54 - VILLA

538 116 39
                                    

ALVABETH BY VALENT JOSETA

MARI KITA LIBURAN! 🎉

Diingatkan lagi, gaboleh banget emosi ini mah, gaboleh ✌✌

Selamat membaca! 💜💜

Instagram : @valentj8 & @hf.creations

***

Pukul enam. Betha mengucek matanya pelan sambil menunggu Mama Kintara menyusulnya ke luar gerbang. Mata dan tubuhnya masih sangat berat, padahal ia sudah mandi dan sarapan. Mungkin ini efek lupa waktu karena membaca buku Max Havelaar milik Delta sampai jam setengah dua pagi.

Sebuah mobil hitam mendarat di hadapan Betha, bertepatan dengan langkah Mama Kintara yang berhenti di sampingnya. Wanita itu mengelus kepala Betha lembut. "Katanya mau main sama teman-teman, kok lemas banget?"

"Ngantuk, Ma." Betha menyandarkan kepalanya ke pundak Mama Kintara dengan sengaja.

"Selamat pagi, Tante." Alva menyalami Mama Kintara dengan sopan.

"Pagi, Al. Mau berangkat sekarang? Kamu udah sarapan?"

Alva mengangguk. "Sudah, Tante," jawabnya, "Iya, sepertinya harus berangkat sekarang. Takut terlambat jemput teman yang lain. Maaf nggak mampir dulu, Tante."

Mama Kintara mengelus pundak Alva. "Santai aja. Alva 'kan bisa main kesini kapan saja," balasnya ramah, "Ya sudah, Tante titip Betha, ya."

Alva melakukan gerakan hormat. "Siap, Tante. Betha akan saya jaga 24 jam."

Betha mengangkat kepalanya ogah-ogahan karena Mama Kintara terkekeh dan pundaknya jadi bergetar. Dia sempatkan ikut terkekeh lalu menyalami mamanya. "Ya udah, aku berangkat ya," pamitnya.

"Hati-hati. Have fun." Mama Kintara mengelus kepala Betha sekali lagi.

Alva membukakan pintu untuk Betha. Dia menunggu tubuh Betha yang masih setengah menapak bumi duduk dengan benar dan memasang sabuk pengaman, seperti kebiasaannya sejak dulu. Setelah menutup pintu mobilnya, Alva menyalami Mama Kintara, berpamitan, dan bergegas masuk ke dalam mobilnya.

Bahkan setelah mobil berjalan, Betha masih berusaha mengumpulkan nyawanya. Dia menguap untuk ketiga kalinya. "Ngantuk banget aku," adunya polos pada Alva.

Alva terkekeh lalu mengelus kepala bagian belakang gadis itu dengan tangan kirinya. "Tidur aja," ucapnya lembut.

Betha mengangguk lalu menyandarkan kepalanya pada sabuk pengaman. "Bangunin aku kalau udah sampai rumah Gamma," pintanya dengan mata terpejam.

Alva menatap Betha sebentar setelah menurunkan tangan kirinya sambil tersenyum. "Selamat tidur, Cantik."

****

Delta menyimpan tas Gamma di teras rumahnya kemudian duduk di salah satu anak tangga. "Bocil, tas lo udah di depan!" teriaknya, "Cepat sarapannya, lama banget!"

"Bawel banget, Bang! Ini udah selesai!" sahut Gamma ikut berteriak.

Tak lama kemudian, Gamma keluar kemudian duduk di samping Delta. Gadis itu mendadak teringat sesuatu yang harus Delta selesaikan. "Bang," panggilnya.

Delta menoleh. "Apa?"

Belum sempat Gamma membuka suara, suara klakson mobil lebih dahulu menginterupsi. Gadis itu menghela napasnya kemudian berdiri dan mengangkat tasnya. "Nggak jadi, nanti aja. Semoga tidak terjadi apa-apa," ucap Gamma penuh arti.

ALVABETHDove le storie prendono vita. Scoprilo ora