Chapter Enam

147K 24.3K 22.9K
                                    

P E M B U K A A N

•Tokoh dalam cerita Toxic hanyalah imajinasi penulis, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan RL visualnya•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Tokoh dalam cerita Toxic hanyalah imajinasi penulis, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan RL visualnya•

⚠️Bijaklah dalam berkomentar⚠️

***

"Mia buat ulah apa sampe orangtuanya dipanggil?"
Akhirnya Elang bisa meloloskan pertanyaan yang sedari tadi mengganggu ketenangannya. Di kelas, ia murid baru. Mungkin hanya dirinya yang tidak tahu menahu soal Mia. Jujur saat Mia dimarahi di depan teman sekelasnya, Elang mulai menaruh rasa simpati pada cewek itu. Bagaimana Mia masih tersenyum saat dijatuhkan, membuatnya salut.

"Biasalah. Mia emang gitu," jawab cowok yang duduk di sebelah Elang.

"Gitu gimana? Sorry banyak tanya."

"Langganan banget guru BK. Bokapnya donatur tetap, jadi bisa semau sendiri. Emang nakal, tapi bukan kenakalan yang ngerugiin orang lain, sih. Malah cenderung ngerugiin dirinya sendiri."

Elang mengangguk dan berhenti bertanya. Untuk saat ini ia cukup dengan fakta jika Mia adalah anak dari donatur tetap yang pasti membuat sosoknya bisa bertindak semau sendiri. Dari pembawaannya yang seperti itu, Elang tidak terkejut dengan fakta yang didapat.

Bel istirahat berbunyi. Satu per satu murid meninggalkan kelas.
"Kantin?" ajak Bagas yang duduk di sebelahnya.

"Duluan."

Daripada ke kantin, Elang lebih tertarik untuk menemui Mia yang tidak kunjung kembali. Di sekolah lama, ia juga pernah mendapatkan hukuman serupa dengan hukuman Mia. Tidak sampai dua jam ia menyelesaikan itu. Sedangkan Mia, sudah tiga jam lebih tapi belum kembali.

Elang meninggalkan tempat duduknya dan melangkah mencari keberadaan Mia. Tujuannya saat ini adalah perpustakaan. Elang sendiri tidak yakin Mia ada di sana. Tapi, tidak ada salahnya memeriksa itu.

Setelah menulis data dirinya di buku kunjungan, Elang melangkah santai. Pura-pura mencari buku, padahal bukan itu yang ia cari. Kakinya berhenti melangkah saat melihat cewek yang tertidur di sudut perpustakaan. Lantaran sosok itulah yang ia cari, Elang mendekat.

Kedua alisnya nyaris menyatu saat melihat hasil tulisan tangan Mia. Tiga jam lebih yang sudah dihabiskan, hanya menulis tidak lebih dari sepuluh baris. Apa Mia hanya tidur? Elang menggelengkan kepala. Saat hendak membangunkan cewek itu, luka di telunjuk tangan Mia menahannya. Ada dua luka. Ada satu luka kecil yang menghitam.

Perlu membantu, Elang keluar dari perpustakaan. Ia menghentikan langkah cowok yang berpapasan dengannya. "Sorry, mau tanya. UKS di mana, ya? Gue murid baru, jadi belum tau letaknya."

"UKS di gedung dua ada di sebelah ruang BK. Lo lurus aja terus belok kanan. Pintu warna putih."

"Okay. Thanks."

ToxicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang