Pt.15| Broke up,

627 46 0
                                    

*maaf kalau ada typo bertebaran,gak sempet diedit hehehe*

Happy Reading

•••••

Hazel POV

Pandanganku menatap lurus pada layar tv,sekilas aku mengingat tentang kejadian kemarin. Jimmy,pria itu termasuk orang yang sangat ku hindari. Pria yang menjadi orang terpercaya Scott itu sangat licik dan bahkan sama gilanya dengan tuannya.  Sudah dua kali aku mengalami hal yang sama seperti ini. Dan aku sangat bersyukur karena aku tidak menyangka Dave menolongku semalam. Ia bahkan memanggil tukang untuk memperbaiki pintu apartmentku yang rusak dan juga mengirim dua pengawalnya untuk berjaga diluar gedung apartmentku.

Bahkan dua jam yang lalu Jennie datang karena mendapat kabar dari Dave mengenai hal yang terjadi padaku. . Dave pria yang baik,hanya saja ia sedikit dingin dan kaku terhadaap beberapa orang. Aku benar-benar berterima kasih padanya .

Aku langsung meraih ponselku diatas meja,lalu aku mengetikan sebuah pesan untuk Dave. .aku terlalu canggung untuk menelponnya. Setelah itu aku beranjak dari sofa menuju dapur untuk membuat teh hangat. Well,aku tidak akan bekerja dua hari ini karena ternyata pemilik toko roti tempatku bekerja memberiku libur extra. .

Saat sedang membuat teh, terdengar suara ketukan dipintu apartmentku . .aku pun berjalan mendekati pintu,namun aku tidak langsung membukanya. . karena aku sedikit trauma mengenai kejadian semalam. Mataku melihat dari lubang pintu. Ternyata seorang kurir yang membawa sebuah amplop besar ditangannya. Perlahan aku mengaitkan kunci ganda dipintu yang membuatnya terbuka sedikit. Aku menatap kurir pria itu.

"Ms. Burkins? . ." tanyanya.

"Iya betul,aku tidak memesan apapun.." ucapku kemudian,dengan terus menatap waspada kurir itu dan barang yang dipegangnya.

"Ada kiriman untuk anda dari New Jersey, boleh minta tanda tangannya nona" ucapnya seraya menyerahkan sebuah kertas untuk kutanda tangani.

"Baiklah,terima kasih nona saya permisi . ." kurir itu pun memberikan amplop itu padaku lalu ia pamit meninggalkan apartmentku.

Aku kembali menutup pintu dan menguncinya. Lalu berjalan menuju sofa seraya menatap bingung pada amplop yang kupegang. .apa ini dari mom and dad?.
Tanpa pikir panjang aku membuka amplop itu. Dan....

Aku terkejut dengan apa yang kulihat dan kupegang saat ini. Lembaran foto yang berisikan gambar kemesraan dan aktivitas intim antara pria dan wanita disuatu tempat. Pria yang sangat aku kenal. Pria yang menjadi alasanku ingin segera mencari kebebasan dan kebahagian. . foto Scott tengah berciuman disalah satu restoran dengan seorang wanita yang tidak aku kenal. . di foto lain mereka tengah bercinta disuatu kamar. Dan foto selebihnya tidak jauh berbeda.

Entah kenapa aku merasakan debaran jantungku kian cepat. .aku merasa dikhianti kali ini dan mungkin ini akan menjadi alasan terbaikku untuk lepas dari pria gila seperti Scott. Bulir air mata keluar begitu saja saat merasakan rasa sakit didalam dadaku. . aku ingat saat dimana beberapa hari lalu aku memakaikan pria itu dasi dan melihat kissing mark dilehernya,dan aku tersenyum miris menatap kenyataan yang sebenarnya sudah bisa kutebak. .

Tak lama kemudian ponselku berdering dan menampilkan nama Scott disana. Dengan cepat aku menghapus air mataku dan mengangkat panggilan itu.

Seolah tanpa sapaan sama sekali,suara berat pria diujung telpon itu langsung mendikteku.
"Jangan main-main denganku Hazel! . .aku memintamu untuk menjauhi Dave dan pria manapun itu,jangan membuatku melakukan hal yang tidak akan kau sukai. ." rentetan ucapan Scott membuatku mencoba lebih bersabar.

A Perfect PictureWhere stories live. Discover now