Empat Puluh Tiga ✨

32 2 0
                                    

Beberapa bulan kemudian...

Setiap orang pasti mempunyai kepenatan dalam hidupnya, ingin sekali hari libur datang dengan cepat agar bisa mengistirahatkan pikiran serta bertemu dengan keluarga atau teman dengan bebas. Kali ini, jadwal Rion sedang kosong sehingga dia meluangkan waktu bertemu dengan teman-temannya.

Dan kebetulan Grizelle setelah acara pertunangannya, dia belum kembali lagi ke London. Mungkin dia meminta izin ke dosennya untuk cuti beberapa bulan. Mereka membuat janji untuk bertemu ke caffe langganan mereka saat SMA, untuk bernostalgia masa-masa dulu.

"Hai guys!" sapa Rion dengan semangat. Lalu dia duduk disamping Arya.
"Cie ilah, bos besar datang nih!" goda Bricia dan Arya.
"Apaan sih kalian!" ujar Rion merasa malu.

"Gimana?kuliah lo lancar kan?" tanya Ane kepada Rion.
"Alhamdulillah lancar ne, juga sekarang gue bisa buka usaha sendiri. Karena uang kerja paruh waktu gue waktu dulu gue tabung," jawab Rion.

"Keren!gini dong!efek udah nggak bucin lagi!" imbuh Nadine.
"Emang gue bucin banget ya waktu sama Kak Feli?" Rion penasaran.
"BUCIN BANGET!" jawab Ane, Nadine, Grizelle, Bricia, dan Arya dengan kompak.

"Ih santai dong,"  ujar Rion memalingkan wajahnya karena malu.
"Rion, kene tak kek i wejangan (sini aku kasih nasehat)," ucap Bricia dalam bahasa jawa.

"Woi woi, salah server!!nggak ada yang tahu artinya woi!" protes Nadine.
"Eh iya lupa, ehem. Sini aku kasih nasehat Rion," Bricia mengulang perkataannya dengan menggunakan bahasa Indonesia.
"Iya apa?" jawab Rion.

"Lo sekarang udah mulai beranjak sukses kan nih ya?tingkatkan lagi!jangan mikirin cinta-cintaan dulu deh, lo gila kalau udah kenal cinta. Nah dengan lo sukses ngejar cita-ciya lo, cinta datang sendirinya. Pastinya juga bikin mantan nyesel," ujar Bricia panjang lebar.

"Beri apresiasi untuk mama dedeh kita," goda Arya menyuruh semua untuk bertepuk tangan.
"Hidup mama cici!" sorak Nadine.
Ane, Grizelle dan Rion tertawa lepas karena tak kuat menahan kelucuan temannya itu.

"Ya ampun, teman gua!" Rion menepuk dahinya.
"Rion, gimana perkembangan caffenya?boleh lah kita diajak kesana," ujar Grizelle.

"Alhamdulillah maju sih, tapi hari ini lagi proses renovasi. Kalau udah selesai aku ajak kok kalian semua, oh ya kapan balik ke London zel?" kata Rion.
"Syukur kalau gitu. Emm.. kebetulan ada dosen di kampus kenal sama papanya Daffa jadi ya boleh libur agak panjang. Beneran diajak kan ya?"
"Oh gitu. Pasti dong!" ujar Rion.

"Di gratisin dong?" goda Arya.
"Gratis mulu hidup lo!" ledek Nadine.
"Hehe, ya barangkali. Temannya di gratisin dulu," kata Arya.

"Hmm.. iya gue gratisin, pembukaan habis renov deh!" Rion pasrah.
"Wih beneran bro?" mata Arya sang pencari barang gratis berbinar.
"Iya santai," Rion mengangguk.
"MANTAP!" jawab mereka semua dengan kompak.

********

Hari-hari Rion dia lalui tanpa ada Felicia di sisinya, ketika istirahat setelah kuliah dan bekerja dia selalu melihat sosial media milik Felicia. Tampaknya Felicia memang sudah tidak lagi mencintainya, dia mencari pengganti Rion.

Banyak foto Felicia bersama pacar barunya, tawanya terpancar walaupun hanya lewat layar. Ah sudahlah!Felicia kini sudah Rion anggap menjadi bayangan semata. Rion berusaha untuk melupakannya dengan mencari kesibukan yang berguna.

Rion sedang mengerjakan laporan penghasilan caffenya karena pegawainya sedang sakit sehingga Rion menghandle pekerjaan tersebut, selagi Rion bisa mengerjakannya.

Nuansa kamarnya redup, karena dia ganti dengan lampu berwarna biru. Rion sekarang butuh sekali ketenangan, dengan dibantu adanya lampu.

"Abangg Ion!!" teriak Audrey dari luar kamarnya mengetuk pintu.
"MASUK!" jawab Rion. Audrey pun masuk ke dalam kamarnya, seperti biasa sesuai perintah mamanya. Dia membawakan segelas susu rasa coklat untuk Rion.

"Nih, disuruh mama minum!" Audrey meletakkan gelasnya di atas meja kerja Rion.
"Thankyou," jawab Rion lalu menyeruputnya.

Bukan Audrey namanya kalau tidak iseng, dia tidak sengaja melihat layar handphone Rion yang belum Rion tutup. Audrey menciduk abangnya sedang stalking Felicia.

"Cie belum bisa move on dari Feli ya?" ledek Audrey.
"Hah?" Rion celingukan, dan dia menyadari kalau dia tidak menutup handphonenya. Otomatis dia malu setengah mati.

"Ih parah lo drey," ujar Rion kesal.
"Ya sorry nggak sengaja lihat," kata Audrey lalu duduk di kursi sofa kamar Rion.

"Bang jangan galau mulu dong, abang kan ganteng. Gampang nanti datang lagi yang baru," sambung Audrey.
"Iya iya bawel ah!proses sis," jawab Rion.

"Gimana usaha abang lancar?" tanya Audrey.
"Iya lancar drey Alhamdulillah," kata Rion.
"Syukur deh kalau gitu," Audrey mengangguk.

Melihat Audrey, Rion tiba-tiba teringat Zidan pacar Audrey. Sudah lama dia tidak mampir ke rumah.
"Drey," panggil Rion.
"Apa bang?" Audrey menoleh ke arah Rion.

"Zidan kok lama nggak kesini?" Rion menanyakan kabar Zidan.
"Oh Zidan?kan udah SMA bang. Dia SMA di Yogya, LDR kita," jawab Audrey.

"Ya ampun gue baru tahu. beneran LDR?sering kabar-kabaran?" Rion memastikan, dia tidak ingin adiknya tersakiti seperti dirinya.
"Iya bang tenang aja. Emangnya kalau Zidan nyuekin aku, mau abang apain?" goda Audrey. Dia mencoba mengetes abangnya, karena Rion adalah tipikal orang yang gengsi untuk menyampaikan perasaan.

"Gue kasih pelajaran sampai mampus!" jawab Rion dengan lantang.
"Uluulu," Audrey gemas dengan ucapan Rion ya bisa dibilang terharu. Ini adalah pertama kalinya, ucapan Rion membuat Audrey benar-benar terharu.

"Kenapa hei?" Rion heran dengan tingkah adiknya.
Audrey pun mendekat kearah Rion lalu memeluknya dengan erat.
"Kenapa woi tiba-tiba peluk?" tanya Rion semakin bingung.

"Abang nggak mau Audrey disakitin sama cowok?" tanya Audrey.
"Gila lo ye!nggak mau lah. Pokoknya gue nggak mau lo sampai disakitin!" kata Rion.
"Segitunya?" Audrey menaikkan satu alisnya.

"Lo harus bahagia Drey.. jangan ngerasain sakit hati yang kayak gue alamin. Gue nggak mau," bisik Rion.
"Thankyou abang!gue sayang sama lo," ucap Audrey to the point.

"Sama sama.. gue juga sayang sama lo," jawab Rion. Dia mencium dahi adiknya. Tiba-tiba pintu kamar Rion terbuka, mamanya masuk kedalam kamar.

"Ya ampun senangnya!gini dong daridulu. Kan mama lihatnya adem," puji mamanya. Karena melihat Audrey dan Rion saling berpelukan.
"Ahh mama," Rion tersipu malu.

"Lagi apa kamu nak?" tanya mamanya.
"Ini lagi ngerjain laporan penghasilan caffe aku," jawab Rion dengan sopan.

"Anak mama pintar!udah bikin bisnis!" mamanya mengacak-acak rambut Rion. "Udah malam, nggak tidur?" sambung mamanya.
"Iya ma, bentar lagi. Mau selesai," ujar Rion.

"Oh yaudah. Audrey sini!temenin mama lihat drama yuk. Abang lagi sibuk tuh," mamanya mengajak Audrey untuk menemani nonton drama korea.
"Hehe.. Siap mama!" Audrey pun keluar dari kamar Rion bersama mamanya.

Hai..
Menurut kalian chapter ini gimana?
Suka apa ngebosenin?
Bentar lagi sailormoon mau tamat loh..
Kasih semangat ke aku terus biar semangat nulis terus yay!hehe😆.
Dengan cara, jangan lupa follow, vote, read, comment ya!Butuh kritik dan saran yang membangun.
Jangan jadi silent readers dong, hihi☺
Thankyou..

- Happy Reading☺-

SAILORMOON [ Completed] Where stories live. Discover now