Tiga Puluh Enam ✨

30 3 0
                                    

Rion dan Felicia sudah tiba di rumah Rion, Rion mempersilahkan Felicia masuk sambil menggandeng tangannya.
"Assalamualaikum, ma, drey, pa" ujar Rion mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam. Eh abang, sama Kak Fel. Masuk-masuk," Audrey menyuruh mereka berdua masuk ke dalam ruang tamu.

"Drey, papa udah pulang?"tanya Rion sambil melepas kaos kakinya.
"Belum bang. Eh Kak Feli, mau minum apa?Dalgona coffe mau?" Audrey menawarkan Felicia minuman.

"Waduh nggak capek dek bikinnya?" ujar Felicia.
"Enggak kak. Kan ada mixer?mau ya?tunggu aku bikinin," Audrey langsung lari menuju dapur. Dia menawarkan itu kepada Felicia karena dia sendiri juga lagi ngidam kopi dalgona. Kalau tidak, mana mungkin Audrey menawarkan minuman sesusah ini.

"Ya terserah dek. Makasih," kata Felicia.
"Iya sama-sama!" teriak Audrey dari dapur.
"Maklumin ya Fel. Adikku korban tiktok," kata Rion.

"Wkwk.. Iya nggak apa."
"Aku panggil mama aku dulu ya," ucap Rion.
"Iya Ion," Felicia mengangguk dan menunggu Rion kembali.

Beberapa menit kemudian, Rion dan mamanya turun dari lantai atas lalu turun ke bawah. Menemui Felicia.
"Ya ampun Felicia mampir," mama Rion lari dengan cepat mendekati Felicia dan memeluknya.
"Tante, apa kabar?" tanya Felicia.

"Alhamdulillah baik. Keluarganya Feli kabarnya baik juga kan?" kata Mama Rion.
"Iya tante," Felicia mengangguk.
"Titip salam ya. Oh ya kamu mau minum apa?" ujar Mama Rion.

"Iya tante pasti. Eh, udah tante. Audrey lagi ngebikinin," jawab Felicia.
"Iya kah?tumben biasanya belajar mulu tuh anak. Oke tante ke dapur sebentar," Mama Rion menghampiri Audrey.

"Audrey sayang, bikin apa?" tanya mamanya.
"Ini ma. Dalgona Caffe," Audrey sibuk menata kopinya agar penampilannya baik.
"Ribet amat dah. Btw enak nggak itu?" mamanya kepo.

"Enak dong ma,"
"Kok cuma 3, mama nggak dibikinin?" tanya mamanya dengan polos.
"Mama mau?Ya nanti aja ya ma. Udrey bikinin buanyak deh," rayu Audrey. Karena dia sudah lelah membuat minuman viral ini.

"Yaudah iya. Cepat bawain!Kasihan Kak Felicia nunggu," ujar mamanya lalu pergi.
"Iya ma. Sabar sis," jawab Audrey lalu meletakkan 3 gelas dalgona coffe diatas nampan.

"Kak Feliciaaa!!!ini Dalgona buatan Audrey!" teriak Audrey, dia berusaha terlihat sangat antusias dengan kehadiran Felicia. Padahal, Audrey tidak begitu suka dengan tipe orang yang manja. Audrey kesal, selalu mendengar Rion sedang menelfon terdengar suara Felicia yang merengek selalu ingin jalan bersama Rion. Sebagai adik Rion, Audrey tidak ingin abang kesayangannya dikekang oleh seseorang seperti itu.

"Kamu repot-repot ih. Makasih ya adik," ujar Felicia setelah itu menyeruput sedikit dalgona itu.
"Gimana, enak nggak kak?" Audrey meminta pendapat, dia duduk di sebelah Rion.

"Bacot lo tumben deh banyak banget," bisik Rion di telingan Audrey dengan pelan.
"Ih apaan sih bang," Audrey kesal dengan Rion. Bukannya senang adiknya menyambut baik pacarnya. Malah dia protes, aneh sekali.

"Enak banget kok dek. Kak Fel suka," puji Felicia.
"Yey, makasih!" Audrey kegirangan.
Mamanya tahu kalau Rion sangat risih dengan adanya Audrey yang terlalu cerewet ini. Dia pun menyuruh Audrey kembali ke kamarnya.

"Audrey, minumnya di kamar aja ya. Tadi Zidan whatsapp mama, pengen vidcall sama kamu. Buruan gih telfon," ucapnya.
"Ah?seriusan mama?" Audrey curiga.
"Iya serius mama. Buruan sana ke kamar," suruh mamanya sekali lagi.

"Yaudah deh. Dadah mama, abang, sama Kak Fel!" Audrey melambaikan tangannya lalu segera ke atas menuju kamarnya.
"Iya dah," ujar Felicia. Rion hanya memutar kedua bola matanya.

