6 - ES KRIM DAN BENDERA

1K 181 4
                                    

ALVABETH BY VALENT JOSETA

Instagram : @valentj8 & @hf.creations

****

Antero sekolah sedang ramai akibat perbuatan Alva. Ketua OSIS SMA Bangsa ini baru saja selesai menyanyikan lagu Perfect di tengah lapangan sekolah. Pemantasan ini merupakan salah satu program OSIS Bangsa, yaitu beberapa siswa akan mempersembahkan bakatnya setiap istirahat kedua di hari Jumat.

"Sumpah, Alva tuh keren parah!"

"Keliling bulan juga rela gue biar bisa jadi pacarnya."

"Gue keliling Jupiter deh!"

"Gue rela kerjain 50 soal Matematika Pak Juna."

Betha tersenyum hambar di samping panggung mendengar banyaknya pujian untuk sang pacar. Menurut Betha, ia beruntung bisa bersanding dengan sang ketua OSIS, tapi di sisi lain banyak gadis sangat mengancam kebaradaan Betha sebagai pacar Alva.

"Keren ya ketua OSIS gue," sinis Sandrina membuyarkan lamunan Betha.

"Pacar gue emang keren. Makasih," sahut Betha lebih sinis berusaha tak kalah telak kali ini.

"Ketua OSIS gue emang keren. Heran aja pacarnya kayak lo," tajam Sandrina membuat Betha menelan salivanya.

Alva turun dari panggung kemudian memasukkan gitarnya ke dalam tas. Selanjutnya, tentu saja menghampiri sang pacar yang masih bersama Sandrina di samping panggung dengan jas OSIS berwarna perak. Tanpa sepatah kata pun, Betha menyodorkan sebotol air mineral untuk Alva.

"Makasih, Sayang," goda Alva lalu segera meneguk air mineral.

"Ish, jangan sayang-sayang," sinis Betha. Mood-nya mendadak turun jika ada di sekitar Sandrina.

"Hari ini jalan yuk, Tha," ajak Alva tiba-tiba.

Betha mengerutkan dahinya. "Kemarin kita janjian?" tanyanya heran. Takut Alva marah jika ia melupakan janjinya.

Alva menggeleng singkat. "Nggak. Udah lama aja kita nggak jalan berdua. Mau ya?" bujuk Alva setengah memohon.

"Kalau lo nggak mau, gue gantiin deh," sahut Sandrina tiba-tiba.

"Nguping aja lo, Wakil! Yuk kita jalan. Kapan?" canda Alva yang langsung disambut oleh lirikan tajam dari Betha.

"Jalan kemana?" tanya Sandrina dengan semangat '45.

"Ke KUA?"

"Ngapain?" sahut Betha ketus serentak dengan nada antusias Sandrina.

Alva tersenyum licik sembari melirik Sandrina. "Kenalan dulu aja sama bentuk bangunannya, nanti ngurusin berkasnya sama Betha."

"Bodo amat!" tajam Sandrina kemudian berlalu meninggalkan Alva dan Betha berdua. Pasti sekarang kesalnya sudah di ubun-ubun karena Alva masih saja tertawa setelah wajahnya berubah merah.

Betha mengutak-atik ponselnya sebentar kemudian kembali menatap Alva. "Ya udah kita jalan. Janji sama salonnya udah aku cancel."

ALVABETHWhere stories live. Discover now