Dua Puluh Sembilan✨

26 2 0
                                    

Grizelle di London sudah cukup sedikit melupakan perasaannya dengan Rion. Dia sudah membuka lembaran baru, membuka perasaannya untuk orang baru. Sekarang sudah tak lagi merasakan kesepian, Daffa selalu ada disisinya. Kapanpun dan dimanapun.

Pagi ini, rasanya dia malas untuk pergi. Kebetulan, tidak ada jam kuliah. Rasanya ingin saja melekat dipulau kapuk. Tetapi ada seseorang yang ingin bertamu. Lalu Grizelle pun beranjak dari kamarnya dan melihat sebuah layar kecil di dekat pintu apartemen. Ternyata itu adalah Daffa.
Grizelle pun membukanya.

"Morning zel," sapanya dengan senyuman yang lebar.
"Hai!Morning," jawab Grizelle. "Masuk sini," sambungnya.

Daffa pun duduk di ruang tamu.
"Kamu nggak keluar?mumpung lagi libur kuliah nih," tanya Daffa.
"Enggak. Mager banget," Grizelle mengacak-acak rambutnya yang daritadi belum rapi.

"Kebiasaan. Kamu ada bahan?" tanya Daffa tiba-tiba.
"Bahan apaan?masak?ada sih bumbu-bumbu, makanan instan, sayur." jawab Grizelle kebingungan.

"Yeay!Good!" Rion beranjak dari sofa lalu pergi menuju dapur. Menjelajahi dapur dan stock yang dimiliki Grizelle. Grizelle hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Masak buat aku?"

"Iya. Kamu duduk aja," jawab Daffa.
"Ihh kamu kebiasaan deh sumpah. Aku jadi nggak enak," kata Grizelle.

"Nggak apa kali. Oh ya kamu baru bangun ya?mandi dulu sana gih," Daffa melihat penampilan Grizelle yang tak karuan.
"Hehe.. Oke," Grizelle malu-malu. Lalu segera masuk ke kamar mandi.

Tak butuh waktu lama, setelah Grizelle selesai mandi harum makanan tercium di indra penciuman Grizelle. Masakan Daffa sudah matang, Grizelle pun sangat gembira, menuju dapur menghampiri Daffa.

"Ih wangi banget," Grizelle mengendus-endus bau masakan Daffa. Daffa membuatkannya spaghetti.
"Ya dong. Yuk makan," ujar Daffa sambil melepas celemek yang tadi ia gunakan untuk memasak.

"Aku ganti bentar ke kamar," ujar Grizelle. Ketika dia akan menuju kamar, Daffa mencegahnya, memegang lengannya.
"Kenapa?" tanya Grizelle bingung.

"Udah nggak usah dandan. Lagian cuma dirumah, ayo makan," kata Daffa sambil membelai puncak kepala Grizelle.
"Ih.. Tapi.." Grizelle belum melanjutkan ucapannya, Daffa memotong pembicaraan begitu saja.

"Sstt.. Ayo dah makan. Sambil nonton Netflix," Daffa menarik Grizelle, mereka membawa piringnya masing-masing. Grizelle hanya bisa pasrah.
"Daffa ih. Aku dandan bentaran kok, malu aku tuh gini," Grizelle berusaha merayu Daffa.

Daffa selalu saja tersenyum, lalu meletakkan piringnya dimeja. Setelah itu, memegang kedua tangan Grizelle.
"Jangan merasa nggak percaya diri. Kamu harus cinta sama diri kamu sendiri, apapun keadaan kamu," ujar Daffa.

Pipi Grizelle memerah, tidak merespon perkataan Daffa. Saking tersipunya ia dengan kata-kata Daffa. Daffa gemas dengan ekspresi Grizelle. Untuk menutupi rasa salah tingkahnya, Grizelle menyalakan tv lalu menyantap spaghetti masakan Daffa.

********

Nadine, Ane, dan Bricia baru saja keluar. Jam kuliahnya sudah selesai, karena mereka bosan akhirnya membuat rencana yang sangat mendadak. Kali ini, mereka sedang di kantin untuk melepas dahaga mereka.

"Cuy," Bricia memulai pembicaraan.
"Hm?" respon Ane.
"Mumpung besok Sabtu nih, kalau sekarang kita nginep gimana?" ujar Bricia.

"Boleh juga," jawab Ane.
"Nad, gimana?" Bricia meminta respon Nadine.
"Mau aja sih. Tapi di rumah lo ya?rumah gue rame soalnya," jawab Nadine.

"Iya gampang. Em.. pakai ngajak si Arya nggak?" Bricia meminta pendapat Nadine dan Ane.
"Ajak aja dah. Kalau si Rion nggak sibuk ya ajak aja sekalian," jawab Ane.

"Okey sip. Gue telfon bentar ya," Bricia beranjak dari kursinya. Mencari tempat yang sepi.
"Yoi," kata Ane dan Nadine dengan kompak.

Delapan belas menit kemudian, Bricia akhirnya kembali ke kantin. Menghampiri Nadine dan Ane.
"Gimana?" tanya Nadine.
"Iya gimana, bisa mereka?" imbuh Ane.

