39 - PACAR BARU

590 114 82
                                    

ALVABETH BY VALENT JOSETA

Setelah part kemarin, kalau aku jadi Betha aku akan ...

Instagram : @valentj8 & @hf.creations

****

Kesibukan Betha untuk menghubungi semua orang yang akan terlibat dalam tim pengajar dan panitia lainnya baru saja selesai. Sejak memutuskan untuk menjaga jarak dengan Alva, dia jadi kelimpungan sendiri mengurus bakti sosial. Tidak ada orang yang bisa diajak diskusi atau diminta tolong dengan mudah lagi selain Leo dan Kia. Itu pun jika tugas mereka mengurus logistik dan perizinan sudah selesai.

Betha menutup laptopnya lalu mengecek agenda tugasnya. Masih ada tugas Matematika, Bahasa Inggris, dan Kimia untuk minggu depan. Gadis itu beralih mengecek ponsel. Pesan yang terpaksa ia kirim pada Alva soal tim pengajar yang sudah selesai ia kontak dan jam kumpul besok di sekolah untuk mengangkut perlengkapan belum juga dibaca.

Ponselnya baru saja akan dimatikan saat Betha menyadari sesuatu yang menarik. Profil foto Alva tidak seperti biasanya. Tanpa membukanya pun Betha tahu itu foto Alva bersama Gamma, tapi tentu saja ia penasaran, ingin memastikan penglihatannya.

Baru saja beberapa detik Betha menatap layar ponselnya dengan nanar saat sebuah panggilan masuk menegurnya. Baiklah, tidak seharusnya dia bersedih. Alva harus mendengar omelannya setelah ini.

"Kamu kemana aja? Ganti foto profil bisa, tapi chat aku daritadi belum dibalas," cerocos Betha sesaat setelah menekan tombol hijau.

"Halo, selamat malam, Betha," balas Alva tak memedulikan omelan Betha.

Betha berdecak kesal tanpa berniat menjawab. Entah kenapa melihat foto profil Alva yang baru membuat darahnya sedikit lebih naik. Padahal saat Betha mengirim pesan tadi, foto profil Alva masih gambar yang Betha ambil diam-diam tahun lalu.

"Maaf, Bethanny," ucap Alva gemas sambil terkekeh.

Betha berdecak sekali lagi. "Ada yang lagi bahagia sepertinya," sindirnya sambil memutar bola mata malas.

Alva tertawa puas mendengar tutur kesal Betha. "Aku baru pulang," ujarnya santai.

"Baru punya pacar juga. Iya, mantannya paham kok," sewot Betha telanjur emosi.

Tawa Alva semakin meledak mendengar omelan Betha. Gadis ini sangat menggemaskan jika sudah mengomel. Eh, tunggu. Kenapa Betha bisa langsung tahu kalau Alva dan Gamma baru saja jadian?

"Kok diem? Aku minta pertanggungjawaban ya, Alvarendra." Omelan Betha masih tak kunjung reda.

"Iya, maaf," lirih Alva merasa tidak enak. "Iya aku sama Gamma udah jadian. Aku punya penjelasan kalau kamu mau dengar," jujurnya semakin lirih. Bahkan Betha harus memasang telinga baik-baik untung menangkap perkataan Alva.

Terdengar helaan napas panjang sebelum Betha bersuara. Bukan saatnya untuk cemburu, Betha, batinnya berteriak.

"Bukan itu. Soal bakti sosial besok," ujar Betha geregetan. "Besok kamu ke sekolah dulu sama Leo dan tim logistik. Perlengkapan dan semua sembako nanti diantar pakai mobil sekolah. Paham?" Nada bicaranya sudah jauh lebih manusiawi sekarang.

Alva manggut-manggut. Walaupun Betha tidak melihat, Alva pastikan gadis itu tahu apa yang dilakukannya.

"Berarti kamu dan yang lain langsung ke tempat, ya? Tim dokumentasi udah dihubungi?" tanya Alva memastikan.

"Udah aman semuanya," jawab Betha singkat, "Ya udah itu aja. Aku tutup ya," pamitnya malas-malasan.

Alva menghela napasnya pelan. "Kamu nggak apa-apa, 'kan?" tanyanya hati-hati.

ALVABETHWhere stories live. Discover now