Tiga Puluh ✨

29 2 0
                                    

Lama sekali, WolfsBand tak kunjung melakukan projectnya karena menunggu Rion siap. Ini adalah harinya, Rion berangkat menuju Bekasi untuk membuat project dengan WolfsBand.

"Assalamualaikum abang," Rion sampai ditujuan. Membuka pintu studio yang sudah mereka sewa.
"Waalaikumsalam Ion," jawab mereka kompak bersama pasangannya.

"Ionn!!!lo parah sih nggak pernah ngabarin kita," protes Edo.
"Sibuk pacaran dia," ledek Bram.
"Ih apaan sih bang," Rion salah tingkah.

"Tenang bro, pacar lo sama pacarnya si Bram lagi beliin makanan," ujar Angga.
"Hah?" wajah Rion yang awalnya serius menjadi cengo. Dia berfikir abang-abangnya sedang menggodanya.
"Iya. Kita nggak godain lo.. emang pacar lo ada," kata Bram.

"Ayoo cepat nyanyiii," rengek Nara pacar Angga.
"Benar kata kak Nara bang. Ayo buruan nyanyi. Mau diupload ke Youtube ye bang?" tanya Rion dengan polos.
"Iya. Gue cuma nyewa kameramen, nggak sewa editor. Tapi lo bisa nggak Ion?kan lo pintar gitu-gitu?" ujar Angga.

"Siap bang. Gue dah yang ngedit," jawab Rion.
"Oke sip. Ayo dah cus," ujar Yudhis dan Edo.
Mereka pun mulai syuting, mengover lagu dari Eclat Story yang berjudul Bentuk Cinta.

Eclat Story-
Bentuk Cinta

Pernahkah kau mengira
Seperti apa bentuk cinta?
Rambut warna warni
Bagai gulali
Imut lucu walau tak terlalu tinggi
Pipi chubby dan kulit putih
Senyum manis gigi kelinci
Membuat ku tersadar
Bentuk cinta itu?
Ya kamu..

Dari kaca studio, Aqila dan Felicia melihat WolfsBand syuting. Takutnya akan mengganggu proses, ketika mereka masuk. Felicia benar-benar terhipnotis dengan pesona Rion. Memang, berada di band membuat Rion semakin menawan. Selain rupanya, suaranya juga gampang untuk dicerna semua orang. Felicia saja terpesona, apalagi semua orang?Untungnya Felicia adalah fans yang beruntung. Haha!

30 menit kemudian, syuting telah selesai. Aqila dan Felicia pun segera masuk.
"Haii.. udah pada capek nih?" sapa Aqila.
"Banyak cincong lo qil!siniin dah, capek nih," ujar Edo main serobot makanan saja.

Semuanya hanya bisa geleng-geleng kepala, ya berusaha menahan kebiasaan Edo seperti itu. Maklum saja, meskipun tampan tetapi belum ada yang mau karena sifatnya seperti itu.

"Ion," panggil Felicia.
"Apa Fel?" Rion menoleh ke arah Felicia.
Melihat itu, karena sirik Yudhis menggodanya. "Heh!Rion!"

"Kenapa bang Yudhis?" Rion kebingungan.
"Parah lo ye," ucapnya.
"Kenapa?"

"Manggilnya pakai Kak dong!nggak sopan lo," ledek Yudhis.
"Apaan sih. Suka-suka gue dong bang!Kan pacar gue. Bebas dong panggil apa aja," Rion merangkul Felicia. Felicia tampak malu-malu.
"Cialihh!!penganten baru!!" ledek Edo.
"Heh, enak aja kalau ngomong!" Nara memukul lengan Edo.

Hari sudah melarut, semakin sore. Rion akan pamit untuk pulang, butuh waktu setengah jam. Tetapi Felicia merengek untuk ingin menghabiskan waktu.

"Jangan pulang.. ayo ngemall?" Felicia memohon.
"Tapi.. aku udah dicariin mama. Kapan-kapan aja ya?" ujar Rion.

"Ihh kamu. Aku kangen, perlu aku izin sama mama kamu?" kata Felicia.
"Hemm.. Yaudah nggak usah. Iya ayo ngemall," Rion pasrah dengan kemanjaan Felicia.

Felicia riang sekali, dia langsung menggandeng lengan Rion.
"Guys.. gue duluan ya," ujar Felicia kepada semua.
"Iya hati-hati," jawab mereka semua.

SAILORMOON [ Completed] Where stories live. Discover now