20 - ANTI BAPER

577 122 31
                                    

ALVABETH BY VALENT JOSETA

Instagram : @valentj8 & @hf.creations

****

Gamma tersenyum manis menatap Alva setelah menyerahkan helm yang dikenakannya. Setelah dipikir-pikir, Gamma sudah sangat beruntung bisa mengenal Alva sejauh ini. Her imagination prince is not an imagination anymore. Apa dia boleh berharap lebih pada Alva seperti keinginan hatinya?

"Senyum-senyum aja terus," ujar Alva menangkap basah Gamma yang sedang mengaguminya.

"Eh, nggak," elak Gamma langsung memalingkan wajahnya. Bisa melepuh kulit pipinya jika terus memanas seperti ini.

"Masuk." Alva menunjuk pintu rumah Gamma dengan dagunya, mengisyaratkan agar gadis itu segera masuk karena hari sudah gelap.

Gamma mengangguk kemudian segera masuk setelah mengucapkan terima kasih pada Alva. Setelah ini akan Gamma catat tanggal hari ini ke dalam list hari bahagianya.

Alva geleng-geleng melihat tingkah laku Gamma yang sangat ceria dan menggemaskan. Sudut bibirnya sedikit terangkat melihat gadis itu. Memorinya kembali berputar.

"Mirip banget sama Betha."

Alva menyalakan mesin motornya dan berniat segera pulang ke rumah. Masih ada beberapa laporan OSIS yang harus ia selesaikan terkait kegiatan pesta rakyat nanti.

"Lo serius sama Gamma?" Sebuah suara menginterupsi Alva.

Alva menoleh kemudian melepas helmnya, menatap serius seorang lelaki di samping motornya sekarang.

"Lo? Ngapain?" tanya Alva curiga kemudian berinisiatif turun dari motornya. Pikirannya mulai liar menganggap lelaki ini punya hubungan dengan Gamma tanpa sepengetahuannya.

Lelaki tadi tertawa meremehkan. "Lo serius sama Gamma?" dia mengulang pertanyaannya. Tidak menggubris pertanyaan Alva.

"Gue tahu caranya berterima kasih. Nggak lebih." Alva mencoba paham arah pembicaraan lawan bicaranya ini. Lelaki yang cerdik.

"Jangan main-main sama dia atau lo berhadapan sama gue. Delta." peringat laki-laki tadi tiba-tiba dengan penuh penekanan.

Alva mengangkat satu alisnya. "Lo suka sama Gamma?" pancing Alva menantang, "Maruk juga ya," gumamnya sebagai lanjutan. Mungkin pelan, tapi masih sedikit terdengar oleh Delta.

Delta tertawa meremehkan untuk kedua kalinya. "Hubungan gue sama Gamma nggak ada urusannya sama lo kalau lo nggak serius sama dia."

"Gue nggak suka cari masalah," tegas Alva berusaha sabar. Pikiran liarnya semakin menjadi mendengar pernyataan Delta tadi. Jika memang Delta punya hubungan spesial dengan Gamma, apa tujuannya mendekati Betha? Perempuan yang Alva sayang.

"Gue hanya memberi peringatan. Peringatan kedua dari gue sebaiknya lo cepat move on dari Betha. Jangan ganggu calon pacar gue lagi."

Alva menghela napasnya, rahangnya mulai mengeras. Dia hanya tidak suka disangkut pautkan dengan Betha. Apalagi hari ini mood-nya sedang sangat baik.

"Betha nggak merasa terganggu dengan keberadaan gue." Alva terkekeh kemudian tersenyum miring. "Bersaing secara sehat aja kalau lo memang nggak takut kalah saing sama mantannya Betha," ungkap Alva penuh penekanan pada dua kata terakhir. Perlu diingat, Alva memang dingin, tetapi akan selalu menang jika pasal sindir-menyindir.

Delta mengepalkan tangannya kemudian mendaratkannya dengan mulus di wajah Alva. Pasti merasa tersinggung dengan ucapan Alva barusan.

Alva meringis memegang pelipisnya yang sedikit membiru. Detik berikutnya ia tersenyum miring, melempar tatapan dingin pada Delta dengan emosi membara di hadapannya.

ALVABETHWhere stories live. Discover now