51 - PERMINTAAN

522 112 35
                                    

ALVABETH BY VALENT JOSETA

Buat yang sedikit (atau banyak) emosi karena Alva ketemunya sama Gamma duluan, HOLD ON YA GAIS! ✌

Aku kasih bocoran, part 52 Alva akan ketemu Betha. AWAS AJA KALO KALIAN BAPER AKU GA TANGGUNG!

Baiklah, happy reading! 💜💜

Happy reading!

Instagram : @valentj8 & @hf.creations

***

Alvarendra Geraldo : Hei, thanks udah cari aku. I'm fine. Sekarang udah sama Gamma.

Alvarendra Geraldo : Taman Cattleya in case you need it.

Betha menghela napas setelah membaca pesan dari Alva. Dia sudah mengunjungi beberapa taman kota dan sekarang sedang menyusuri pantai yang dulu sering mereka kunjungi.

"Gamma udah ketemu Alva. Di Taman Cattleya." Betha menarik ujung kaus yang digunakan Delta karena lelaki itu berjalan sedikit lebih di depan.

"Kamu mau kesana?" tawar Delta.

Betha menggeleng. "Pulang aja, yuk. 'Kan udah ada Gamma. Mungkin mereka butuh waktu berdua juga."

Delta mengangguk saja menurut. Dia yakin Betha sudah sangat lelah menghadapi hari ini dan kejutannya. Bahkan, selama perjalanan Betha tidak bicara sama sekali, membiarkan angin malam mengambil alih. Gadis itu menatap kendaraan-kendaraan yang melewati mereka dengan tatapan kosong.

"Tha," panggil Delta sedikit berteriak.

Betha mengerjap kaget. "Ya?" jawabnya berusaha biasa saja.

"Ke minimarket dulu, nggak apa-apa?"

Betha mengangguk singkat. Saat ini tidak ada yang lebih penting dari kekhawatirannya pada Alva. Terserah saja Delta mau membawanya kemana dulu, yang penting setelah itu Betha diantar pulang.

Betha putuskan menunggu di luar selagi Delta membeli sesuatu di dalam minimarket. Minimarket ini tidak jauh dari rumahnya. Sesekali Betha memeluk tubuhnya yang diterpa angin malam sambil terus memandangi sekitarnya yang cukup sepi.

"Dingin?" Sebuah jaket tiba-tiba mendarat di pundak Betha.

Betha tertegun sebentar, menoleh, kemudian mengembangkan senyum tipis. "Nggak terlalu kok. Baju gue 'kan lengan panjang." Tangannya sudah bersiap mengembalikan jaket Delta.

Delta menyodorkan dua buah es krim sebelum Betha sempat menarik jaket dari pundaknya. "Mau dimakan sekarang atau dibawa pulang?"

"Sekarang, lah!" seru Betha mendadak semangat. Dia mengambil satu es krim dari tangan Delta lalu dengan cepat membuka bungkusnya.

Delta tersenyum menatap gadis di hadapannya. Bahagianya yang sederhana membuat Delta semakin mengagumi gadis itu. Dia bergerak memegang kerah jaketnya dari bagian depan. "Pakai jaketnya dulu yang benar," titahnya.

Betha menurut saja. Memasukkan satu persatu tangannya ke dalam lengan jaket Delta dibantu oleh lelaki itu, karena salah satu tangan Betha harus memegang es krimnya.

"Lo nggak perlu khawatir. Gue yakin Alva tetap sama dengan apa yang orang-orang katakan. Dia kuat, dia hebat," ujar Delta setelah kembali ke posisinya. Keduanya kini sedikit bersandar di motor Delta, menatap jembatan layang yang ada di hadapan mereka.

ALVABETHWo Geschichten leben. Entdecke jetzt