Dua Belas✨

47 4 0
                                    

"Rion?siapa zel?" tanya Brandon saat Audrey sudah keluar dari kamar Grizelle.
"Teman aku," jawab Grizelle singkat.

"Teman?sampai bawa buket bunga segala?" Brandon mulai terbakar api cemburu.
"Ya emang kenapa?dia sahabat aku, udah kayak saudara aku sendiri Brandon. Kamu nggak punya hak ngelarang aku," bentak Grizelle.

"Cowok itu yang buat kamu susah buka hati?Karena dia manis banget sama kamu, kamu baper iya?" nada bicara Brandon meninggi. Itu membuat Grizelle sangat kesal, kepalanya pusing.

"Brandon!mendingan kamu balik aja ke Aussie deh. Daripada bikin aku sakit. Orang sakit bukannya di lembutin malah dibentak!" bentak Grizelle.
"Sorry zel sorry. Aku kelewatan, aku nggak bakal pergi. Aku disuruh sama mama kamu kesini jagain kamu," ucap Brandon.

"Nggak usah sok baik. Kamu keluar!aku pengen sendiri," air mata Grizelle menetes. Menutupi wajahnya dengan selimut, agar tidak dipandang oleh Brandon.
"Hmm.. ok zel aku pergi. Sorry," Brandon meminta maaf lalu keluar dari kamar Grizelle.

Grizelle menyesal menuruti apa kata mamanya. Kenapa dia harus memaksakan diri mencintai seseorang hanya untuk pelarian saja. Meskipun Grizelle melakukan itu, tapi dia tetap tidak bisa move on dari Rion. Dia sangat menyayangi Rion.

"Kenapa gue harus gini sih. Kenapa gue nggak bisa nerima kenyataan kalau Rion nggak cinta sama gue," batin Grizelle.

*******

"Hai kak Fel!Sorry ya kak Fel jadi nunggu," ucap Rion saat menghampiri Felicia disuatu restoran yang berada didalam mall.
"Gaapa, santai aja kali," jawab Felicia. "Duduk gih," sambung Felicia.

Rion hanya diam lalu duduk didepan Felicia.
Rion bingung jika berhadapan dengan Felicia, dia bingung harus memulai pembicaraan dari mana.

"Rion, kalau manggil gua jangan pakai kak dong. Felicia atau Fel aja gaapa," Felicia memulai pembicaraan sambil menunggu makanan yang mereka pesan datang.

"Lah?kan kak Fel 3 tahun lebih tua dari gue?" Rion kebingungan.
"Ya gaapa Rion, biar enak aja gitu. Nggak canggung, anggap aja gue seumuran sama lo," ujar Felicia.

"Dih nggak mau menerima kenyataan kalau udah tua," ledek Rion sambil tersenyum tipis.
"Haha!gaapa kali!biar akrab," jawab Felicia.

"Iya deh terserah," Rion tertawa lepas melihat keimutan seorang Felicia.

Saat pesanan mereka datang, tidak sengaja pelayan menjatuhkan orange jus ke arah celana seragam basket Rion. Itu membuat Felicia sangat terkejut.

"Ya ampun mas!hati-hati kalau naruh," protes Felicia lalu mendekati Rion dan membersihkan cairan itu dengan tisu.
"Iya mas, mbak. Saya minta maaf, bentar ya mas saya ganti," pelayan itu meminta maaf.
"Iya mas saya tunggu," jawab Felicia.

Felicia buru-buru membersihkan itu dari celana Rion. Rion kagum sekali dengan Felicia, dia merupakan seorang perempuan yang cepat tanggap.

"Kak Fel, udah udah gaapa kok. Nanti juga bisa kering sendiri," Rion memegang tangan Felicia. Mengisyaratkan agar Felicia berhenti membersihkannya.

"Gaapa gimana. Lo nanti nggak nyaman Rion.. oh ya baru tadi gue bilang. Panggil gue Fel aja nggak usah kak," protes Felicia kepada Rion.
"Yaa sorry Fel," Rion berusaha terbiasa memanggil Felicia dengan hanya sebutan nama.

"Nah gitu dong sip," Felicia mengacungkan kedua jempol nya.
Mereka pun menikmati makanan mereka, sambil menunggu orange juice siap.

SAILORMOON [ Completed] Where stories live. Discover now