45 - BEBAN BETHA

600 123 40
                                    

ALVABETH BY VALENT JOSETA

Aku waktu nulis ini aja oleng sama Delta, yakali kalian ngga! 😌😝

Happy reading!

Instagram : @valentj8 & @hf.creations

****

Betha turun dari motor Alva, melepaskan helmnya, dan menyimpannya di bagian belakang motor Alva seperti kebiasaannya. "Makasih, ya, Al," ucap Betha dengan senyum cerahnya. Kondisi sekolah yang masih sepi membuat Betha sedikit merasa lebih aman untuk berinteraksi sedekat ini dengan Alva. Setidaknya dia terhindar dari tatapan sinis yang selalu mengitarinya.

Alva melepaskan dan memutar kunci motor di jari telunjuknya sekali lalu menoleh untuk membalas senyum Betha. "Aku yang seharusnya makasih," balas Alva santai. Tangannya kemudian bergerak membenarkan rambut Betha yang sedikit berantakan.

"Kak Alva!" seruan seorang gadis menghentikan gerakan tangan Alva. Sontak Alva dan Betha sama-sama menoleh, suara yang tidak asing.

Gadis tadi bergegas mendekat dengan langkah semangat. "Hai, Kak Betha," sapanya ceria.

Betha tersenyum canggung. "Hai, Gamma," sapanya balik. Setelahnya Betha sempatkan melirik Alva yang tampak sedikit tidak tenang sekarang. Jujur, Betha dapat menangkap sorot mata yang berbeda dari Gamma saat ini, walaupun nada sapaannya tetap terdengar ceria seperti biasanya. Betha yakini gadis itu sempat melihat interaksi antara mereka tadi.

Gamma mengikuti arah lirikan Betha. Dia lalu inisiatif mengetuk lengan Alva dengan ujung jarinya beberapa kali. "Katanya masih pagi nggak boleh bengong, nanti rezekinya dipatok ayam," bisik Gamma nyeleneh.

Baiklah, Alva harus ingat tentang keseriusannya. Alva menghela napasnya pelan lalu tersenyum tenang menatap Gamma. "Jadi, lebih baik gue ngapain?"

Gamma mengangkat kedua bahunya. "Membalas sapaan pacarnya mungkin."

"Selamat pagi, Althea," ucap Alva lembut membuat Gamma sedikit salah tingkah. Pipinya pasti tengah memerah sekarang.

"Katanya masih pagi nggak baik ngebucin, nanti ada yang iri." Seseorang tiba-tiba menimpali percakapan Alva dan Gamma. Tanpa segan orang itu juga merangkul Gamma akrab. Siapa lagi jika bukan sang Abang tercinta!

Alva yang terlebih dahulu menyadari keadaan langsung menepis tangan Delta. "Jangan pegang-pegang cewek gue lo!" ancamnya pura-pura serius lalu menggeser tubuh Gamma menjauh.

Betha yang sedari tadi hanya bisa menatap bingung tak bisa menahan untuk tidak terkekeh. "Hai," sapa Betha senang. Dia melayangkan tos untuk lelaki yang berhasil mewakili isi hatinya. Setidaknya, dengan kehadiran Dleta, dirinya tak perlu terlalu terlihat seperti mantan yang menyedihkan. Walaupun memang begitu.

Delta membalas tos dari Betha dengan senyum manisnya. "Hai," balasnya. Detik berikutnya Delta mengangkat satu alisnya. "Kok bisa datang bareng?" Delta menuntut penjelasan sambil menunjuk Alva dan Betha bergantian.

"Kok lo tahu gue datang bareng Betha?" Bukannya menjawab, Alva malah bertanya balik dengan santainya.

Betha berdecak. Alva mengundang keributan saja pagi-pagi. Dia menarik napasnya kemudian menahannya sebentar. "Gue tadi ke rumah Alva untuk kasih oleh-oleh dari Papa," jelas Betha singkat.

"Oke," tanggap Delta pasrah tak ingin memperpanjang. Suasana hati Betha terlihat sedang baik pagi ini, dia harus membuatnya tetap begitu. Biarlah dia yang menelan rasa cemburunya sendiri.

ALVABETHWhere stories live. Discover now