73 - NEXT LEVEL

477 123 57
                                    

ALVABETH BY VALENT JOSETA

HAIII!

Maaf lama banget updatenyaa :')

Sebagai permintaan maaf, part hari ini ringan" dulu deh yaa, jangan emosi" mulu ya 😆😆

Selamat membaca! 💜

Instagram : @valentj8 & @hf.creations

***

"Pulangnya nanti bareng Alva, 'kan?" Delta menyisir rambutnya sambil bercermin di spion motornya sebelum akhirnya benda itu tertutup oleh helm yang dia simpan.

Gamma menguncir rambutnya asal lalu mengangguk. "Abang ada latihan?"

Delta menggeleng. "Ada janji sama Betha," jawabnya seraya menunjukkan cengiran tanpa dosanya.

Gamma menggeleng maklum. "Ayo masuk, katanya mau cari daftar kelas dulu."

"Gamma, Delta!"

Seruan dari arah gerbang sekolah membuat kakak beradik itu spontan menoleh. Seorang gadis dengan langkah ceria yang cepat menghampiri tempat mereka berpijak. Siapa lagi kalau bukan Betha.

"Hai," sapa Betha ceria.

"Semangat amat," komentar Delta sambil terkekeh kecil.

"Hai, Kak," sapa Gamma balik, membalas senyum cerah Betha.

Betha mengeluarkan sebuah buku daru tasnya kemudian menyerahkannya pada Gamma. "Ini novel lo yang kemarin gue pinjam. Makasih, ya."

Gamma menerima novel bersampul biru itu. "Sama-sama, Kak. Suka nggak? Bagus nggak?"

Betha mengangguk. "Banget. Gue suka banget alurnya. Nggak datar, bikin mikir, dan bikin gue pengen cari novel genre misteri lebih banyak," cerocos gadis itu antusias.

"Iya, 'kan! Ini salah satu novel misteri terbaik sepanjang Gamma baca novel."

"Masih lama nggak nih bahas novelnya? Gue masih harus cari nama gue di papan pengumuman." Delta berdehem sekali setelahnya.

Betha menoleh menatap Delta lalu terkekeh. "Sekelas sama gue, Ta," balasnya asal.

"Tha, itulah kenapa membumi tetap penting."

Gamma geleng-geleng maklum sekali lagi. "Ayo, Gamma juga harus cari kelas." Gadis itu kemudian melangkah mendahului Betha dan Delta.

Mereka sampai di depan papan pengumuman lantai satu yang cukup ramai oleh siswa dari tiga angkatan. Gamma menarik lengan Delta yang baru saja akan menembus kerumunan. "Bang," panggilnya.

Delta menoleh. "Apa?"

"Nama Gamma sekalian, dong." Gamma menampilkan deretan giginya hingga matanya menyipit.

Delta mengacak rambut adiknya. "Iya, Bawel," ledeknya lalu menjulurkan lidah.

"Terima kasih," ucap Gamma ceria. "Ayo, Kak Betha tunggu bareng Gamma." Gadis itu menarik Betha menjauh dari papan pengumuman.

Gamma dan Betha menunggu dekat pilar tak jauh dari papan pengumuman. Betha sibuk memainkan ponselnya, sedangkan Gamma lebih senang memerhatikan kesibukan di lorong sekolah yang sudah dua minggu tidak ada di depan matanya.

Betha baru beberapa saat menyandarkan punggungnya ke pilar saat Gamma mendadak menabraknya dengan kasar dari samping. Spontan Betha terperanjat. Pertama, ponselnya hampir jatuh. Kedua, Gamma tabrakannya memang lumayan keras.

ALVABETHWhere stories live. Discover now