Empat Puluh Delapan️✨

38 3 0
                                    

"Hah?Rion ngapain?" mata Felicia terbelalak.
"Dia punya caffe sendiri sekarang."
"Seriusan?gue ikut dong," Felicia memohon kepada Aqila.

"Gila lo ya?" ledek Aqila.
"Ya emang kenapa?" tanya Felicia seolah-olah merasa tidak bersalah.
"Rion itu udah sakit hati sama lo, emang lo tahu?enggak kan?biar nggak ngelukain hatinya dia lagi lebih baik lo nggak usah ketemu dia," Aqila memberikan saran kepada Felicia.

Karena pacar Aqila bercerita kepadanya kalau Rion sangat terpukul setelah putus dengan Felicia. Aqila memberikan saran seperti itu kepada Felicia supaya perasaan Rion terjaga dan tidak merusak suasana.

"Tapi.." belum saja selesai melanjutkan pembicaraannya sudah dipotong saja oleh Aqila.
"Tapi kenapa?"
"Gue pengen ketemu dia untuk yang terakhir kalinya," ujar Felicia.

"Duh.. yaudah serah lo. Nggak apa berangkat sama gue, tapi masuknya jangan bareng. Biar seolah-olah lo kesana karena mendadak, biar nggak kelihatan kalau udah rencana!" ujar Aqila.

"Beneran boleh nih?"
"Ya boleh," jawab Aqila pasrah.
"Yey thankyou," Felicia memeluk Aqila dengan erat lalu mereka pun akhirnya menaiki mobil yang sama untuk segera bersiap-siap berangkat ke Jakarta.

*********

Pekerjaan Rion dan Clara di siang hari kebetulan telah selesai, mereka pun berbelanja pakaian di mall untuk acara nanti malam. Acara nanti akan resmi nantinya, jadi mereka membutuhkan pakaian yang pantas nantinya.

Mereka masih makan siang di Yoshinoya, mereka benar-benar ingin melepaskan kepenatannya di tengah pekerjaan yang sangat padat. Sekalian juga merayakan hari pertama mereka berpacaran, senang bercampur dengan rasa canggung perasaan mereka.

"Rion," panggil Clara sambil mengunyah makanannya.
"Iya ada apa?" Rion menatap Clara begitu manisnya.
"Aku pengen beliin adik kamu kado. Anterin belanja kuy?" selama ini permintaan Clara selalu dituruti oleh Rion. Maka dari itu sebagai rasa terimakasihnya dia ingin memberi sebuah hadiah untuk adik Rion.

"Adik aku nggak ulang tahun lo. Aku ayo-ayo aja sih," jawab Rion.
"Ya aku pengen beliin aja, selama ini kan kamu udah baik banget sama aku. Aku pengen dekat sama keluarga kamu," kata Clara.

"Ya ampun so sweet amat. Yaudah aku yang bayar nanti aku bilang kalau kadonya dari kamu," Rion menggenggam kedua tangan Clara diatas meja. Padahal Clara baru saja selesai makan.

"Ih nggak mau!" Clara menggelengkan kepalanya.
"Kenapa?"

"Aku mau beliin adik kamu sama uangku sendiri. Lagian uangnya juga dari gaji yang kamu kasih," Clara terkekeh.
"Yaudah ayo deh. Udah selesai kan?" tanya Rion.
"Iya udah," Clara mengangguk.

"Yuk," Rion mengulurkan tangannya memberi kode untuk Clara segera menggenggam tangannya. Clara tersenyum manis menatap Rion setelah itu dia menjabat tangannya, Clara merasa bangga bertemu pria baik seperti Rion. Sampai-sampai ketika berjalan menyusuri mall, Clara enggan melepaskan tangan Rion.

Mereka berdua sudah membeli pakaian resmi yang dibutuhkan untuk nanti malam, dan juga kado untuk Audrey yaitu sneakers. Rion memberitahu Clara kalau Audrey paling suka dengan namanya sneakers, akhirnya dia pun membelikannya.

Hari sudah mulai sore, mereka segera menghentikan kegiatan belanja. Karena harus bersiap-siap ke caffe untuk menata sedikit dekorasi ruangan.

"Clar tadi waktu aku ke toilet bentar aku telfon mama kamu. Minta izin buat kamu nginep dirumah aku, soalnya caffe kan lagi ada acara gini. Katanya nggak apa," ujar Rion memberitahukan Clara ketika berada didalam mobil.
"Hah nginep?" wajah Clara cengo mendengar perkataan Rion.

"Iya gaapa kok. Mama kamu juga setuju, biar Clara nggak capek. Masalah baju gampang kan ada Audrey, kamu pengen ketemu Audrey kan?" ujar Rion sambil tersenyum.
"Ya ampun Rion," Clara menutup wajahnya erat dengan menggunakan kedua telapak tangannya.

"Kenapa?" Rion tertawa melihat tingkah Clara yang menggemaskan sekali.
"Malu aku woi!" rengek Clara.
"Santai aja kali," Rion fokus menyetir tetapi tidak bisa menahan tawanya.

