Chapter Empat Puluh Tiga

87.7K 16.4K 20.9K
                                    

P E M B U K A A N

P E M B U K A A N

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Emot buat chapter ini mana?

Btw, lama amat tercapai targetnya 😂 kan jadi lama update huehue

***




"Tahan sebentar, mungkin ini agak sakit," ucap Sendy yang duduk di hadapan Zanna sebelum mulai memberi penanganan pada lengan cewek itu yang berdarah.

Beberapa menit yang lalu, Mia mengamuk, melampiaskan amarah pada Zanna. Setelah memaki-maki habis-habisan, Mia menarik rambut panjang Zanna kuat-kuat. Kuku-kuku panjangnya pun ikut mengambil peran, meninggalkan jejak cakaran memanjang di lengan kiri. Mia benar-benar seperti orang kesetanan karena Zanna tidak mau pergi saat diminta baik-baik. Alih-alih pergi, Zanna terus mengatakan sesuatu yang Mia anggap hanya omong kosong tak berguna. Mia tak butuh penjelasan apapun, ia hanya ingin Zanna menyingkir.

Baik Sendy, Haikal, dan bahkan Akbar sudah mencoba mengondisikan Mia, namun cewek itu tetap saja menyerang Zanna yang hanya diam saja tanpa melakukan perlawanan atau sekadar melindungi diri. Beberapa kali mereka yang mencoba menghentikan Mia, diserang juga. Haikal dan Sendy mundur setelah Akbar yang meminta.

Mia baru berhenti ketika tidak sengaja memukul dada Akbar yang berdiri untuk melindungi Zanna yang baru saja didorong kuat hingga tersungkur. Saat itu Akbar tak mengatakan apapun, hanya menatap Mia dengan sorot berbeda namun hal itu cukup membuat Mia ketar-ketir. Hingga berakhir tunduk pada cowok itu. Memang hanya Akbar yang bisa menaklukan Mia.

"Na?" panggil Haikal yang baru saja mengisi sisi kiri Zanna yang kosong.

Zanna mendongak menatap Haikal lalu tersenyum tipis. "Iya Kak?"

"Gue sama Sendy minta maaf soal tadi. Secara nggak langsung kejadian tadi itu gara-gara gue yang maksa lo buat ikut. Kita beneran nggak tau apa yang terjadi antara lo sama Mia," sesal Haikal. Harusnya ia bisa lebih peka pada Zanna yang menolak untuk ikut menjemput Mia. Padahal dari awal juga Zanna sudah menunjukkan sinyal-sinyal aneh, sayangnya ia tidak bisa menangkap maksud sinyal yang cewek itu kirimkan.

"Kalau aja kita tau dari awal, kita nggak bakal maksa lo ikut," sambung Sendy. "Kita beneran minta maaf, Na. Gue sama Haikal pun baru tau soal kalian."
Meski tidak ada yang memberitahu hubungan seperti apa antara Zanna dan Mia, tapi dari apa yang baru saja mereka saksikan, sudah cukup untuk menjelaskan semua jika hubungan mereka tidak baik.

"Gue nyesel udah maksa lo, Na. Karena kita gue jadi kayak gini."

Singkat cerita Sendy dan Haikal yang melihat Zanna sedang menunggu jemputan di dekat pos satpam, menghampirinya. Lalu saat ia memberitahu rencananya menjemput Mia, Zanna meminta tolong; menitipkan sesuatu agar diberikan pada Mia. Haikal yang belum tahu apa-apa, memaksa Zanna untuk ikut agar bisa menyerahkan langsung pada yang bersangkutan. Dalam benak Haikal, Zanna dinilai cocok untuk bergabung ke dalam persahabatannya dengan Mia.

ToxicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang