Empat Puluh Lima✨

32 2 0
                                    

"Aku khawatir!aku nggak mau kamu kenapa-napa," kalimat itu terlontar begitu saja dari mulut Rion.

Deg!!
Setelah sekian lama Clara tidak mendapat respon apapun dari Rion, akhirnya Rion menampakkan rasa kepeduliannya. Walaupun ini sederhana, tetapi sudah cukup membuat Clara senang.

"Thankyou udah perhatian," kata Clara sambil tersenyum.
"Iya. Yaudah habisini aku antar pulang, besok kamu nggak usah ke caffe dulu!" ucap Rion dengan tegas.

"Lah?kenapa?kan besok kerja?" jawab Clara tidak terima Rion melarangnya untuk menemui dirinya.

"Nggak, libur. Besok aku yang ke rumahmu, oke?jangan bandel," Rion mengacak-acak rambut Clara.

"Yaudah iya nggak bandel," jawab Clara pasrah.

Tetapi Rion baru ingat kalau besok dia ada janji dengan Angga dan Nara, ingin membicarakan hal yang serius katanya. Setelah dipikir-pikir, ya Rion bisa mengaturnya. Mungkin bisa menemui Clara setelah bertemu dengan Angga dan Nara.

"Tapi besok aku ketemuan dulu sama temanku yang tadi itu, nggak apa ya?" ujar Rion dengan hati-hati.

"Iya nggak apa terserah," Clara mengangguk lalu melanjutkan menyantap makanan yang ada di hadapannya daritadi.

"Good girl!" Rion tersenyum lalu mencubit pipi Clara gemas.

*********

Ini adalah hari dimana Rion harus menepati janji untuk bertemu dengan Angga dan pacarnya, mungkin Angga akan membahas projek baru. Tetapi kenapa dengan pacarnya?sepertinya pacarnya ingin sekali ikut dalam pembicaraan, seolah-olah Nara adalah narasumber. Entahlah, Rion berusaha berfikiran positif. Barangkali saja Angga berencana untuk kolaborasi bersama pacarnya.

Karena jam sebentar lagi sudah menunjukkan pukul 9, Rion bergegas untuk bersiap-siap. Keadaannya tidak begitu formal, Rion pun hanya berpakaian santai. Kaos hitam polos disertai celana jeans, selera pakaian santai laki-laki pada umumnya. Rion menuruni tangga dengan terburu-buru, Audrey yang melihat Rion dari bawah merasa ngeri.

"ABANGG!!" teriak Audrey.

"Kenapa sih?!" Rion sedikit nyolot. Karena dia merasa tidak berbuat apa-apa, adiknya tiba-tiba teriak tidak jelas. Menjengkelkan.

"Kalau turun hati-hati atuh. Gue ngeri lihatnya!lagian buru-buru amat," ujar Audrey.

"Ya sorry. Buru-buru gue," ucap Rion lalu meneguk segelas air putih di dapur.

"Kemana?caffenya abang?" tanya Audrey kepo. Dia mengumpulkan informasi supaya tidak bingung jika mamanya menanyakan keberadaan Rion.

"Enggak, ketemu sama teman band. Bilangin ke mama ya," ujar Rion lalu keluar rumah begitu saja sambil melambaikan tangananya ke arah Audrey.
"Iya bang. Hati-hati," kata Audrey.

Keadaan mall hari ini benar-benar ramai, membuat Rion bingung menemukan Angga dan Nara dengan mudah. Dia pun memutuskan menelfonnya. Setelah mendapat telfon dari Rion, Angga langsung menghampiri Rion.

"Woi bro!" panggil Angga.
"Eh yoi bang," Rion berlarian kecil lalu merangkul Angga.
"Pacar nggak diajak?" ujar Angga basa-basi.

"Enggak wei, itu teman. Dia lagi sakit," jawab Rion.
"Oh gitu. Yaudah yuk cepet pacar gue nungguin," kata Angga.
"Pacar lo mau ngasih tahu ke gue apaan sih bang?" Rion mulai penasaran.

"Udah lah, nanti juga tahu sendiri. Semua fakta akan terungkap dari mulut pacar gue," Angga tertawa geli.
"Apaan sih. Geli banget," kata Rion.

"Rion adikku sayanggg!" teriak Nara ketika Angga dan Rion sudah tiba di restoran. Terdengar lebay sekali, lalu Nara melakukan cipika-cipiki dengan Rion.
"Apaan sih kak. Geli," protes Rion.
"Wkwk.. ya sorry. Duduk duduk," Nara mempersilahkan Angga dan Rion duduk.

"Mau ngomong apa kak?" tanya Rion to the point, dia benar-benar penasaran. Di dalam otaknya banyak sekali pertanyaan yang bertebaran.
"Ih lo kok ngebet banget sih dek. Pesan makan dulu sana gih," suruh Nara.

