rion sudah kembali ke rumah Rion. Dengan membawa aneka macam jenis makanan ringan, dan tentu saja titipan Audrey yaitu coklat Silverqueen.

"Dek audrey, nih coklatnya," Grizelle menyodorkan coklat itu kepada Audrey yang sedang rebahan di sofa ruang tamu.
"Thankyou kakakkuuuuuu," Audrey berterima kasih.

"Nggak makasih sama gue?" tanya Rion.
"Males," Audrey menjulurkan lidahnya.

"Awas lu ya," Rion mencubit pipi Audrey gemas. "Drey, lo liat film atau drama kek terserah sama kak Grizelle sana. Gue kebelet nih. Tuh, banyak camilan makan aja. Jangan lupa gue sisain," sambung Rion.
"Oke bang. Siap laksanakan," Audrey memberi hormat kepada Rion.

Kebetulan Rion pergi ke kamar kecil, ini adalah kesempatan terbesar Audrey untuk mempertanyakan bagaimana perasaan Grizelle sebenarnya.

Karena Audrey setuju, kalau Grizelle berpacaran dengan Rion. Audrey sangat menyukai perilaku Grizelle. Grizelle tidak seperti tipe-tipe kebanyakan perempuan.

"Kak, boleh nanya?" tanya Audrey kepada Grizelle yang matanya sibuk tertuju pada televisi mencari drama Korea yang bagus.
"Iya nanya langsung aja nggak apa," Grizelle mengangguk.

"Jujur ya,"
"Iya drey, apa?" Grizelle berhenti fokus pada tv. Kini dia hanya fokus dengan apa yang ingin ditanyakan Audrey, sepertinya sangat serius.

"Kakak, suka sama bang Rion?" Audrey to the point.
"Ha?emangnya kenapa drey?" tanya Grizelle.

"Bang Rion kayaknya suka sama kak Grizelle, tapi nggak berani ngungkapinnya," ucap Audrey. ,
"Kamu kok bisa yakin gitu?"

"Iya kak, aku lihat tingkah lakunya ke kakak itu romantis banget. Sama akuu, yang adiknya sendiri aja nih nggak pernah kayak gitu," Audrey meluapkan semua uneg-unegnya.
"Masa sih?"

"Iya kak. Aku juga suka kalau kakak dekat sama bang Rion. Cuma kakak yang bisa naklukin abangku. Masa kakak nggak ada perasaan sama sekali ke Bang Rion?" tanya  Audrey.

"Kakak jujur ya ini?" Grizelle sudah tidak kuat memendam semuanya sendirian. Kebetulan Audrey membicarakan ini, mungkin ini waktu yang tepat baginya untuk menceritakan semuanya.

"Iya kak,"
"Jujur, kakak sayang banget sama abangmu," Grizelle terus terang.

"Waw?bagus dong. Aku aduin ya ke bang Rion, biar bang Rion peka," ujar Audrey.
"Tapi kakak nggak pernah dikasih kepastian sama Rion, drey. Kayaknya dia cuma anggap kakak sebatas sahabat yang dia sayang. Sebenarnya kakak juga nggak kuat dia manis banget sama kakak," sambung Grizelle dengan lirih.

"Ha?em.. tapi kakak nggak ada niat buat nunggu Abang?" tanya Audrey.
"Enggak drey, maaf. Kakak udah nggak kuat, akhirnya dengan terpaksa. Kakak nurutin orang tua kakak, setelah lulus kuliah. Kakak bakalan dijodohin," jawab Grizelle.

"Kakk.." Audrey memeluk Grizelle.
"Kenapa drey?kakak yakin kok, abangmu yang ganteng itu pasti dapat perempuan yang lebih baik dari kakak. Yang bisa sayang sama kamu juga," Grizelle membelai puncak kepala Audrey pelan.

"Aku maunya kakak jadi kakak iparku nanti," ucap Audrey.
"Drey. Kita udah tumbuh lebih dewasa kan? Kamu harus bisa belajar nerima kenyataan ya," Grizelle mengecup kening Audrey.
Audrey hanya bisa terdiam, lalu mengangguk ucapan Grizelle.

Pahit memang. Itulah yang dirasakan Grizelle. Yang sudah terlanjur tenggelam kedalam perasaan yang tidak karuan. Dia bukan perempuan yang bisa menunggu , dia hanya bisa ingin berusaha lari dari kenyataan.

Rion turun dari lantai atas, setelah selesai ke kamar kecil. Lalu melihat Grizelle dan Audrey tidak menonton apapun, malahan mereka sedang berpelukan sambil memasang wajah yang sangat sedih.

SAILORMOON [ Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang