Tiga Puluh Sembilan ✨

24 2 0
                                    

Rion melakukan apa yang dikatakan adiknya kemarin, bahwa Grizelle ingin menemuinya. Rion pun senang mendengar hal itu, bertemu dengan teman dekatnya. Rion benar-benar sangat merindukan Grizelle.

"Kira-kira Grizelle udah disana belum ya?" ujar Rion menerka - nerka sambil mengenakan jamnya.
"Udah kok bang. Abang kotak kak Grizelle nggak apa kok," imbuh Audrey.
"Serius?" Rion tentu saja terkejut mendengar hal itu.
"Iya. Buruan pergi," kata Audrey.
"Ok bye! Tolong pamitin ke mama sama papa!" teriak Rion tergopoh-gopoh keluar dari rumah.
"Yoi."

Grizelle selalu mengingat setiap momentnya bersama Rion ketika SMA dulu, moment itu selalu melekat di kepalanya. Hari ini Grizelle mengajak Rion untuk bertemu kembali di restoran langganan mereka waktu dulu. Memberitahukan sebuah kabar bahagianya, didepan wajah masa lalu kala itu.

Rion sampai di tempat dimana mereka membuat janji, terlihat dari jauh perempuan cantik yang sangat familiar di mata Rion. Perempuan itu sudah tampak dewasa sekarang, waktu memang cepat berlalu. Rion mendekat ke meja itu.

"Grizelle?" Rion memastikannya.
"Eh, Rion. Hai," Grizelle berdiri melambaikan tangannya sambil tersenyum. Tidak mengatakan sepatah kata apapun, Rion memeluk Grizelle dengan erat.

"Rion," ucap Grizelle lirih.
"Gue kangen banget sama lo. Maafin gue selama ini zel," bisik Rion tepat di telinga Grizelle.
"Gue nggak apa," Grizelle melepas pelukan Rion. "Duduk dulu," Grizelle mempersilahkan Rion untuk duduk.
"Oke," Rion duduk di hadapan Grizelle.

Grizelle menatap wajah itu, wajah yang dulu benar-benar dia sayangi. Seakan ingin menjadikannya hak milik seorang. Tetapi Tuhan tak menjadikannya mereka begitu, sekarang Tuhan menjadikan mereka dua orang individu yang saling canggung satu sama lain, padahal dahulu sangat dekat karena sebuah ikatan persahabatan.

"Makanannya udah aku pesenin, nggak apa kan?" tanya Grizelle.
"Iya nggak apa santai aja," jawab Rion. Fikiran Rion kosong, dia tidak mengerti harus mengawali pembicaraan mulai darimana.

"Rion," panggil Grizelle.
"Iya apa?"
"Tujuan aku balik ke Indonesia, aku cuma mau ngabarin sesuatu. Tadi aku udah ketemu sama teman-teman, aku sengaja pengen ketemu berdua sama kamu," ujar Grizelle.

"Kabar apa?" tanya Rion.
"Sebentar lagi aku mau tunangan sama Daffa. Rencananya acaranya di Indonesia, insyaallah di rumah aku. Kamu datang ya?" pinta Grizelle.

"Serius?congrats ya!aku bakal bawain hadiah kok buat kamu," kata Rion.
"Boleh aku minta hadiahnya sekarang?"
"Emm.. boleh kok," Rion mengangguk.

"Mungkin ini kan terakhir kalinya aku bisa sepuas-puasnya ketemu sama teman termasuk kamu. Kamu mau nggak, temenin aku jalan kayak dulu?" Grizelle ingin mengenang masa itu lagi. Sebelum dia akan diikat oleh sebuah janji pada suatu hubungan yang serius.

"Itu hadiah tunangan yang kamu mau dari aku?" ujar Rion.
"Iya. Cukup itu aja," Grizelle mengangguk.

"Oke. Aku bakalan ajak kamu jalan kayak dulu, tapi makan dulu ya?" jawab Rion.
"Thankyou Rion," Grizelle tersenyum.
"Sama-sama."

*********

"Mamaaa..." rengek Felicia.
"Apa sayang?" jawab mamanya lalu duduk disamping Felicia.

"Feli bingung, harus lanjut lagi sama Rion apa nggak?Feli kesel ih!tetangga pada nanyain Rion. Terus pada julid lagi kayak gini "Ih umur tua doyan sama berondong!" atau "kapan nikahnya?" Feli malu mama," Felicia menangis bersandar ke pundak mamanya.

"Rion anak baik-baik loh, dia kenapa sih emangnya?" tanya mamanya.
"Nggak mau ketemuan terus sama aku. Sibuk sama dunianya mulu," jawab Felicia.

"Gimana kalau kamu besok ikut sama mama?" tawar mamanya. Memiliki niatan untuk menjodohkan Felicia dengan anak temannya.
"Ngapain?"
"Udah lah ikut aja. Kamu pasti senang, mau ya?"

"Yaudah deh ikut," ucap Felicia pasrah.
"Nah gitu dong anak mama," mamanya memeluk dirinya dengan erat.

Keesokan harinya, Felicia menepati janjinya kepada mamanya. Yaitu ikut pergi bersamanya. Felicia penasaran, mamanya akan mengajak dirinya kemana?mall?salon?arisan?Sebenarnya Felicia paling tidak suka kalau jalan-jalan dengan mamanya, pasti akan selalu lama. Tapi dia perlu melepas penatnya sejenak, agar melupakan masalahnya dengan Rion.

Mamanya mengajak dirinya ke rumah temannya, Felicia sudah berfikir yang tidak tidak. Perjodohan?urusan bisnis?Benar-benar menyebalkan.

Akhirnya sampai juga, rumah teman mamanya sangat megah. Membuat Felicia ternganga.

"Ya ampun jeng!sini masuk!" ucap seorang wanita paruh baya yang memiliki ciri khas memakai sanggul. Dengan sanggulnya memang wanita itu benar-benar anggun. Mungkin itu adalah teman mamanya, pemilik rumah ini.

"Iya jeng. Feli sini," Mama Felicia menarik lengan Felicia.
"Ihh!iya ma," jawab Felicia pasrah.
Seisi rumahnya benar-benar megah, Felicia tidak tahu kalau mamanya punya teman di daerah dekat rumah. Mungkin ini teman saat senam aerobik.

Mereka saling mengobrol satu sama lain, Felicia hanya terdiam dan menonton mereka berbicara dengan hebohnya. Ditengah-tengah lamunan Felicia, wanita paruh baya itu mengajak Felicia berbicara.

"Feli udah kuliah ya?" tanyanya.
"Iya udah. Semester 6 tante," jawab Felicia.
"Ih sama dong seumuran kayak anak tante!Anak tante masih keluar, sebentar lagi pulang kok. Kalau dia pulang ngobrol sama dia ya!"
"Oh gitu. Hehe.. Iya tante," Felicia cengengesan.

Dua puluh lima menit kemudian, terdengar suara laki-laki dari luar rumah. "Assalamualaikum mama!" teriaknya.

"Waalaikumsalam," jawab wanita paruh baya itu.
"Anak mamaa si Gio!sini salim dulu ada tamu," ujarnya.

Laki-laki itu bernama Gio, itu adalah putra dari wanita paruh baya itu. Sekarang bisa kita sebut Mama Gio. Gio menyalami Felicia dan mama Felicia.

"Gio, ini namanya Felicia. Kenalan gih!ajak dia jalan-jalan," ucap Mama Gio.
"Harus ma?" tanya Gio.
"Iya sayang,"

Gio melirik ke arah Felicia, lalu berkata "Gue ganti baju dulu ya."
"Oke," Felicia mengangguk.
"Anaknya baik kok Feli sayang," kata Mama Gio.
"Hehe.. iya tante," jawab Felicia malu-malu.

Felicia bergumam, "Mampus!beneran mau dijodohin nih."
Tak memakan waktu yang lama, Gio keluar dari kamarnya. Berpakaian dengan santai, kaos hitam polos serta celana jeans selutut.

"Ayo, jalan-jalan!" ajaknya berbicara kepada Felicia. Felicia malu akan hal ini, situasi canggung.
"Sayang, diajak tuh sama Gio. Berdiri," perintah mamanya.
Felicia menghela nafas, lalu berdiri "Iya mama."

"Hati-hati ya sayang!" ucap Mama Gio.
"Iya ma. Gio keluar dulu," jawab Gio.
"Oke."

Mama Gio dan Felicia senang, berharap anak-anaknya berjodoh serta bisa melangsungkan pertunangan.
"Jeng, gimana atuh si Feli?kok nggak putus-putus sama berondong vokalis itu?" tanya Mama Gio.

"Nggak tahu, tapi akhir-akhir ini mereka bertengkar dulu. Doain aja cepat putus jeng, biar kita bisa jodohin anak kita," ujar Mama Felicia.
"Iya deh. Aminnnn," jawab Mama Gio.

Hai gais!!
Sorry bgt baru update.
Gimana menurut kalian?setuju Rion sama Felicia langgeng apa cepat putus?comment dibawah ya!
Semoga kalian suka sama part ini:)
Stay healthy dan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan🙏.
Thankyou..

- Happy Reading ☺ -

SAILORMOON [ Completed] Where stories live. Discover now