"Nak Fel, sering-sering kesini dong. Tante pengen ngobrol-ngobrol tahu," ujar Mama Rion.
"Aduh tante. Iya deh, kalau Feli ada waktu bakal kesini," jawab Felicia.

Tiba-tiba Rion teringat permintaan Felicia, katanya mamanya ingin sekali bertemu Rion. Bagaimana Rion bisa menolak kalau itu keinginan orang tua. Rion pun meminta izin kepada mamanya.

"Oh iya ma. Besok Rion ke Bekasi sebentar boleh?mamanya Feli kangen sama aku katanya," ujar Rion. Felicia malu-malu, menyenggol lengan Rion.
"Waduh, ya boleh dong. Kenapa enggak?" jawab Mama Rion.
"Beneran ma, boleh?" Rion memastikan.
"Iya,"
"Makasih ma," ucap Rion.
"Sama-sama,"

**********

Rion bersiap-siap untuk berangkat ke Bekasi. Sebenarnya dia benar-benar malas, bukannya benci atau apa. Tetapi, uangnya sekarang mulai menipis. Kebetuhan untuk dirinya sendiri banyak sekali, dia takut tidak bisa membelikan barang untuk Felicia. Dia pun hanya membawa uang secukupnya dan dia baru ingat kalau dia membutuhkan charger untuk hpnya. Karena charger hpnya sudah rusak.

"Mama.. Rion pamit ke Bekasi ya," teriak Rion ketika sudah di lantai bawah.
"Mama keluar bang. Beli sayur," ujar Audrey yang sedang asyik berkaraoke di ruang tamu.

"Oh gitu. Yaudah tolong bilangin ya," kata Rion.
"Nggak mau," Audrey menggeleng. Menggoda abangnya, karena tahu abangnya mudah sekali marah walaupun karena masalah sepele seperti ini.

"Drey," panggil Rion dengan mimik muka yang datar. Audrey tidak menoleh sedikit pun, sambil menahan tawa.
"Audrey, adikku, lahir setelah aku, juga jadi anak papa mamaku. Adikku tersayang, tolong ya?" rayu Rion dengan terpaksa mengatakan hal yang aneh seperti itu.

Audrey seketika menoleh, "Oke, abangku sayang!" jawab Audrey.
"Buset nih anak. Yaudah bye," Rion segera keluar dari rumah.
"Bye!!!" suara Audrey begitu menggelegar karena menggunakan mic.

Hanya membutuhkan waktu 2 jam perjalanan Jakarta pusat ke Bekasi. Akhirnya Rion sampai juga, untung saja dia menggunakan motor. Kalau saja dia menggunakan mobil, pasti sudah terjebak macet.

"Assalamualaikum," Rion mengetuk pintu Felicia.
"Waalaikumsalam. Ayo dah," Felicia keluar dengan cepat. Setelah itu mengunci rumahnya.
"Mama kamu mana?" tanya Rion.
"Lagi keluar," jawab Felicia dengan girang.
"Oh yaudah," Rion mengangguk mengerti.

Mereka pergi ke mall terdekat, Rion pun ingin mencari charger.
"Fel, sini dulu yuk. Aku mau beli charger," ajak Rion.
"Oh oke," Felicia menurut.
Seusai membeli charger, mereka berdua berkeliling dan membeli barang yang diperlukan.

Tiba-tiba, perut Felicia berbunyi dan Felicia merengek ingin makan.
"Ion sayang makan yuk," ujar Felicia.
"Ehm.. bentar," Rion mengambil dompetnya yang ada disaku lalu melihat isi dompetnya.

"Fel maaf, pakai uang kamu dulu nggak apa ya?" kondisi uang Rion saat ini sedang krisis. Karena jarang bekerja, gajinya belum keluar pada hari biasa seperti ini.
"Ih, kenapa?" Felicia mulai kesal.

"Aku jarang kerja, ngurus kuliah aku. Jadi uangku menipis," ucap Rion dengan sedikit malu. Harga dirinya sebagai laki-laki seketika turun.
"Ah kamu mah. Yaudah iya ayo," Felicia berdecak kesal. Wajahnya yang awalnya gembira menjadi penuh amarah.

Rion jadi berfikir kembali, apakah Felicia cocok menjadi pendampingnya. Apakah dia tergolong perempuan baik? ketika pasangannya tidak bisa membelikan saja sudah marah begitu hebatnya. Sejak saat ini, Rion mulai berfikir lebih keras lagi untuk masalah pasangan.

Haiii..
Menurut kalian, Rion betah nggak ya sama Felicia kedepannya?
Kasih kritik dan saran yang membangun ya😊🙏
Aku harap ini bisa nemani kalian selama bulan puasa dan selama di rumah aja, hehe.
Maaf partnya agak pendek 😭
Sehat-sehat ya semua!Selamat berpuasa:)
Thankyou..

- Happy Reading 😊 -

SAILORMOON [ Completed] Where stories live. Discover now