Dua Puluh Satu✨

36 3 0
                                    

Dua hari lagi Grizelle akan segera menempuh pendidikannya di London bersama Daffa. Sebelumnya, dia ingin menemui Bricia, Ane, dan Nadine. Arya? Grizelle tidak menemuinya karena takut mulut Arya yang comber. Rion? Grizelle rasa tidak perlu. Karena alasan dia pergi adalah Rion.

"Guys , gua pamit ya. Dua hari lagi berangkat," ujar Grizelle.
"Semoga sukses sayangku," imbuh Bricia lalu tiba-tiba memeluk Grizelle.

"Semoga sukses lah pokoknya. Jangan lupa kalau ada apa-apa kabarin kita, lo wisuda atau yang lainnya kita bakal samperin. Tapi lo sekali-sekali ke Indonesia, kita kangen," kata Ane.
"Iya, terutama Rion," ujar Nadine.

Mendengar itu Bricia langsung melepaskan pelukannya, kedua tangannya masih berada di pundak Grizelle.
"Iya zel, Lo yakin nggak pamit dulu sama Rion?" tanya Bricia.

"Nggak perlu ci. Nggak ada gue disamping dia nggak ada pengaruhnya. Banyak banget orang yang sayang sama dia, keluarganya, kalian, dan terutama Felicia,"jawab Grizelle yang masih berusaha menerima kenyataan.

"Tapi kalau lo berangkat gimana zel?dia tanya ke kita gimana?" Nadine kebingungan.
"Kalau gue udah pergi dari Indonesia, kasih tahu aja nggak apa. Tapi kalau waktu berangkat, jangan kasih tahu. Gue malah nggak tahan," jawab Grizelle.

"Eummm.. okeoke siap. Sering-sering video call sama kita ya zel," Ane memohon.
"Iya tenang aja," Grizelle mengangguk.

*******

Sudah tiba saatnya, ini adalah hari keberangkatan Grizelle dan Daffa ke London. Untuk melanjutkan pendidikan. Mama Grizelle, mengantarkan mereka berdua ke bandara. Keluarga Daffa tidak ikut mengantar karena ada urusan di luar kota.

"Hati-hati ya nak," ucap mama Grizelle lalu memeluk Grizelle dan Daffa.
"Iya ma, mama jaga diri baik-baik ya. Sering telfonin Izel ya?" ucap Grizelle.
"Iya pasti," mamanya mengangguk.

"Nak Daffa, Tante titip Izel boleh ya?"
"Iya tan, dengan senang hati. Daffa pamit ya tante?" Daffa mencium punggung tangan mama Grizelle. Lalu mama Grizelle memeluknya, Daffa pun juga membalas pelukan itu dengan hangat.
"Terimakasih sudah ada buat Grizelle," bisiknya.
"Iya te," Daffa mengangguk.

Mereka berdua segera pergi, supaya tidak ketinggalan pesawat. Mama Grizelle pun tersenyum melihat mereka berdua, lalu melambaikan tangan. Sebagai akhir dari perpisahan.

*******

Rion akhir-akhir ini resah karena beberapa hari Grizelle tidak mengabarinya sama sekali, walaupun rumah mereka berdekatan. Keresahan itu terkadang terlupakan karena adanya Felicia dikehidupannya.

Tetapi hari ini, fikiran Rion makin tertuju kepada Grizelle. Selain susah dihubungi, rumahnya hari ini juga sepi.
Rion melihat rumah Grizelle, dari jendela kamarnya yang ada diatas.

Lalu mobil milik mama Grizelle tiba-tiba muncul, kelihatannya mereka sudah pulang. Tetapi Grizelle tak muncul juga. Untuk menjawab semua pertanyaannya, Rion segera keluar untuk menanyakan sesuatu.

"Tanteeee..." teriak Rion ketika mama Grizelle memakirkan mobil.
"Iya nak Rion?"
"Grizelle dimana ya te?kok akhir-akhir ini setelah wisuda jarang hubungin aku?" tanya Rion.
"Emmmm.." Mama Grizelle mulai gagu.
Lalu tiba-tiba ada notif yang muncul dari hp mama Grizelle, ya itu dari Grizelle. Pesan itu bertuliskan...

Grizelle
"Ma, misalkan Rion sekarang nyariin aku. Tolong ya ma, mama ambil kotak yang ada dibawah kasur aku. Kasihin ke Rion ya ma, itu jawab semua pertanyaannya. Makasih,"

"Tante?" panggil Rion suaranya memelan.
"Sini masuk dulu," ucap mama Grizelle setelah mendapat pesan itu dari Grizelle.
"Iya te," Rion pun duduk di ruang tamu.

Mama Grizelle, masuk ke kamar Grizelle yang sudah rapi. Sebagian barang sudah dibawa pergi ke London. Mama Grizelle pun melihat ke bawah kasur, dan ya itu ada sebuah kotak. Diatasnya juga sudah ditulis itu hanya untuk Rion.

