23 - BUNGA MAWAR

579 119 14
                                    

ALVABETH BY VALENT JOSETA

Instagram : @valentj8 & @hf.creations

****

"Nggak ada makanan banget, Bang?" tanya Gamma pada kakak tirinya yang sedari tadi tidak mau keluar kamar. Padahal Gamma tahu, pasti dia juga belum makan.

"Nggak ada, Bocil. Ada teknologi namanya pesan online," jawabnya enteng.

Gamma berdecak pelan. "Ih, iya deh Gamma pesan online. Abang nitip nggak?"

"Gue udah makan tadi," jawabnya lagi dari dalam kamar.

"Sama Kak –" ucapan Gamma yang menyelidik belum selesai, tetapi langsung disahut dengan nada sewot dari dalam kamar.

"Iya. Lo mau ngomporin gue, 'kan? Nanti aja, deh. Sana makan dulu!" serunya.

Gamma menggedikkan bahunya pasrah kemudian beranjak ke ruang tamu tempat ia meletakkan ponselnya tadi. Dia jadi bingung harus makan apa sekarang.

TOK... TOK...

Gamma menoleh ke arah pintu, mencoba menebak siapa yang mengetuk pintu rumahnya sore begini. Perasaan ia juga belum memesan makanan.

"Al, lo nggak apa-apa, kan? Kenapa nekat banget sih jadi orang? Lo pulang pakai apa jadinya? Kenapa nggak ngabarin gue waktu sampai di rumah?"

Gamma mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya mendengar pertanyaan beruntun dari Alva tepat saat ia membuka pintu. Ditambah lagi bahunya sedikit diguncang-guncang oleh Alva, membuat otaknya sulit mencerna kejadian saat ini. Sorot mata Alva begitu panik bercampur marah, tidak seperti biasanya.

Gamma lantas tersenyum canggung sambil menggaruk belakang kepalanya. "Aku nggak apa-apa. Lagian kenapa sih?" bingung Gamma, tidak paham dengan perubahan Alva. Tadi tidak mau diajak bicara, sekarang tiba-tiba rusuh bertanya.

Alva menahan napasnya kemudian memejamkan mata sejenak sebelum akhirnya mengelus rambut Gamma pelan. Secara tiba-tiba tentu saja.

"Maaf," lirih Alva lembut.

Gamma mengejapkan matanya sekali lagi. Jantung dan napasnya mulai menderu tak normal akibat perlakuan mendadak Alva. Dia tidak sedang bermimpi 'kan? Dia mau pesan makanan 'kan tadi?

"Kak Alva." Gamma menurunkan tangan Alva pelan, kemudian tersenyum manis. "Gamma beneran nggak apa-apa. Tadi pulang naik ojek. Gamma juga nggak marah kok sama Kakak," ujarnya hangat menjawab semua pertanyaan Alva.

Alva menghela napasnya lega sekaligus menyesal dan bingung. Terbuat dari apa Gamma ini?

"Kak Alva udah mau ngomong sama Gamma?" tanya Gamma polos.

Alva tersenyum miris. "Maaf, Al. Gue nggak maksud diemin lo," jawabnya pedih.

Gamma mengangguk ceria. "Iya, Gamma ngerti. Tadi cuma iseng aja. Ternyata Kak Alva masih mau cari Gamma," ujarnya polos.

Alva membelalakan matanya. Iseng macam apa yang membuat dirinya jadi panik seperti tadi? Alva kira Gamma benar-benar marah padanya.

ALVABETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang