28 - OMEGA

520 110 37
                                    

ALVABETH BY VALENT JOSETA

Siap-siap sedikit sport jantung hari ini ya. Happy reading!

Instagram : @valentj8 & @hf.creations

**** 

"Gue mau minta maaf." Suara bariton yang menyusul tepukan di bahu Gamma membuat gadis itu dan lelaki di sebelahnya spontan menoleh.

Gamma mengangkat satu alisnya tanda tak mengerti. "Maaf kenapa?" tanyanya polos.

"Soal kejadian di lapangan tadi. Gue nggak maksud ngapa-ngapain," jawab lelaki tadi dingin. Tak menampangkan rasa bersalah sedikit pun. "Lo maafin gue, hukuman gue didiskon lima puluh persen, dan urusan kita selesai."

Gamma berdiri kemudian menoleh ke arah belakang lelaki itu. Di belakang ada Bu Desy tengah menyilangkan tangannya, mengawasi pergerakan laki-laki itu.

"Aku udah maafin. Lagian aku nggak kenapa-napa, 'kan. Santai aja. Maaf ya, tadi teman aku mungkin emosi," ucapnya ramah membuat Alva yang sedari tadi hanya mengamati keduanya spontan mengerutkan kening. Gamma ini memang pemaaf atau terlalu polos?

Lelaki tadi juga tampak terkejut, tetapi tatapannya berubah teduh pada Gamma. Detik berikutnya dia tersenyum ramah dan mengulurkan tangannya.

"Omega."

Gamma tersenyum lagi dan tanpa ragu menyambut uluran tangan Omega. "Althea Gamma," balasnya memperkenalkan diri.

"Dipanggilnya?" tanya Omega.

"Gamma aja," jawab Gamma tanpa menghilangkan senyumnya.

Alva kembali memetik gitarnya memilih untuk tak acuh. Petikan gitarnya mengalihkan fokus Omega yang masih mengamati wajah manis Gamma.

Omega melirik Alva sebentar. "Pacar?" tanyanya yang spontan membuat Alva menoleh.

Gamma tersenyum canggung. "Bukan, kok. Cuma–" perkataan Gamma terpotong oleh sahutan Alva.

"Kalau udah selesai, sepertinya lo ditunggu Bu Desy." Alva mengarahkan dagunya menuju tempat Bu Desy berdiri, mengingatkan lelaki itu bahwa masih ada hukuman yang harus dia selesaikan.

Lelaki tadi tertawa meremehkan. "Siap, Ketua OSIS-ku," jawabnya dengan nada yang dibuat-buat rendah. Dia kemudian beralih ke Gamma dan kembali tersenyum ramah. "Duluan, ya, Gamma. Makasih kerja samanya."

Gamma masih tersenyum ramah menatap punggung Omega yang mulai menjauh. Setelah memastikan Omega kembali bersama Bu Desy, gadis itu baru duduk lagi di sebelah Alva. Alva yang masih sibuk memetik gitar dan sepertinya belum ada niat untuk bergerak dari sana.

"Kenapa lo jadi ikut minta maaf, sih?" tanya Alva spontan setelah kepergian Omega. Dari nadanya saja Gamma bisa tahu kalau Alva tidak suka dengan tindakannya barusan.

"Karena minta maaf tidak membuat harga diri kita jadi rendah," jawab Gamma tanpa beban.

Alva melirik sinis Gamma. "Nggak semua hal di dunia ini harus lo maklumi," tajam Alva.

"Tapi, semua hal di dunia ini nggak dalam kendali kita. Memaklumi adalah salah satu cara untuk berdamai dengan keadaan," tangkas Gamma yakin dan langsung membungkam Alva.

"Lo diapain sama dia?" tanya Alva akhirnya mengalah. Dia memang sempat bertanya ini saat pertama bertemu Gamma tadi, tetapi Gamma menolak cerita sebelum Alva menyelesaikan tugas OSIS-nya terlebih dahulu.

ALVABETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang