Lima Puluh ✨

115 2 0
                                    

Begitu romantis, semua yang hadir menikmati acara ini. Tetapi ditengah-tengah acara ketika Clara dan Rion bernyanyi, tiba-tiba Felicia datang.

Teman-teman Rion menoleh ke arahnya dan tentu saja benar-benar terkejut.

"Parah nggak sih yang?" bisik Audrey kepada Zidan.
"Parah sih. Bisa dijadiin judul FTV nih," ujar Zidan.
"Apaan?"

"Mantanku muncul ketika aku tunangan dengan pegawai caffeku. Asek," Zidan tertawa geli.
"Ya ampun jayus amat sih. Sstt.. diam.. situasi panas nih," ujar Audrey.
"Oke oke," Zidan menurutinya.

Tetapi Clara dan Rion belum menyadari kehadiran Felicia, mereka menyelesaikan lagu dari awal sampai akhir. Felicia tidak mengerti kalau Rion sudah memiliki pengganti, dia benar-benar bodoh tiba-tiba hadir di hari bahagia Rion. Felicia menahan air matanya, di dalam hatinya dia bergumam benar-benar menyesal meninggalkan Rion begitu saja. Andai saja dia mau menunggu Rion dan menemaninya sampai sukses, pasti dia sebenarnya ada di posisi Clara.

Selesai memainkan piano, Rion mengecup kening Clara. Tetapi dia bingung kenapa teman-temannya benar-benar hening. Rion pun melihat sekeliling, ini diluar dugaannya. Felicia datang sambil membawa sebuah buket bunga, dari raut wajahnya Felicia menahan tangis. Ketika Rion menatapnya dia langsung menyembunyikan buketnya ke belakang tubuhnya.

"Felicia?" gumam Rion. Clara melihat ini seketika resah, tetapi dia berusaha menenangkan diri. Dia teringat perkataan Rion, kalau dia menyukai dirinya karena sifatnya yang dewasa. Akhirnya Clara berfikir positif, barangkali saja masalah masa lalu Rion belum diselesaikan baik-baik. Mungkin semesta mempertemukan mereka sekali lagi untuk memperlurus semuanya.

"Clara, kamu ngobrol dulu aja ya sama adik dan teman-temanku. Have fun!aku mau selesaikan masalah dulu," ujar Rion membelai puncak kepala Clara.
"Oke," Clara mengangguk mengerti.
"Sorry," kata Rion sambil tersenyum. Ketika mendekati Felicia dia memasang wajah yang serius.

"Hai," sapa Rion. Dia menjaga sikapnya dihadapan Felicia, agar tidak emosi.
"Hai," jawab Felicia malu. Rasanya dia ingin cepat-cepat pergi dari sini, tetapi entah kenapa seolah-olah kakinya tidak mau beranjak dari sini.

"Ada apa kesini?" tanya Rion.
"Mau ketemu sama kamu, aku kangen. Maaf aku lancang," ujar Felicia menundukkan kepalanya.
"Kangen?kangennya baru sekarang?dulu waktu pacaran kok nggak pernah ke Jakarta sama sekali ya," Rion menyindir Felicia secara halus.

"Rion sorry, aku ninggalin kamu gitu aja. Maaf sikap aku ke kanak-kanakan, tapi aku nyesal Rion putus sama kamu. Aku nggak bahagia sama pacar aku sekarang," Felicia melepaskan buket bunga yang tadi dia pegang sehingga jatuh ke lantai. Lalu dia menggenggam kedua tangan Rion.

Rion hanya diam mendengar ocehan Felicia. Sementara Grizelle yang melihat ekspresi wajah Clara, dia langsung menenangkannya.

"Clara," panggilnya.
"Iya?" Clara terbuyar dari lamunannya.
"Jangan sedih, Rion udah jadi milik lo. Lo nggak akan kalah kok," ujar Grizelle sambil memeluk Clara.
"Hehe.. thankyou izel," ujar Clara.
"Sama-sama," Grizelle tersenyum.

Rion menghela nafas, "Terus mau kamu apa sekarang?" tanyanya kepada Felicia.
"Sebenarnya aku mau hubungan kita kayak dulu lagi, aku mau memperbaiki kesalahan aku. Tapi ternyata kamu udah punya pengganti," ujar Felicia menahan air matanya.

"Sorry ya Fel, udah nggak bisa. Tuhan nggak menakdirkan kita untuk bersama, kamu tahu?aku fikir kamu bakal selamanya selalu bersinar di hatiku. Layaknya bulan yang menerangi bumi di malam hari, tetapi nyatanya Tuhan berkata lain. Di atas, Tuhan sudah buat skenario manusia di bumi. Salah satunya kita berdua, Tuhan udah bikin cerita kalau kita nggak bisa bersatu lagi Fel," Rion menjelaskan semuanya akan perasaan yang dia selana ini pendam.

"Iya aku tahu kok. Yaudah, aku cuma mau bilang terimakasih udah pernah hadir di cerita hidupku. Maaf karena datang kesini tiba-tiba dan maaf untuk segalanya," ujar Felicia lalu terisak akan tangisnya. Air mata mulai turun membasahi pipinya.

"Kamu tahu kan Fel?waktu itu aku pacaran sama kamu aku baru selesai SMA. Aku disuruh mama aku buat belajar mandiri, jadi aku bingung waktu itu bagi waktu antara kamu, kuliah, dan kerja paruh waktu aku. Sementara mama kamu ngode terus buat cepat-cepat nikahin kamu, padahal umur aku masih muda banget. Banyak cita-cita yang harus aku gapai, sampai akhirnya kamu minta putus karena jarak dan mungkin.. aku nggak begitu tajir jadi ya yaudah aku sadar diri aku terima kamu minta putus. Mau gimana lagi?emang keadaan aku kayak gitu," Rion menceritakan semua curahan hatinya.

"Maaf Rion, aku emang bodoh waktu itu. Aku nggak ngertiin keadaan kamu. Maaf," Felicia mengucapkan berulang kali sebuah kata maaf.

"Sama-sama aku juga minta maaf. Ingat ya pesan aku, tetap jadi bulan yang selalu bersinar sekalipun dipisahkan oleh sebuah jarak . Masalah kita sudah selesai ya?jalani hubungan kita masing-masing," ucap Rion berusaha menghibur Felicia.
"Iya. Tapi kita baikan nggak?" tanya Felicia dengan polos.

Rion hanya diam lalu memberikan Felicia sebuah pelukan, ini yang terakhir kalinya. "Baikan," jawab Rion mengangguk. Rion melepaskan pelukannya.

"Oh ya kalau acara pertunanganku udah ada undangannya, boleh hadir kok. Kalau kamu udah married jangan lupa juga undang aku sama Clara," ujar Rion.
"Iya iya," Felicia mengangguk.

Tidak baik jika mengusir Felicia begitu saja, Rion pun mempersilahkannya bergabung di hari bahagianya ini. Felicia duduk diantara teman-teman band Rion yaitu WolfsBand.

"Claraaaaa," rengek Rion.
"Apaa?" tanya Clara.
"Nyanyi lagi yuk," ujar Rion.
"Gamau. Capek," tolak Clara singkat. Karena dia benar-benar lelah.

"Yailah. Yaudah aku yang nyanyi, kamu ngobrol gih sama abang-abang aku. Pindah tempat!" suruh Rion. Yang Rion maksud abangnya adalah teman bandnya, karena usianya jauh lebih tua dibandingkan Rion.
"Oke," Clara menyetujuinya.

Dari kejadian dari kisah cintanya yang rumit ini Rion belajar, bawasannya pendamping bukan hanya soal perasaan saja. Melainkan sebuah perjuangan dan kepercayaan.  Hubungannya dengan Felicia waktu begitu rumit, karena Felicia tidak mengerti keadaannya dan tidak mau menemaninya dari nol. Sehingga waktu itu ketika Felicia memutuskan hubungan, Rion menyetujuinya walaupun masih belum rela.

Sampai akhirnya dia bertemu dengan pengganti Felicia yaitu Clara. Dia perempuan yang selalu menunjukkan berbagai idenya kepada Rion dan selalu menemani Rion dari nol, Rion kagum kepadanya sehingga Rion yakin untuk memilihnya sebagai pendamping hidupnya kelak. Rion pun menyadari,memilih kekasih bukan hanya dari rupa, usia, pekerjaan atau yang lainnya. Melainkan yang terpenting adalah perempuan yang memiki pemikiran dan perilaku baik.

Kini Rion dan Clara menjalankan hubungan dengan begitu baik. Saling mengerti dan mendukung satu sama lain, pasangan yang serasi. Sedangkan Felicia, masih berusaha menjalani hubungannya bersama Gio.

- THE END -

Yeyy!akhirnya tamat juga!
Menurut kalian ending dari sailormoon gimana?happy ending?sad?atau normal-normal aja?hehe😆.
Kasih pendapatnya ya..
Jangan lupa follow,read, vote dan comment.
Butuh kritik dan saran yang membangun:)
Thankyou buat para readers, tanpa kalian cerita ini bukan apa-apa.

Oh ya guys, karena selesai nulis ini aku baru kepikiran gambaran castnya. Jadi, mungkin di part paling akhir nanti aku bakal up nama-nama cast dari sailormoon sama aku sertain foto-fotonya. Pasti kalian suka kan kalau ada gambaran cogan cecannya?hehe, ditunggu ya.
Sekali lagi terimakasih:)
Tunggu karya saya berikutnya!

- Happy Reading ✨❤️-

SAILORMOON [ Completed] Where stories live. Discover now