Enam Belas ✨

44 5 0
                                    

Hari ini, cuacanya sangat cerah. Matahari menyapa semua manusia yang ada di bumi. Semua orang berlalu lalang, untuk pergi ke sekolah, bekerja, berbelanja atau yang lainnya.

Seperti biasa, sekarang, Grizelle berada di boncengan Rion. Dengan diiringi angin sepoi-sepoi seakan membelai harus rambut Grizelle.

Hari berlalu dengan cepatnya, sampai-sampai tidak kerasa kali ini adalah pengumuman hasil Ujian Nasional!sangat mendebarkan sekali bagi semua siswa dan siswi.

"Deg-deg an nggak?" tanya Rion dengan suara yang nyaring, karena mereka berdua masih dalam perjalanan.

Sehingga banyak kemungkinan, Grizelle kurang bisa mendengarnya.
"Pasti dong," jawab Grizelle.
"Semoga hasilnya memuaskan ya zel. Kita lulus, dan satu universitas yang sama. Amin," ucap Rion.

"Ah?" Grizelle kikuk, ketika Rion mengatakan "satu universitas yang sama" itu benar-benar tidak mungkin. Karena, Grizelle telah membicarakan kepada mamanya.

Kalau dia memutuskan untuk kuliah di luar negeri, lebih tepatnya di Inggris. Grizelle meminta kepada mamanya agar tidak memberitahu Rion, karena ini belum waktu yang tepat menurutnya.

Memang, Grizelle sepertinya terlihat jahat dengan Rion. Tapi ini untuk kebaikan Grizelle, dia tidak kuat harus terus-menerus bersama Rion.

Sampai Rion kasihan kepadanya dan menemaninya setiap saat, sehingga Rion tidak bisa mencari perempuan lain. Grizelle tidak mau itu terjadi, dia ingin mengalah.

"Kok ah?kamu nggak mau satu universitas sama aku?kamu kuliah di UI kan zel?" tanya Rion dengan rasa curiga.

"Ih, bukannya gitu Rion.." ucapan Grizelle diputus oleh Rion.
"Udah, udah. Sekarang waktunya mepet banget. Aku ngebut ya!pegangan yang kuat," Rion memberi aba-aba.
"Iya," jawab Grizelle pasrah.

*******

Mading sekolah tidak seperti biasanya, awalnya sepi dan tidak ada yang menghiraukan. Sekarang, sangat ramai dikerumuni semua murid. Yang benar-benar ingin tahu hasil yang mereka kerjakan selama 3-4 hari.

Grizelle dan Rion terkejut melihat keadaan itu, sehingga mereka malas untuk melihatnya.

Tiba-tiba entah dari mana, Arya, Nadine, Ane, dan Bricia muncul dihadapan Rion dan Grizelle yang memandangi Mading dari kejauhan.

"Woi!!!diem-diem bae!" goda Arya.
"Parah lu,ngagetin" ucap Grizelle sambil mengelus dada.

"Sorry," jawab Arya cengengesan.
"Arya, lo udah lihat hasilnya?lo lihatin hasil gue sama Grizelle nggak?" tanya Rion kepada Arya dengan rasa penasarannya yang sangat besar.

Arya dan lainnya memasang mimik murung, untuk mengerjai Rion dan Grizelle agar panik.

"Bricia?Ane?Nadine?Arya?kok murung?kenapa?hasil ujian gue jeblok?" tanya Grizelle memandangi wajah mereka satu persatu.
"Bercanda kalian nggak lucu ih," Rion mulai merajuk. Dia tidak suka pertanyaannya digantung seperti itu, dan diberi jawaban dengan mimik muka.

"Hei!!tenang aja dong!ya ampun, lo berdua itu bintang di kelas. Aktif terus, impossible lah nilai UN-nya anjlok. Nih!kalian danem nya paling tertinggi," Bricia menunjukkan sebuah kertas yang berisi hasil ujian nasional.
"Hah?kalian dapet darimana?sedangkan temen-temen desak-desakan lihatin mading?" tanya Rion.

"Kepala sekolahnya itu temennya ayahnya si Arya. Jadinya Arya gampang tinggal minta," jawab Nadine.
"Gila sih gue nggak nyangka. Ya ampun, alhamdulilah" Rion sangat bersyukur, saking senangnya dia memeluk serta memukul Arya.

SAILORMOON [ Completed] Where stories live. Discover now