42 - RUMAH ALVA

562 112 132
                                    

ALVABETH BY VALENT JOSETA

Heyoo kawan-kawan! Apa kabar ?

Siap baper liat Alva-Betha hari ini ?

Happy reading!

Instagram : @valentj8 & @hf.creations

****

Tidak terjadi percakapan lagi setelah Betha memberi tahu Bunda Nadia bahwa Gamma adalah pacar barunya Alva. Dapat Betha tangkap Bunda Nadia cukup terkejut dan butuh waktu untuk mencerna ini. Alva bukan tipe lelaki yang tertutup tentang perempuan yang dia sukai, mungkin Bunda Nadia hanya bingung kenapa Alva belum juga cerita tentang Gamma. Bunda Nadia melenggang ke dapur untuk membuat minuman setelah mengatakan bahwa Betha dan Gamma bisa langsung ke kamar Alva jika ingin menemui lelaki itu.

"Mau ke kamar Alva?" tawar Betha setelah lima menit hanya saling diam dengan Gamma.

"Kayaknya tunggu Tante Nadia dulu deh, Kak. Nggak enak 'kan kalau main tinggal, padahal lagi dibuatin minum," jawab Gamma ragu, "Eh, tapi kalau Kak Betha mau ke kamar Kak Alva duluan nggak apa-apa," sanggahnya cepat.

Betha bergumam. "Ada yang mau gue omongin sama Alva. Nggak apa-apa gue duluan?" tanya Betha jadi merasa tidak enak. Gamma 'kan pacarnya Alva, kenapa malah dia yang bertemu Alva duluan?

Gamma mengembangkan senyumnya kemudian mengangguk. "Santai aja, Kak. Nanti Gamma kesana kalau Tante Nadia udah selesai," jawabnya santai.

Dengan sedikit berat hati Betha melangkah ke kamar Alva setelah dipaksa oleh Gamma. Alibinya Gamma tidak ingin mengganggu dan tidak mau tahu topik pembicaraan antara Alva dan Betha. Padahal, Gamma tidak nyaman saja jika melihat interaksi antara Alva dan Betha yang selalu manis.

Betha membuka pintu kamar Alva dengan hati-hati lalu menutupnya kembali setelah beberapa kali mengetuk dan tidak ada sahutan. Benar dugaan Betha, Alva sedang tidur. Wajah lelaki itu tampak pucat dan rambutnya berantakan.

Gadis itu mendekat lalu berjongkok di samping tempat tidur Alva. Dia mengamati wajah lelaki di hadapannya kemudian terkekeh sendiri. Betha mengacungkan jari telunjuknya kemudian mendorong pipi Alva pelan. "Alva," panggilnya berbisik.

Tanpa perlu waktu lama, Alva mengerjapkan matanya sambil mengubah posisi tubuhnya jadi menghadap langit-langit kamar. "Gimana rapatnya, Tha?" tanya Alva spontan masih dengan mata tertutup.

Betha tertawa. Sempat-sempatnya Alva menanyakan hasil rapat, padahal dia baru saja bangun. "Ngigo ya kamu? Mimpiin apa tadi?" tuduh Betha sengaja.

Alva masih enggan membuka mata, tetapi senyumnya seketika mengembang. "Beneran ditengokin ternyata," godanya iseng.

Betha berdecak kemudian tersenyum malu. Jujur, Betha juga harus mempertanyakan kenapa dirinya dengan mudah membuat keputusan untuk pergi ke rumah Alva saat pulang sekolah.

"Aku mau ngomong," ucap Betha agar Alva mau bangun dari tempat tidurnya. Dia pun mengubah posisinya menjadi berdiri kembali.

"Ngomong apa?" Alva mengubah posisinya lagi memunggungi Betha.

"Bangun dulu," pinta Betha.

Alva menarik selimutnya hingga menutupi lehernya. "Aku dengar kok," katanya santai.

ALVABETHWo Geschichten leben. Entdecke jetzt