Empat Puluh Enam ✨

28 3 0
                                    

Rion telah berpamitan dengan Angga dan Nara, setelah makan bersama tadi. Sebelum dia menemui Clara, dia berbelanja makanan-makanan sehat terlebih dahulu untuk Clara. Agar saat sampai dirumah Clara, Rion bisa memasakkan untuk Clara.
Selesai berbelanja, Rion segera bergegas menuju rumahnya.

"Assalamualaikum," Rion mengucapkan salam dengan nyaring karena keadaan rumah Clara tampak sepi. Karena tak ada yang menyahuti seruan Rion, Rion pun mengucapkan salam sekali lagi sambil menekan bel rumah. Dan akhirnya mama Clara membukakan pintu untuknya.
"Waalaikumsalam. Anak ganteng.. ayo masuk," Mama Clara mempersilahkan Rion masuk dengan begitu ramah.

"Tante, Clara istirahat dikamar kan?" Rion memastikan apakah Clara menurutinya atau tidak.
"Iya, dia lagi nggak enak badan. Dia istirahat sambil lihat netflix di kamar, kamu mau jenguk?" tanya mamanya.

"Iya tante. Ini saya bawain makanan," Rion mengangkat tas plastik yang tadi dia beli, menunjukkan kepada mama Clara kalau dia membawakan makanan untuk Clara.
"Ya ampun kamu mah ngerepotin mulu. Yaudah kamu naik aja," Mama Clara mengizinkan Rion untuk menjenguk Clara.

"Terima kasih tante," Rion membungkukkan badannya sebagai tanda hormat kepada Mama Clara.
"Sama - sama," jawab Mama Clara dengan ramah.

Rion pun menaiki anak tangga untuk menuju ke kamar Clara, sebelumnya dia mengetuk pintu kamar Clara supaya Clara tidak terkejut tiba-tiba dia masuk begitu saja.

"Clar.." panggil Rion sambil mengetuk pintu kamar Clara.
"Siapa?masuk aja nggakpapa," Clara hanya berteriak tidak membukakan pintu. Ya maklum saja, dia sedang tidak enak badan. Yang namanya tidak enak badan pasti rasanya malas gerak sekali. Rion lalu membuka pintu kamar Clara dengan pelan.

"Hai," sapa Rion malu-malu.
"Rion ih!nggak ngabarin dulu!" Clara cukup terkejut karena keadaan dirinya saat ini benar-benar bareface, dia tidak percaya diri. Hanya memakai babydoll, dan rambut diikat cepol. 

"Wkwk.. ya sorry banget. Lagian kenapa sih?" Rion tertawa kecil.
"Aku lagi jelek," jawab Clara.
"Apa sih biasa aja kali. Kamu udah makan belum?" tanya Rion.

"Belum. Lagi asik nonton aku tuh," jawab Clara, matanya fokus dengan TV yang ada di depan tempat tidurnya.
"Ih kamu mah, jangan makan telat!nih aku bawain kamu makanan," Rion mengeluarkan semua makanan yang dia beli.

"Rion kamu kok repotin mulu. Aku jadi nggak enak," Clara memposisikan dirinya duduk lalu menyandarkan tubuhnya di tembok.
"Nggakpapa, aku suapin ya?" Rion mengangkat sendok akan menyuapi Clara.

"Hei.. aku bisa makan sendiri," Clara berusaha menolak.
"Nggak usah nolak, oke?eh entar-entar aku juga bawain bunga buat kamu," Rion mengambil bunga yang dia taruh di dalam tasnya, sedikit layu. Tetapi tak apa, yang penting rasa kepeduliannya dengan Clara.

"Ya ampun," Clara hanya geleng-geleng kepala. Pasrah dengan apa yang dilakukan oleh Rion, tapi sebenarnya Clara benar-benar senang. Rion menunjukkan rasa kepeduliannya untuk dirinya, sesuatu yang menarik.
"Yaudah yuk makan," Rion pun menyuapi Clara secara pelan-pelan. Sambil diselangi pembicaraan-pembicaraan yang menarik.

"Rion," panggil Clara. Dimulutnya masih terisi sedikit makanan.
"Iya apa?makanannya dikunyah dulu," ujar Rion.

Clara mengunyah makanan terlebih dahulu lalu melanjutkan pembicaraan, "Aku besok nemenin kamu kerja, aku udah sembuh!"ujar Clara.
"Beneran?nggak usah dipaksain dong. Masih pusing?tadi malam mimisan lagi apa nggak?" Rion menanyakan keadaan Clara, dia takut Clara kenapa-napa.

"Enggak, tenang aja. Boleh ya?" Clara memohon, karena dia benar-benar bosan di dalam kamar terus menerus.
"Yaudah boleh. Oh ya, besok kamu ada kelas?" tanya Rion. Mengingat besok sudah hari Senin.

"Ada kok. Kamu juga?" jawab Clara.
"Iya. Pagi aku jemput ya," ujar Rion.
"Oke siap," kata Clara.

