65 - PACARAN LAGI

583 108 50
                                    

ALVABETH BY VALENT JOSETA

Anyway, selamat membaca! 💜💜

Instagram : @valentj8 & @hf.creations

****

"Hei," sapa Alva ketika melihat Betha menuruni tangga rumahnya dengan langkah ceria.

Betha mendongak setelah menghentikan langkahnya kemudian tersenyum senang. "Hai!" sapanya balik, "Kok nggak telepon aku kalau kamu sudah sampai?"

"Tadi aku telepon, kok. Tapi, nggak kamu angkat. Aku pikir kamu masih mandi, jadi aku tunggu aja," jawab Alva santai. Mungkin ini salah satu kelebihan Alva sejak dulu. Lelaki itu tidak pernah mempermasalahkan jika saja Betha bersiap-siap lebih lama dari waktu yang mereka janjikan. Bahkan jika terlambatnya sampai dua puluh menit seperti sekarang.

Betha mengecek ponselnya. Benar, ada dua panggilan tidak terjawab dari Alva dan tiga pesan dari kontak yang sama. "Yah, maaf ya jadi lama nunggu aku," ucapnya sedikit merasa bersalah.

Alva menggeleng. "It's okay, Tha."

Betha melemparkan senyumnya lagi sebelum celingak-celinguk mencari seseorang. "Mama kemana, ya?" gumamnya bingung.

"Tante Kintara tadi mau ke toko besi dulu. Katanya keran di kamarnya bocor, jadi harus diganti."

"Oh gitu." Betha manggut-manggut lalu menuruni anak tangga terakhir. "Kita berangkat sekarang?"

Alva mengangguk sekali. "Boleh," jawabnya singkat sambil meraih kunci motor yang ia simpan di atas meja ruang tamu rumah Betha.

Tepat sebelum Betha menutup gerbang rumahnya, Mama Kintara datang sambil menenteng sebuah keresek hitam yang bisa dipastikan berisi keran baru. Betha membuka kembali gerbang rumahnya agar mamanya bisa masuk.

"Untung Alva sabar, loh, Tha." Mama Kintara geleng-geleng menatap putrinya.

Betha menunjukkan cengirannya dan kedua jarinya. "Iya, untung Alva sabar ya, Al?" balasnya melempar perkataan Mama Kintara pada Alva.

"Iya, pantesan Betha sayang," bisik Mama Kintara pada Betha. Entah, Alva mendengarnya juga atau tidak, tapi setiap ledekan sejenis ini Mama Kintara utarakan, Betha pasti kehilangan mood-nya.

"Betha sama Alva berangkat ya, Mah," ucapnya tak menghiraukan kalimat terakhir Mama Kintara kemudian menyalami mamanya.

Alva tersenyum canggung pada Mama Kintara dari atas motornya lalu ikut menyalaminya. "Pergi dulu ya, Tante. Mungkin sampai agak malam hari ini."

Mama Kintara tersenyum ramah dan mengangguk. "Titip ya, Al."

"Pasti, Tante." Alva mengangguk sekali lagi lalu menoleh pada Betha. "Yuk, naik?"

Betha mengangguk kemudian memaksakan senyumnya sambil melambaikan tangannya pada Mama Kintara. "Dadah, Mama!"

"Hati-hati, Al, Tha! Awas baper lagi!" Mama Kintara geleng-geleng sekali lagi sebelum benar-benar masuk ke dalam rumah setelah motor Alva menghilang di belokan.

****

"Bethaaaa!" Leo merangkul Betha tanpa perikemanusiaan kemudian mengacak rambut gadis itu dengan brutal sampai-sampai Betha sedikit kelimpungan. Untung saja tas kain berisi makanan yang ia bawa sudah dialihkan pada Alva.

"Heh, rangkul-rangkul cewek orang lo!" tegur Alva sinis.

"Dih, sirik aja lo!" Leo masih tidak mau melepaskan rangkulan minim perikemanusiaannya. "Kenapa sih sekarang jarang kumpul sama kita? Nggak seru tahu, nggak ada yang bisa gue isengin!" omel Leo. Ya, nyatanya sejak putus dengan Alva, Betha jadi sangat jarang berkumpul dengan Kevin dan Leo. Bahkan Leo lupa kapan terakhir kali dia usil pada Betha.

ALVABETHजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें