21 - USAHA MOVE ON

623 122 27
                                    

ALVABETH BY VALENT JOSETA

Instagram : @valentj8@hf.creations

****

"Hm, dari rumah Gamma."

Betha membulatkan matanya hampir sempurna, napasnya mendadak sedikit tersenggal. Namun, dengan cepat ia berusaha kembali bersikap biasa saja. Bagaimana dirinya bisa lupa jika Alva memang berniat bertemu Gamma hari ini?

"Kamu..." Alva menjeda kalimatnya, "nggak marah, kan?" tanyanya lirih.

Betha menatap lurus ke depan, tidak berani menatap Alva secara langsung. "Nggak lah. Kenapa juga harus marah," jawabnya sedikit tersenggal-senggal.

Alva tersenyum kecut. "Cuma ke pantai, kok."

"Oh." Betha memalingkan wajahnya, mencegah Alva melihat matanya yang mulai berkaca-kaca. "Nggak nanya sih," ucapnya pelan. Benar-benar pelan.

Alva menatap Betha sendu. Dia tak terbiasa berbohong pada Betha, orang yang ia sayang. Tapi, dia tahu benar jika Betha akan marah jika mengetahui cerita yang sebenarnya. Posisinya benar-benar serba salah.

"Aku..." Alva memecah keheningan di antara keduanya setelah lima menit. Betha menoleh, menatap Alva dengan tatapan sulit tertebak, menunggu lelaki itu melanjutkan kalimatnya. "Pulang, ya?" ujar Alva meminta persetujuan Betha.

Betha tersenyum paksa. "Iya," jawabnya.

Alva mengangguk kemudian berdiri, disusul dengan Betha. Kaki Alva sedikit terkilir saat jatuh tadi, tidak parah, tapi lumayan sakit ketika berubah posisi, dari duduk ke berdiri misalnya.

"Kaki kamu nggak apa-apa?" tanya Betha ragu setelah melihat Alva sedikit meringis ketika berdiri.

Alva tersenyum. "Nggak apa-apa. Udah nggak perlu khawatir. Salam sama om dan tante, ya."

Betha tersenyum, menghela napasnya, kemudian mengambil jaket dan kunci motor milik Alva kemudian menyerahkannya pada Alva.

"Pulangnya hati-hati," pesan Betha setelah Alva siap dengan motornya depan gerbang. Jujur, Betha masih sangat khawatir dengan keadaan Alva. Sayangnya, mood-nya sudah tidak baik.

"Kamu masuk dulu, baru aku pergi," ujar Alva diiringi senyum manisnya. Membuat Betha harus berusaha menahan senyumnya.

Betha mengangguk kemudian masuk dan menutup gerbang rumahnya. Ia masih menatap Alva dengan tatapan sendu dari sela-sela gerbang, menunggu lelaki itu benar-benar pergi. Keduanya pasti belum ingin berpisah.

Alva tersenyum manis untuk terakhir kalinya hari ini lalu balik menatap Betha lekat. Sungguh, perasaan Betha bisa semakin campur aduk jika terus melihat Alva tersenyum seperti ini.

"Selamat tidur, Bethanny Alvirena."

****

Betha menjatuhkan dirinya tepat di samping tempat tidur, menjadikan kasurnya sebagai sandaran. Gadis itu memeluk lututnya dan membenamkan wajahnya beberapa saat di antara kaki dan tubuhnya. Harusnya Betha senang setelah bertemu Alva, tapi kenapa energinya seolah terkuras habis?

ALVABETHWhere stories live. Discover now