"Si Arya bisa dia lagi free. Kalau Rion nggak bisa, dia sibuk kerja sama bikin project sama bandnya ke Bekasi," jawab Bricia.
"Rion nggak asik sumpah," ujar Nadine agak kecewa.

"Udah ah nggak apa. Mau gimana lagi dia sibuk," Ane berusaha menenangkan Nadine.
"Iya juga sih hm,"
"Ayo guys pulang. Buruan packing terus ke rumah gue, oke sis?" ujar Bricia.

"Iyo aku nang omahmu (Iya aku ke rumahmu)" Nadine menggoda Bricia dengan bahasa Jawa.
"Alhamdulillah teman gue pintar Bahasa Jawa sekarang," Bricia memuji Nadine.
"Iya dong," Nadine mengibaskan rambutnya.

"Dih. Ayo wes ndang moleh! (Ayo udah segera pulang!)," protes Ane.
"Anjir pada godain gue semua," umpat Bricia. Mereka pun segera pulang.

Malamnya, satu per satu. Mulai berdatangan ke rumah Bricia, tetapi Arya belum datang juga.
"Ih Arya kebiasaan dari SMA dah. Ngaret hobinya," gerutu Nadine kesal.
"Iya tuh. Udah mendarah daging dihidupnya kali ye," imbuh Ane.
"Anjir. Wkwk," Bricia tertawa geli.

Untuk mengisi waktu menunggu Arya, Bricia punya inisiatif. Dia langsung mengambil laptopnya, dan vidcall Grizelle via whatsapp.

"Eh lu ngapain tong?" tanya Nadine melirik ke arah Bricia yang sedang menelfon lewat laptop.
"Nungguin Arya, mending nelfon Grizelle aje ye nggak?" kata Bricia.
"Sip. Pinter lu," puji Ane.
Menunggu Grizelle mengangkat telfon, mereka duduk bersampingan di atas kasur sambil mengaca.

Grizelle : Hei guys!
Bricia : Aaaa!Grizelle gue kangen!
Nadine&Ane : Kita semua kangen lo!
Grizelle : Ihh heboh parah. Kalian lagi nginep?Arya sama Rion nggak diajak?
Nadine : Kita ajak lah. Aryanya masih ngaret belum datang juga, kalau Rion nggak dateng. Dia sibuk"
Ane : Iya zel. Dia sekarang kerja paruh waktu sambil kuliah, dia jadi barista gitu kayaknya. Gue belum sempat mampir sih, Arya yang pernah."
Grizelle : Ohh gitu
Bricia : Zel, lo kapan sih ke Indonesia mampir?apa perlu kalau libur kita mampir kesana?Jangan bilang lo ogah ke Indo gara-gara si Ion?!
Grizelle : Iya iya gue bakal usahain mampir. Gue udah mulai lupa kok sama Rion. Gue udah nyaman sama seseorang
Nadine : Serius?siape?mantan yang pernah dijodohin emak lu?"
Grizelle : Enggak beda lagi
Ane : Bule nih pasti
Grizelle : Eh guys udah dulu ya. Besok lagi!paketan gue menipis nih
Bricia : Oke, Bye!

Panggilan Video Berakhir..

Setelah Grizelle menutup telfonnya, akhirnya Arya datang juga. Wajahnya tampak sedang ketakutan itu membuat mereka bertiga bingung.

"Arya!wajah lo kenapa dah?kayak abis dikejar utang lu!" ledek Bricia.
"Gue habis diomelin mamak, katanya nggak boleh. Tapi gue bilang ada Rion. Biar nggak diomel," ujar Arya.

"Idih parah lo," kata Nadine.
"Anak durjana lo!" goda Ane.
Untuk memperbaiki keadaan, Bricia pun melerai mereka.

"Udah udah kalian ganti piyama dulu,tuh gue siapin. Arya, lo ganti di kamar abang gue ya?Kita pesta piyama, gue bikinin dessert oreo," ucap Bricia lalu segera ke dapur.
"Sip. Mantap!" Arya kegirangan.

Semua sudah memakai piyama, Bricia menyiapkan 4 mangkok dessert oreo. Dia mencari tutorial resep ini di youtube, tampilannya memang kurang menarik ketika Bricia membuatnya. Tetapi semoga saja enak.

"Ih apaan dah. Berantakan banget kek idup lu!" ledek Arya melihat tampilan dessert buatan Bricia.
"Udah lah. Dicoba dulu!" Bricia langsung menyuapkan sendok, agar Arya diam.
"Diem lu!"

"Sumpah enak ci, meskipun berantakan. Bisa nggak bikin ginian satu baskom?nagih sumpah," Arya memuji Bricia.
"Bikin sendiri aje sono," ujar Bricia kesal.

Hi!maafin baru up, hehe😆
Menurut kalian gimana ceritanya?
Butuh kritik dan saran yang membangun🙏
Jangan lupa follow, read, comment dan vote yaw😊
Stay safe and healthy ya semua..
Semoga pandemi ini cepat berakhir.
Thankyou..

- Happy Reading ☺-

SAILORMOON [ Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang