Pt. 3| Four Years Later..

934 71 0
                                    

4 years later .....

Tubuh wanita itu tampak menggeliat diatas ranjang yang ditutupi selimut. Ia bisa merasakan beberapa bagian ditubuhnya terasa sakit dan linu. Suara derap langkah sepatu mendekat membuatnya tersadar. Hazel terduduk diatas ranjang seraya melilitkan selimut ditubuhnya yang saat ini tanpa pakaian.

"I have to go . . aku akan ada rapat hari ini dan ingat Hazel!! . . berhenti mengatakan segala hal tentang kita pada ibumu atau kau akan tau resikonya,kau mengerti kan?" nada ancaman dari pria itu membuat Hazel menatapnya tajam. Hazel sendiri sama sekali tak menggubris ucapan pria yang saat ini berdiri didepannya,ia malah menoleh ke arah jendela.

"Answer me Hazel !!!!!" bentak pria itu yang tidak lain adalah kekasih Hazel,mendekat pada Hazel dan meraih kasar dagunya agar menatap padanya. Kepala Hazel pun mendongak,matanya menatap manik mata yang penuh intimidasi itu tanpa rasa takut.

"Aku mengerti Scott . . please,just stop Scott---you're hurting me," ucap Hazel seraya memohon saat ia merasakan cengkraman Scott semakin kencang...tak lama Scott tersenyum miring lalu mencium sekilas bibir Hazel.

"Bagus kalau begitu . . aku pergi,see you soon Hazel" Scott melepaskan cengkraman didagu Hazel dan merapikan kembali jas yang dipakainya seraya pergi meninggalkan wanita itu sendiri dikamar.

Hazel tak ingin menangis. Ia hanya perlu bertahan untuk menghadapi sikap kekasihnya yang selalu kasar. Hazel bisa saja menelpon polisi dan memenjarakan Scott dengan tuduhan kekerasan,tapi ia tidak bisa karena Scott selalu mengancam hidup orang-orang yang berada disekelilingnya termasuk kedua orangtuanya di New Jersey.

Sudah hampir dua tahun ia berhubungan dengan Scott Mauller ya ng merupakan seorang pebisnis milyuner dari Seattle. Saat ini pria itu sedang mengurusi cabang perusahaannya di pusat kota Manhattan. Jika kalian bertanya,Apa Hazel dan Scott tinggal bersama? Jawabannya tidak. Hazel tinggal disebuah apartment sederhana yang ia sewa dipinggiran kota Manhattan. Sedangkan Scott dia lebih sering tinggal dipenthouse atau hotel karena pria itu gila bekerja dan jarang bertemu Hazel. Ia tidak terlalu sering menginap di apartment Hazel tapi pria itu memiliki banyak mata untuk mengawasinya.
Hazel ingin lepas dari Scott tapi ia tahu hal itu akan sangat sulit mengingat kekasihnya itu memiliki sifat selayaknya seorang psycho dan Hazel benar-benar harus bersabar hingga suatu saat nanti ia bisa benar-benar bisa lepas dari Scott.

Hazel beranjak dari ranjang menuju bathroom. Ia menatap wajahnya didepan wastafel. Sangat kacau. Beberap kissmark Scott dilehernya terlihat cukup jelas. Dan memar baru ditangan kanannya membuat Hazel meringis saat memar itu disentuh. Tampak tak lagi perduli dengan keadaan tubuhnya Hazel kemudian membersihkan dirinya diatas guyuran shower.

~~~~

"Halo? . . Ah ya Sara,aku lupa. . aku akan segera kesana,okay bye" setelah rapi berpakaian,Hazel meraih tas dan kunci mobilnya bergegas menuju tempat kerjanya.

Mobilnya melaju menuju pusat kota Manhattan. Dalam perjalanan Hazel menyalakan musik melalui ponselnya. Saat berada dilampu merah,ia ikut bernyanyi dan sedikit menari dibalik kemudi. Ia tidak peduli apabila ada orang lain yang melihatnya.

I do my hair toss
Check my nails
Baby how you feelin'?
Feeling good as hell
Hair toss
Check my nails
Baby how you feelin'?
Feeling good as hell

Woo child, tired of the bullshit
Go on dust your shoulders off, keep it moving
Yes Lord, tryna get some new shit
In there, swimwear, going to the pool shit
Come now, come dry your eyes
You know you a star, you can touch the sky
I know that it's hard but you have to try
If you need advice, let me simplify

A Perfect PictureWhere stories live. Discover now