*********

Sesuai dengan apa yang dikatakannya, pagi-pagi sekali dia menjemput Clara. Tetapi jam pulang mereka berbeda, sehingga Clara mempersilahkan Rion pulang terlebih dahulu. Entah kenapa terlintas dipikiran Rion tentang apa yang dikatakan Angga dan Nara kemarin, meminta dirinya untuk segera menyatakan perasaannya kepada Clara sebelum diambil orang.

Apakah sekarang waktu yang tepat menyatakannya?Rion pun mengajak Arya untuk bertemu, meminta pendapat tentang hubungannya dengan Clara.

"Ada apa ion, tumben ngajak ketemuan duluan?" ledek Arya sambil menyeruput dalgona coffe.
"Lo mah sensi banget sama gue yak!" protes Rion.

"Wkwk canda kali. Udah mau ngomong apa?tentang gebetan baru lo, Clara?" Arya hanya asal menebak saja.
"Gilak. Lo les private jadi cenayang?" Rion tidak menyangka Arya bisa menebaknya dengan cepat.

"Gue kok dilawan. Kenapa Clara kenapa?" tanya Arya.
"Bantu gue ngasih surprise ke Clara dong. Gue habisini mau nembak dia," ucap Rion the point.

"Hah?sekarang juga?!gercep amat lo!" kata Arya.
"Ayolah please," Rion memohon agar Arya mau membantu dirinya.
"Okelah. Yang simple aja ya?tempatnya dimana?di caffe lo?" Arya menyetujuinya.

"Ya ayo!belanja sama gue ayo buruan," Rion berdiri begitu saja. Padahal minumnya baru datang dan meminumnya setengah.
"Buru-buru amat sih. Yaudah iya," Arya segera berlari mempercepat langkahnya menyamakan langkahnya dengan Rion.

Mereka sudah selesai berbelanja dan ketika akan menuju caffe Rion, tiba-tiba Clara menelfon Rion mengabari kalau dirinya akan menuju caffenya. Otomatis Rion panik, bisa-bisa surprisenya akan gagal. Rion pun berasalan masih mengerjakan tugas kuliah, kalau sudah selesai Rion akan mengabari Clara. Untungnya Clara tidak curiga sedikit pun.

"Bro ayo cepetan!" ujar Rion panik. Membuat Arya yang mengemudi mobilnya juga tergopoh-gopoh.
"Woi iya ini cepet!jangan panik napa sih. Dijalan nih bambang!" protes Arya. Dia takut terjadi apa-apa di lalu lintas jika saat mengemudi tidak fokus.

"Oke sorry sorry," Rion berusaha menenangkan dirinya sendiri.
"Hmmm," Arya memutar kedua bola matanya.

Arya paling ahli dalam hal mendekorasi, Rion tepat meminta bantuan dengan Arya. Tidak memakan waktu yang lama, dekorasi sudah tertata rapi. Rion menggunakan lantai rooftop caffe, karena di lantai bawah akan digunakan untuk para pengunjung.

Rion pun cepat-cepat mengabari Clara agar segera ke caffe, sambil menunggu Clara nafas Rion tidak karuan. Deg-degan setengah mati rasanya, Arya sebagai sahabat sejati menjalankan perannya yaitu menenangkan Rion agar tidak gugup.

"Bang biasa aja kali. Tinggal nembak juga," Arya menepuk pundak Rion.
"Dasar bambang. Ya deg-degan lah woi!gue ditolak gimana?" ujar Rion sedikit emosi.

"Rionn.."
"Paan?" Rion mengangkag satu alisnya.
"Lo kalau ganteng sadar diri dong. Wajah lo ganteng, nggak mungkin ada yang nolak lo!" ucap Arya.
"Iya juga sih," Rion mengangguk. Wajahnya polos sekali seperti tidak berdosa.

"Idih!Eh eh suara kaki. Clara pasti tuh!" ucap Arya karena mendengar suara langkah kaki yang akan naik kesini.
"Eh?!" Rion panik. Dengan gerak cepat dia mengambil buket bunga mawar yang ada disampingnya.

"Rion?" Clara menatap rooftop yang sangat berubah drastis ini dia bingung dengan situasi ini.
"Clara. Kamu mau nggak jadi pacar aku?"  ucap Rion to the point sambil berlutut dihadapan Clara. Clara melihat ini benar-benar speechles. Tidak bisa berkata-kata, tanpa disengaja dia menitikkan air matanya.

Guys gimana?kalian senang nggak Rion akhirnya nyatain perasaannya ke Clara?
Aku harap kalian suka!
Jangan lupa follow, vote, comment dan read!
Butuh kritik dan saran yang membangun, jangan jadi silent readers ya, wkwk😆.
Thankyou!
Stay safe and healthy semua!tetap dirumah aja ya..

- Happy Reading💗✨-

SAILORMOON [ Completed] Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