"Nak, ini dari Grizelle. Dia bilang ini buat kamu, bukanya dirumah aja. Isi kotak ini bakal jawab semuanya," ujar Mama Grizelle lalu mengulurkan kotak itu ke arah Rion.

Ekspresi Rion menunjukkan kebingungan, tetapi Rion mengiyakan ucapan mamanya Grizelle. Dan menerima kotak itu.
"Yaudah tante, makasih ya. Saya pamit dulu," Rion mencium punggung tangan mama Grizelle.
"Iya sama-sama,"

Rion segera pulang, ingin sekali membuka kotak ini. Ada apa dengan Grizelle sebenarnya?apakah Grizelle benar-benar tersakiti karenanya?Sekarang Grizelle ada dimana?Pertanyaan itu sudah muncul di otak Rion daritadi.

Rion menarik nafasnya kuat-kuat, mempersiapkan mentalnya untuk menerima jawaban yang sebenarnya. Dia pun membuka kotak itu perlahan.
Kotak itu berisi sebuah buku, hanya buku.

"Buku diary?" batin Rion. Menebak sebelum membuka buku itu. Rion lalu membukanya. Halaman pertama buku itu adalah foto konyol yang pernah mereka berdua lakukan, saat photobox sepulang sekolah. Lalu diatas foto itu bertuliskan "Hai Rion :) "

Rion ikut tersenyum, setelah itu membuka halaman selanjutnya. Sama, banyak sekali kumpulan foto yang ditempel. Dan ada sebuah tulisan yang cukup panjang. Rion membacanya dengan serius.

Hai Rion.. makasih ya sudah pernah ada.
Udah mau jadi teman aku, kakak aku. Dan kamu sudah bikin aku cukup sayang sama kamu.
Maaf aku egois, karena suka sama kamu. Padahal kita sahabatan, akunya aja yang terlalu baper. Maklumin ya Ion, hehe.
Oh iya, kamu inget nggak?pas kamu ngajak kita harus satu universitas?tapi aku nggak jawab.
Sebenarnya, aku mau kuliah di London. Tapi aku nggak mau kamu tahu Rion. Aku bikin keputusan ini, karena aku mau bisa move on dari kamu.
Aku bodoh banget ya?
Kamu sekarang lagi nyari aku kan?maaf ya Ion, aku udah berangkat ke London. Aku sengaja nggak pamit, karena kalau aku pamit aku bakal nggak rela buat pergi.
Aku janji Ion, aku nggak manja kok disini. Aku berangkat sama Daffa. Daffa yang bakal jagain aku.
Intinya aku cuma mau bilang makasih aja sama kamu. Aku pamit Ion, aku sayang kamu. Jangan pernah mikirin aku, jaga ya kak Felicia. Aku tahu kamu sayang banget sama dia. Jangan merasa kehilangan, karena banyak orang yang sayang sama kamu di sisi kamu.
Bye Rion!

Air mata Rion menetes perlahan di buku itu. Tidak menyangka kalau Grizelle meninggalkannya. Rion bodoh, karena tidak pernah memahami perasaan Grizelle. Mungkin detik ini, dia akan tidak pernah mau menghubungi Rion lagi.

"Grizelle... maafin gue," ujar Rion lirih, tangisannya semakin menjadi-jadi. Rion mencengkram buku itu, dia benar-benar rindu Grizelle. Grizelle yang selalu ada untuknya.

Mama Rion melewati kamar Rion, mendengar suara isakan tangis.
"Anak gue ngapain dah?" batin Mama Rion, lalu membuka pintu kamar Rion. Tanpa mengetuknya terlebih dahulu, karena sudah terlanjur khawatir takut anak satu-satunya kenapa-napa.

"Ionnnn????" Mama Rion terkejut melihat anaknya tersungkur diatas kasur sambil menangis.
Rion pun menoleh ke arah mamanya, dengan matanya yang sembab.

"Kamu kenapa nak?" tanya Mama Rion.
"Ma.. Grizelle pergi.." ujar Rion lirih.
"Kemana?" mamanya mulai panik.

"Kuliah di London ma," jawab Rion, tangisnya masih tersedu-sedu.
Mama Rion menghela nafas, lalu memeluk anaknya itu. Menenangkan perasaannya.

"Udah lah nak. Nggak papa, biarin Grizelle mungkin pengen gapai cita-citanya. Sabar ya,"
"Tapi izel sakit hati karena aku," kata Rion.
"Enggak kamu nggak salah," Mama Rion berusaha menenangkan.

Halo guyss..
Sorry yaa slow update mulu, hihi..
Gimana menurut kalian?
Kasih pendapat ya😁
Butuh kritik dan saran yang membangun.
Jangan lupa follow, vote, read dan comment.
Thankyou

- Happy Reading 💗-

SAILORMOON [ Completed] Where stories live. Discover now