"Au ah pusing," Clara berpura-pura tertidur. Kebetulan lampu lalu lintas sedang menunjukkan warna merah, Rion menoleh ke arah Clara. Sebenarnya dia tahu kalau Clara sedang berpura-pura tidur,dengan jahilnya Rion lalu membelai puncak kepala Clara, mendekatkan wajahnya dan mencium kening Clara.

Degg!!
"Rion gila sumpah. Jantung gue copot," batin Clara. Dia masih mempertahankan aktingnya. Sebenarnya dia tidak kuat untuk menahan tawa disebabkan salah tingkah atas kejadian yang Rion perbuat barusan.

Sebelum menuju caffe, mereka ke rumah Rion terlebih dahulu untuk mengganti pakaian. Sampai dirumah, Rion dengan perlahan membangunkan Clara.

"La..." Rion menggerakkan tangan Clara.
"Ha?ah iya?" mata Clara sedikit terbuka. Belum sadar sepenuhnya.
"Udah sampai rumahku. Bangun," ujar Rion dengan lembut.

"Ya ampun cepat amat. Oke oke," Clara menegakkan tubuhnya sambil mengusap matanya.
"Hmm.. yuk turun," Rion keluar dari mobil. Clara juga demikian.

"Assalamualaikum!Pa!ma!Audrey!" Rion memencet bel rumah dengan berteriak.
"Waalaikumsalam," mereka berdua mendapatkan jawaban dari dalam. Didengar dari suaranya, itu adalah mama Rion.

"Anak mama pulang. Ini pacar kamu baru kan Ion?" mama Rion menoleh ke arah Clara sambil bertanya.
"Hehe,iya ma. Dia teman kuliah sama teman kerja aku, sekarang nambah gelar jadi pacar," goda Rion. Mendengar itu Clara ingin rasanya mencubit Rion.

"Hai tante. Saya Clara," Clara menunduk kan tubuhnya. Mencium punggung tangan Mama Rion.
"Iya sayang. Tante udah tahu semua tentang kamu," Mama Rion memeluk Clara dengan erat. Lalu mempersilahkannya masuk dan beristirahat.

Mereka bertiga sedang duduk di ruang tamu, berbincang sedikit sebentar saja.

"Mama, si Audrey mana ya?" tanya Rion celingukan mencari keberadaan Audrey, karena tidak terdengar sedikit suaranya.
"Audrey di kamar dia, lihat film mungkin atau video call an sama si Zidan. Kenapa emangnya?" jawab mamanya.

"Ini,Clara mau ngasih kado buat Audrey. Sekalian pengen kenalan," ujar Rion.
"Hehe, iya tante. Mau kasih kado," Clara mengangkat kotak yang dibawanya.

"Ya ampun, ngerepotin kamu. Bentar tante panggil dulu ya," ujar Mama Rion kepada Clara. Beranjak dari kursi untuk menghampiri Audrey, dan menyuruhnya ke ruang tamu.
"Siap tante."

Tidak menunggu dengan lama, mamanya kembali lagi sambil membawa Audrey. Audrey tampak kucel, mungkin dia sedang kelelahan.
"Audrey nih pacar kakak kamu. Salim dulu," perintah Mamanya.
"Ohh ini kak Clara ya?Hai kak," Audrey mencium punggung tangan Clara lalu memeluknya.

"Akhirnya aku ketemu Audrey," ujar Clara sambil tersenyum.
"Ya ampun. Malu aku," Audrey tersipu malu.
"Ini dek, kakak beliin sesuatu buat kamu. Semoga kamu suka ya!" Clara memberikan kotak itu kepada Audrey.

"Hah kado?Thankyou kakak," Audrey menerimanya dengan senang.
"Sama-sama. Buka dong," ucap Clara.
"Boleh nih?" Audrey menaikkan satu alisnya.
"Boleh dong," Clara mengangguk.

Audrey membukanya dan tidak menyangka kado ini berisikan sneakers yang sudah dia dambakan sejak lama.
"Bagus banget kak!thankyou!" Audrey mencobanya dengan girang.
"Sama-sama!" Clara benar-benar bahagia melihat ekspresi Audrey.

"Senang kan?ini dek nanti malam kalau acara abang di caffe udah selesai, Clara bakal nginap disini. Temenin kak Clara ya?" Rion memberitahu Audrey.
"Nginep?oke bang siap dengan senang hati," Audrey memberi hormat. Karena mendengar Rion akan mengadakan acara, Audrey berisiniatif untuk ikut.

"Eh bang," panggil Audrey.
"Apa?"
"Gue dateng boleh dong?ngajak Zidan. Hehe," Audrey cengengesan.

"Ih kamu nih," Mama Audrey dan Rion menyenggol lengan Audrey.
"Hmm.. ya deh terserah, boleh. Lo berangkatnya barengan sama Zidan aja ya?" jawab Rion.
"Siap bang," jawab Audrey.

Hai guys!sorry ya baru up, hehe.
Menurut kalian ceritanya makin kesini makin gimana?
Kasih pendapatnya dong..
Jangan lupa follow, read, vote dan comment :)
Butuh kritik dan saran yang membangun.
Thankyou..

- Happy Reading ❤️✨-

SAILORMOON [ Completed] Där berättelser lever. Upptäck nu