"Bang Angga sama kakak udah pesan?" tanya Rion.
"Udahlah. Sana pesan dulu!bilang tambah di meja nomor berapa nih?09," ujar Nara.
"Oke oke. Ditraktir nggak nih?" goda Rion ketika beranjak berdiri.

"Ayang adikmu gaada akhlak yang," rengek Nara kepada Angga sambil tertawa geli.
"Wkwk.. udah biasa atuh. Iya iya gue bayarin," jawab Angga.
"Yey!thankyou bang," jawab Rion berlari ke arah kasir dengan girang.

Tidak memakan waktu yang lama, Rion lalu duduk kembali di hadapan Nara dan Angga. Rion menatap Nara dengan tajam, seolah-olah mengintimidasi Nara.

"Dek gue punya info tentang mantan lo," Nara langsung memulai pembicaraan sambil menunggu makanan yang mereka pesan datang.
"Felicia?" Rion mengangkat satu alisnya. Jujur saja dia sudah sedikit risih ketika ada yang membahas masa lalunya.

"Yep. Gue tanya, lo putus sama dia karena lo jarang nemuin dia kan?ngebet nikah?" Nara mewawancarai Rion dengan serius.
"Iya. Ya bisa dibilang gitu sih," Rion mengangkat kedua pundaknya.

"Kan lo tahu sendiri, habis dia putus sama lo. Dia punya pengganti lagi, terus dia update foto terus sama pacar barunya?"
"Iya tahu."

"Nah!gue dikasih tahu sama Qila, katanya Felicia nggak nyaman sama pacar barunya. Dan dia nyesel minta putus sama lo," ujar Nara.
"Mantan lo gila bro," imbuh Angga.
"Serius ngomong gitu?aneh banget sih dia," ujar Rion.

"Kalau dia nyamperin lo tiba-tiba, gue cuma mau bilang nih!lo jual mahal!oke?" kata Nara dengan tegas.
"Ya oke. Gue udah move on hei!tenang aja," kata Rion.

"Iya ya. Lo udah punya gebetan baru kan?" goda Nara.
"Serah lo deh kak," Rion memutar kedua bola matanya.
"Pas dulu lo pacaran sama Feli gue nggak suka tahu," Angga mulai buka suara.

"Kenapa bang emangnya?" tanya Rion.
"Ya lo jadi beda. Nggak kayak diri lo yang sebenarnya," ujar Angga.
"Contohnya?"

"Lo biasanya semangat ngerjain projek, gara-gara lo ngejabanin tuh anak lo jadi males untuk berkarya. Bukan lo banget gitu," ucap Angga terus terang.
"Iya sih bang. Setelah gue putus, semua orang terdekat bilang gini ke gue," ujar Rion.

"Cewek lo yang baru ini gimana?baik kan?" Nara mulai kepo dengan Clara. Bagaimana Clara dikehidupan baru Rion.
"Ya baik lah, dia ngebantu gue bangun usaha. Dia selalu ngasih pikirannya, aktif gitu lah!dewasa banget," kata Rion.

"Sip!pertahankan!lo suka kan sama dia?" ujar Nara.
"Ya suka. Tapi belum saatnya nyatain perasaan,"
"Nyatain woi!mata Clara waktu kemarin. Berkaca-kaca banget kalau lo bilang dia cuma teman," hawa-hawa kompor Nara mulai muncul.

"Harus gue tembak sekarang juga?" Rion meminta pertimbangan.
"Iya lah. Langsung lamar aja kalau perlu," imbuh Angga.

"Duh ya gue pikir dulu deh. Eh pesanannya udah dateng, gue habis makan pulang ya bang, kak?" Rion tiba-tiba teringat janjinya dengan Clara kemarin.
"Buru-buru amat. Emang mau kemana?" kata Angga.

"Ini si Clara lagi nggak enak badan. Gue mau nemenin dia dirumah," ujar Rion sambil memasukkan makanannya ke dalam mulutnya.
"Cieee.." goda Nara.

"Kak Nar, mulai deh!" Rion mulai kesal.
"Yaudah buruan makan," suruh Angga. Rion pun melanjutkan melahap makanannya.

Halo guys!
Kasih pendapatnya tentang cerita ini dong, sebelum ceritanya tamat!
Jangan lupa follow, vote, comment, dan read.
Butuh kritik dan saran yang membangun🙏, jangan jadi silent readers ya hehe.
Semoga kalian suka sama part ini.

Oh ya..
Minal aidzin wal faidzin ya, mohon maaf kalau author ada salah 😊🙏.
Stay safe and healthy semua ✨
Thankyou❤️

- Happy Reading 💗✨-

SAILORMOON [ Completed] Where stories live. Discover now