Chapter Dua Puluh Tiga

103K 21.9K 25.6K
                                    

P E M B U K A A N

•Tokoh dalam cerita Toxic hanyalah imajinasi penulis, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan RL visualnya•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•Tokoh dalam cerita Toxic hanyalah imajinasi penulis, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan RL visualnya•

⚠️Bijaklah dalam berkomentar⚠️

Ramein komentarnya, ya!
Sama minta tolong share cerita ini 👋
Happy reading!

***

Sudut bibir sebelah kirinya robek setelah ditinju dua kali dengan tenaga penuh oleh Mia. Akbar menyeka darah yang mengalir dari bibir dengan punggung tangannya. Perih. Mia benar-benar memberikan pelajaran berharga pada ketidakjujurannya. Sebelum bibir, tulang pipinya sudah menjadi sasaran pertama amukan Mia. Sepertinya besok pagi akan ada lebam di sana.

Mia belum mengatakan apapun sejak menyeretnya paksa ke halaman belakang. Yang cewek itu lakukan hanyalah memukulinya tanpa kata ampun. Akbar sendiri menerima semua bentuk kemarahan dan kekecewaan pacarnya. Ia tidak menangkis apalagi membalas serangan dari Mia.

Selama ini Mia tidak pernah jujur pada kemarahannya. Pelampiasan marahnya sejauh ini hanya menyakiti fisiknya sendiri. Kali ini dengan senang hati Akbar membiarkan Mia jujur, sekalipun nanti membuatnya babak belur. Mia harus jujur pada perasaannya dan berhenti menyakiti dirinya sendiri.

Akbar pun lebih senang jika kemarahan Mia dilampiaskan seperti itu daripada harus dengan banyak drama mogok bicara apalagi sampai menghindarinya.

"Kenapa cuma diem aja. Bales dong! Sini berantem sama gue, Cupu!" tantang Mia seraya mengulung lengan kausnya.

Cewek itu bersiap menghajar Akbar lagi. Sedari tadi, ia menunggu Akbar membalas pukulannya agar lebih seru. Tapi nyatanya yang Akbar lakukan hanya membiarkannya saja. Dan itu sangat membosankan.

Tapi, walaupun Akbar tidak memukul balik, tapi tangan Mia kesakitan. Tubuh Akbar keras. Mia seperti memukul batu.

Akbar yang ambruk setelah tulang keringnya ditendang kuat, meringis kesakitan. Kedepannya, ia harus mengingat baik-baik bagaimana kekuatan pukulan Mia. Meskipun cewek itu tidak menguasai ilmu bela diri apapun, tapi tenaga dari setiap serangannya cukup melumpuhkan lawan.

Akbar harus berpikir seribu kali sebelum macam-macam pada pacarnya yang tukang pukul. Marahnya seorang Mia berbeda dengan marahnya cewek pada umumnya.

"Selama ini, lo orang yang paling gue percaya. Lo satu-satunya orang yang bikin gue yakin kalau masih ada orang yang nggak bakal bikin gue kecewa. Tapi apa? Lo bohongin gue. Gue pernah tanya ke lo soal mama, tapi lo pura-pura goblok. Gobloknya lagi gue percaya sama lo."

"Nyokap lo yang minta gue buat nggak ngomong ke lo."

"Hebat, ya! Kalian semua sekongkol buat nyiapin kejutan buat gue. Hari ini luar biasa banget loh kejutannya. Hebatnya lagi, lo terlibat. Padahal sebelumnya gue udah ada niatan buat lari ke lo."

ToxicWhere stories live. Discover now