Chapter Tiga Puluh Delapan

99.4K 18.9K 23.9K
                                    

P E M B U K A A N

•Tokoh dalam cerita Toxic hanyalah imajinasi penulis, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan RL visualnya•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


•Tokoh dalam cerita Toxic hanyalah imajinasi penulis, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan RL visualnya•

⚠️Bijaklah dalam berkomentar⚠️

Kasih pemanasan duluuu

Kasih pemanasan duluuu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Kak, lo pulang aja deh. Gue anterin sekarang, yuk! Rumah kosong, kan? Nggak baik kalau rumah sering dikosongin, kalau ada penunggu lain gimana?"

"Siap-siap sana! Kalau lo males, gue mau kok beresin barang-barang lo yang ada di sini. Jangan nunggu besok pulangnya. Kelamaan. Sekarang aja."

"Sekalian jalan gitu, nanti gue beliin apapun yang lo mau."

Akbar tidak berhenti berusaha untuk mengusir Adel. Waktunya tidak banyak. Mungkin sebentar lagi, Mia kembali. Tamatlah riwayatnya jika Adel sampai membeberkan hal-hal bodoh yang ia lakukan untuk Mia.

"Apaan, sih, Bar? Orang gue mau nginep di sini. Udah janjian juga sama Mia mau tidur bareng buat gibahin lo." Adel mengatakan itu dengan begitu tenang. Sebisa mungkin ia menahan tawa kala melihat ekspresi si bontot kesayangannya.

"Mumpung gue masih baik, mending lo pulang." Bermaksud menggertak kakaknya, Akbar melakukan peregangan otot. Sayangnya Adel tidak ada takut-takutnya.

"Huuusst. Jangan berisik, Bar. Ganggu konsentrasi gue. Kegilaan lo ke Mia banyak banget, bingung mau spill yang mana dulu. Menurut lo, yang paling seru buat digibahin itu yang mana?"

"Kak Adel!" erang Akbar. Cowok itu melempar benda-benda di sekitarnya ke arah Adel. Anjing yang anteng tidur di sampingnya saja hampir dilempar. Untung saja Akbar cepat sadar. Bisa dijutekin Mia sampai tahun depan kalau macam-macam sama anak pungutnya.

"Kayaknya gue bakal spill yang tadi, deh. Waktu lo ngadu ke mama. Badan boleh gede, mana sok-sokan sangar di depan Mia, eh diputusin nangis." Dari cara Adel tertawa, sepertinya ia sangat puas.

ToxicWhere stories live. Discover now